Jatuh Dalam Dosa, Bukan Berarti Harus Tinggalkan Tuhan!
Sumber: Infopromosi.com

Kata Alkitab / 15 August 2019

Kalangan Sendiri

Jatuh Dalam Dosa, Bukan Berarti Harus Tinggalkan Tuhan!

Lori Official Writer
8686

Setiap kita pasti pernah berbuat dosa. Tapi uniknya, ada beberapa dari kita yang bahkan tidak merasa melakukan dosa dan beberapa lainnya merasa tak pantas untuk diampuni.

Dalam kejatuhan ini, muncul sekelebat rasa yang tak enak, rasa bersalah, kecewa dan menyesal bercampur menjadi satu.

Ada kalanya kita bahkan berpikir, dosa yang kita lakukan tak pantas diampuni. Sehingga kita memilih untuk meninggalkan Tuhan.

Artikel ini berusaha untuk mengingatkan kita tentang kenyataan akan rentannya manusia jatuh dalam dosa dan kenyataan bahwa Tuhan menyediakan pengampunan atas dosa-dosa kita. Bukan berarti pengampunan itu menjadi gampangan, tapi mari meresponinya dengan menyadari harga mahal yang harus dibayarkan untuk memberikan pengampunan tersebut.

Apa Itu Dosa?

Seorang penulis bernama Ernest Hemingway pernah berkata bahwa kalau sesuatu itu bermoral, kamu akan merasa baik sesudahnya. Tapi kalau tidak bermoral, kamu akan merasa buruk sesudahnya.

Itulah pandangan umum tentang dosa dan banyak yang menganut pandangan itu.

Sayangnya itu bukan pernyataan firman Tuhan. Alkitab berkata bahwa dosa adalah sikap menginginkan kemauan sendiri, bukan kemauan Tuhan.

Bagaimana Pandangan tuhan Terhadap Dosa?

Bagi Tuhan, dosa adalah sebuah tindakan yang tak bisa ditolerir.

“Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman.” (Habakuk 1: 13a)

“Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.” (1 Yohanes 1: 5b)

Sebagian dari kita mungkin menganggap dosa sepele karena mengingat pengorbanan Yesus di kayu salib. Lalu kita mulai berpikir, ‘Kenapa harus mencemaskan dosa yang kamu buat bukankah Yesus sudah menebusnya?’ Bisa jadi pola pikirmu tentang dosa sedikit keliru karena menganggap dosa hanya seperti sebuah kesalahan kecil dalam hidup.

Tuhan sama menganggap dosa sebagai hal yang serius. Karena satu dosa lah, Adam dan Hawa diasingkan dari Taman Eden. Karena dosalah, Allah membawa banjir besar atas dunia dan membunuh seluruh manusia dan makhluk yang hidup. Dia juga melemparkan api atas kota Sodom dan Gomora karena tindakan mereka yang tak beradab. Karena dosa, bangsa Israel harus mengarungi padang gurun selama 40 tahun.

Tuhan membenci dosa. Sementara kita merasa dosa itu hal yang biasa karena itulah kita cenderung terus menerus melakukannya.

Seperti Adam dan Hawa, kita berpikir kalau kita tahu ada dosa tapi sebenarnya tidak bisa terhindar darinya. Kita tak akan bisa seperti Tuhan, yang tahu dengan detail dimana kejahatan terjadi. Tapi Dia tetap tak menyerah dengan segala ulah kejahatan. Bukan seperti kita, yang justru kerap terjebak dengan perangkapnya.

Dosa Menimbulkan Duka

Setiap orang yang sudah didiami Roh Allah akan merasa bersalah ketika berbuat dosa. Roh Tuhan akan merasa sedih dengan setiap tindakan kita. Tapi hal itu tidak serta merta membuat Tuhan lepas tangan atas hidupmu.

Sekalipun kita jatuh dalam dosa, Tuhan sama sekali tidak membenci kita. KasihNya tak akan berubah.

Meskipun di satu sisi, kita gak bisa menyangkali kalau dosa yang kita lakukan telah mendukakan Roh Kudus.

“Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.” (Efesus 4: 30)

Untuk memahami bagaimana dosa menjeratmu, mari melihat perbedaan antara hubunganmu dengan Tuhan dan persekutuanmu dengan Tuhan.

Hubungan Dengan Tuhan

- Dimulai sejak kita menerima Yesus sebagai Juru Slamat (Yohanes 1: 12)

- Kekal (1 Petrus 1: 3,4)

- Dipelihara hanya oleh Tuhan (Yohanes 10: 27-29)

- Tidak pernah berubah (Ibrani 13:5)

Persekutuan dengan Tuhan

- Dimulai sejak menerima Yesus sebagai Juru Slamat (Kolose 2: 6)

- Bisa Dihalangi (Mazmur 32: 3-5)

- Dibangun hanya oleh diri kita sendiri (1 Yohanes 1: 9)

- Berubah saat kita mulai berbuat dosa (Mazmur 66: 18)

Dosa sama sekali tidak mempengaruhi hubungan kekal kita dengan Tuhan. Kristus mati untuk semua dosa kita – dulu, sekarang dan selamanya. Karena iman kepada Yesus, dosa kita sepenuhnya diampuni.

Tapi dosa bisa mempengaruhi persekutuan kita dengan Tuhan. Dalam artian, hubungan kita secara duniawi menjadi terganggu. Dosa mempengaruhi komunikasi kita dengan Tuhan dan tujuan kita untuk melakukan kehendak-Nya. Dosa menumpulkan pikiran dan tindakan yang harusnya kita lakukan untuk Tuhan.

“Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. Sela Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela” (Mazmur 32: 3-5)

Inilah respon yang benar terhadap dosa. Kita tak perlu menyangkali dosa. Kita harus mengakuinya.

Baca Juga:

Bencilah Dosanya, Bukan Pendosanya

Ini Pentingnya Pengakuan Dosa di Momen Prapaskah

Mengaku Dosa dan Bertobat

Tak ada manusia yang benar-benar suci tanpa dosa. Karena kita akan selalu dicobai sepanjang hidup kita oleh keinginan-keinginan hati dan tawaran dunia.

Karena itulah kita perlu bertobat setiap hari. Proses pertobatan inilah yang akan membuat kita menghargai kasih Tuhan.

Apa arti mengaku dosa dan bertobat? Pertama, pengakuan dosa berarti setuju dengan Tuhan. Dia sudah tahu kita berdosa sebelum kita mengakuinya.

“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1: 9)

Pengakuan berarti dengan bebas mengakui dosa kita dan menerima sikap Allah atas dosa kita.

Pengakuan bukan berarti memohon ampun kepada Tuhan. Kristus sudah membayar hukuman untuk dosa kita, dan pengampunan Tuhan tersedia secara otomatis ketika kita mengaku. Alasan kenapa Tuhan menyediakan pengampunan adalah karena kematian Yesus di kayu salib, bukan karena kekuatan atau kerendahan hatimu mengakui dosa di hadapanNya.

Sementara pertobata berarti mengubah tindakan kita atas dosa yang kita lakukan. Itu melibatkan persetujuan Tuhan bahwa kita salah dan kita tidak ingin terus melakukan dosa yang sama.

Dosa akan selalu mencobai kita selama hidup. Yesus sendiri mengalaminya. Tapi Dia sama sekali tidak menyerah pada cobaan itu. Karena itu kalau kamu tergoda dan berbuat dosa, jangan menghukum dirimu sendiri.

Kita diberi pilihan untuk menghindari pikiran-pikiran yang menggoda dan kita bisa meminta kekuatan dari Tuhan untuk mampu menghindarinya.

Jangan merasa bersalah karena dicobai. Saat kamu berada dalam kondisi ini, bacalah ayat-ayat berikut: 1 Korintus 10: 13, Roma 8: 1-2 dan Ibrani 10: 17.

Sumber : Charles Swindoll | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami