Bisakah Teknologi Jadi Ancaman Bagi Kekristenan? Ini Jawabannya…
Sumber: https://startupnation.com/wp-content/upl

Finance / 15 August 2019

Kalangan Sendiri

Bisakah Teknologi Jadi Ancaman Bagi Kekristenan? Ini Jawabannya…

Lori Official Writer
5280

Sadar atau gak, kita sedang menghadapi masa dimana teknologi terus berkembang dengan sangat cepat dan canggih.

Contoh nyatanya, kita sudah mulai menyaksikan bagaimana teknologi bisa melacak keberadaan, identitas dan kehidupan seseorang hanya lewat internet. Belum lagi munculnya beragam applikasi canggih seperti smartphone, algoritma, konektivitas dengan kecepatan tak terjangkau, munculnya virtual reality, artificial intelligence (AI) yang akan dipakai menggantikan manusia, sistem robotic, nanoteknologi, sensor sebagainya.

Perubahan ini benar-benar nyata! Karena itu penting buat kita untuk peduli dengan kehadiran teknologi saat ini.

Pelan tapi pasti

Penemuan-penemuan teknologi saat ini memang belum pernah ada dan baru dialami untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia.

Setiap kemajuan teknologi tentu saja bertujuan untuk menciptakan dan membuka peluang bisnis yang lebih besar. Tapi dampak buruk jangka panjangnya adalah akan terjadi destruksi besar-besaran bagi kehidupan manusia.

Selalu waspada

Selain peka terhadap perubahan besar-besaran ini, orang Kristen butuh berhati-hati untuk menerima semua teknologi yang ada. Belajarlah untuk lebih kritis dan cermat dalam menerima atau bahkan menggunakan teknologi yang ada supaya kita tidak membiarkan diri kita terbawa di tengah gelombang kemajuan.

Seperti contoh, dalam kekristenan tentu saja praktik kloning adalah praktik yang dilarang. Karena kekristenan menjunjung tinggi karya penciptaan melalui pernikahan antara pria dan wanita.

Perlu diingat, teknologi adalah pedang bermata dua. Bisa untuk tujuan baik tapi juga bisa dimanfaatkan untuk kejahatan. Karena itulah kekristenan gak seharusnya menolak teknologi. Namun harus memandang kegunaannya dari sudut pandang Tuhan.

Kita harus tahu bahwa Tuhan sendirilah yang memberikan kemampuan kepada manusia untuk menciptakan teknologi (Kejadian 1: 27-28).

Adapun teknologi ciptaan manusia ini dibuat sebagai cara untuk menjalankan mandat yang disampaikan Tuhan yaitu untuk menaklukkan bumi dan menguasai dunia atas ciptaannya. Ilmu pengetahuan adalah upaya manusia untuk mengamati, memahami, dan menjelaskan cara kerja alam semesta dan segala makhluk yang hidup di dalamnya. Lewat berbagai penemuan, kita jadi lebih memahami bagaimana Tuhan mengatur semua hal sedemikian rupa. Karena itulah teknologi harusnya digunakan untuk semakin mengenal kuasa Tuhan.

Teknologi harusnya digunakan untuk kepentingan manusia dan kemuliaan Tuhan

Penemuan teknologi termutakhir pertama yang dicatat di Alkitab adalah pembangunan bahtera, kayu besar yang diperintahkan Tuhan untuk dibangun Nuh.

Bahtera ini bermanfaat tidak hanya bagi umat manusia tapi juga semua spesies makhluk di udara dan darat yang diciptakan Tuhan. Itulah yang membawa kemuliaan bagi Tuhan.

Selanjutnya, teknologi maju yang juga dicatat di Alkitab adalah menara Babel. Sayangnya, teknologi ini hanya bertujuan untuk keuntungan manusia sendiri. Mereka membangunnya untuk memuliakan diri sendiri. Bisa jadi, kalau kita tak waspada teknologi yang saat ini hadir juga bisa digunakan untuk tujuan menjauhkan manusia dari Tuhan.

Baca Juga:

Jangan Sampai Terjebak dalam Kesibukan Kalau Gak Pengen Menyesalinya Nanti!

3 Kesalahan Umum yang Bikin Banyak Startup Gagal…

Teknologi bisa mengganti posisi Tuhan

“Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita.” (Mazmur 20: 7)

Kereta adalah salah satu pencapaian teknologi di jaman dulu dan digunakan sebagai alat untuk transportasi ataupun untuk berperang. Tak ada alat yang lebih canggih di jaman perang kuno selain kereta perang. Dan dengan demikian banyak raja dan jenderal lebih percaya penuh kepada kemampuan kereta untuk menjamin kemenangan mereka.

Tapi di satu sisi, Alkitab menuliskan bagaimana Tuhan menunjukkan bahwa kereta sama sekali tak berguna.

Waktu Raja Mesir berusaha mengejar orang Israel dengan 600 keretanya, mereka semua malah lenyap di kedalaman Laut Merah (Keluaran 14: 23-25). Dan peristiwa kedua terjadi saat Sisera memimpin pasukannya bersama 900 kereta besi melawan bangsa Israel di lembah Kishon, mereka dikalahkan oleh hujan dan banjir yang dibuat oleh Tuhan sendiri.

Kedua contoh peristiwa ini membuktikan kepada bangsa Israel bahwa Tuhanlah satu-satunya sumber kemenangan sejati. Teknologi canggih manapun tak akan bisa menandingiNya.

Karena itulah kita harus berhati-hati untuk tidak menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada benda ciptaan manusia. Sebaliknya, kita harus tetap menaruh kepercayaan kepada sosok yang tepat.

Banyak masyarakat modern saat ini yang keliru berpikir bahwa mereka tidak membutuhkan Tuhan lagi karena dia sekarang sudah mencapai tingkat kemampuan yang relatif tinggi melalui teknologi.

Untuk menghindari dampak buruk teknologi ini, kita harus mengingatkan diri kita sendiri bahwa di tengah masalah apapun yang kita hadapi, kita harus mengandalkan Tuhan lebih dulu di atas dari semua tawaran teknologi canggih saat ini.

Tuhan memang bisa memakai teknologi untuk kemenangan kita, tapi tanpa Tuhan semua teknologi di dunia ini tidak akan bisa membantu kita sama sekali.

Jadi, berhati-hatilah untuk tidak kecanduan pada teknologi. Gunakanlah itu sewajarnya sebagai penunjang komunikasi, pekerjaan dan juga relasi. Seringkali kita mungkin mendapati diri kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk berselancar dan menggunakan semua perangkat terbaik yang ada, bukan untuk belajar sesuatu yang bermanfaat. Tapi kita cenderung hanya ingin tahu saja. Tentunya itu akan jadi masalah dan akan membuat kita semakin lupa dengan Tuhan.

Jika tak ingin menjadikan teknologi sebagai perusak di tengah kekristenan kita. Ingatlah selalu bahwa teknologi adalah hamba yang baik, tetapi juga bisa jadi tuan yang jahat.

“Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.” (Kolose 3: 1-2)

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami