Menengok Sejenak Hillsong Church Yang Worship Leadernya Goyah Imannya, Seperti Apa Mereka?
Sumber: Daily Telegraph

Internasional / 15 August 2019

Kalangan Sendiri

Menengok Sejenak Hillsong Church Yang Worship Leadernya Goyah Imannya, Seperti Apa Mereka?

Puji Astuti Official Writer
17959

Pernyataan Marty Simpson, worship leader (WL) dari gereja Hillsong dan penulis lagu rohani tersebut tentang ia meninggalkan imannya membuat heboh dunia Kekristenan, walau kemudian ia melakukan revisi (Bisa dibaca disini klarifikasinya).  

Tapi, hal ini tetap menimbulkan pertanyaan besar, jika seorang WL yang sudah menciptakan banyak lagu ungkapan cinta kepada Yesus bisa goyah imannya dan mengalami keraguan. Bagaimana peran gereja mendewasakan iman umat dan bahkan lebih penting lagi para pemimpin-pemimpinnya?

Memang pertumbuhan rohani bukan hanya tanggung jawab gereja, namun juga tanggung jawab pribadi. Tetapi sedikit banyak, gereja bertanggung jawab untuk memuridkan dan membangun dasar yang kuat bagi iman jemaatnya. Lalu, mengapa di Hillsong Church  bisa terjadi seperti ini?

Yuk sejenak kita mengulas gereja ini..

Hillsong Church adalah salah satu gereja yang paling bertumbuh saat ini


Gereja ini didirikan oleh pasangan suami isteri Brian dan Bobbie Houston di Sydney, Australia pada tahun 1983, dan saat ini sudah berkembang hingga ke enam benua dan diklaim ada di 23 kota di berbagai negara. Menurut data yang dirilis oleh BBC.com, setiap minggu, rata-rata ada 130.000 jemaat yang menghadiri ibadah di gereja ini diberbagai belahan dunia.

Gereja para artis

Ya, salah satu daya tarik dari gereja ini adalah ada beberapa artis terkenal yang berjemaat di Hillsong Church, seperti Justin Bieber dan istrinya, Hailey Baldwin Bieber. Pemain basket NBA Kevin Durant dan Kyrie Irving dikabarkan mencari bimbingan dari pendeta Hillsong di New York, Carl Lents. Selain itu nama-nama seperti Chris Pratt, Kylie Jenner dan Kourtney Kardashian juga dikaitkan dengan gereja ini.

Gereja dengan berbagai produk dan terdepan di bidang musik

Hillsong menyebut diri mereka sebagai gereja Kristen kontemporer, “dalam misi untuk melihat Kerajaan Allah dinyatakan di seluruh bumi.” Pernyataan misi tersebut diwujudkan dalam pelayanan mereka dan berbagai merek atau produk dari pelayanan mereka. Mereka memiliki dua kampus, satu di Sydney, Australia dan satu di Phoenix, Arizona, Amerika. Mereka juga menyelenggarakan konferensi tahunan, memiliki saluran TV 24 jam, pelayanan komunitas dan label musik sendiri.


Dari semua produknya, Hillsong United adalah yang paling menonjol dan dikenal di berbagai belahan dunia. Grup band ini memiliki 2 juta follower di Instagram dan lagu-lagu mereka di dengarkan 3,5 juta kali di Spotify setiap minggunya. Lagunya yang paling terkenal saat ini adalah Oceans yang telah didengarkan 155 juta kali di Spotify saja. Sebagai perbandingan, jumlah itu dua kali lipat dari lagu hasil kolaborasi Billie Eilish dan Justin Bieber baru-baru ini.

Band  ini juga baru saja melakukan tour konser di 30 kota di Amerika dan Kanada. Pada November nanti mereka akan konser di Amerika Latin, yaitu Brazil, Argentina dan Peru. Bisa dikatakan bahwa Hillsong saat ini berada di garis terdepan musik gereja jika dilihat dari karya-karya mereka.

Pernah kecolongan, seorang gay menjadi pemimpin dan wl gereja

Josh Canfield bergabung di gereja Hillsong pada tahun 2008, tak lama kemudian dia menjadi vokalis tim penyembahan di gereja tersebut. Saat itu Josh masih bergumul dengan seksualitasnya berkaitan dengan imannya. Gereja orangtuanya dengan tegas mengatakan bahwa homoseksual adalah dosa, namun di Hillsong sikapnya lebih abu-abu.

“Rasanya seperti situasi ‘jangan tanya jangan beritahu’,” demikian pernyataan Canfield kepada BBC.  “Tidak seorangpun akan bertanya, karena tidak seorangpun mau bertanya.”

Menurut Canfield kotbahnya rata-rata positif, mereka mengajak jemaat untuk mengasihi mereka yang termarginalkan, imigran dan orang miskin. “Tapi sepertinya mereka lupa tentang grup LGBTQ,” tambahnya.

Pada tahun 2014 Canfield muncul di acara televise Survivor, dan sebelumnya ia sudah bertanya pada para pemimpin gereja Hillsong New York karena ia akan mengungkap seksualitasnya dan diberi ijin. Namun setelah hal itu menjadi berita besar, Pendeta Brian Houston memberikan klarifikasi tentang posisi Hillsong tentang homoseksualitas.

Dalam sebuah postingan blog di website Hillsong, Houston menuliskan bahwa “Firman Tuhan sudah jelas” tentang homoseksualitas.

“Gereja Hillsong menyambut SEMUA orang tetapi tidak mendukung semua gaya hidup,” demikian ungkap Houston. “Untuk lebih jelas, kami tidak mendukung gaya hidup gay dank arena hal ini kami tidak secara sadar memiliki orang-orang gay di posisi kepemimpinan baik yang dibayar maupun tidak dibayar.”

Canfield akhirnya diminta mundur dari posisinya sebagai vokalis dan setelah beberapa pertemuan pribadi dengan Pendeta Hillsong New York, Carl Lentz, Canfield memutuskan untuk meninggalkan gereja itu.

“Masalah saya bukan karena Hillsong percaya bahwa homoseksualitas itu dosa, itu adalah prerogative mereka untuk percaya itu. Tapi masalahnya mereka tidak benar-benar terbuka tentang apa yang mereka percayai karena mereka tidak ingin orang-orang itu pergi… bukankah itu berbohong? Dalam bahasa agamawi, bukankah itu dosa karena kelalaian?” demikian ungkap Canfield.

Mengapa gereja seperti Hillsong Church tidak bisa menjawab keraguan Marty Simpson?

Melihat kasus LGBTQ dan apa yang dialami oleh Marty Simpson, hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa gereja sebesar dan sesukses Hillsong bisa mengalami ini? Apakah Hillsong kurang kuat dalam pengajaran teologis dan nilai-nilai mereka? 
Tentu hal ini membutuhkan penelitian yang mendalam dan keterbukaan dari Hillsong sendiri untuk bisa menjawabnya. Karena bagaimanapun gereja memiliki peran cukup besar dalam membangun iman jemaat dan para pemimpin baru di gereja tersebut.

Apakah gereja masa kini sudah menjalankan fungsinya dalam membangun iman jemaat?

Seorang penginjil dan penulis Kristen yang hidup di tahun 1800an, Charles H. Spurgeon sudah melihat masalah yang dihadapi gereja saat-saat ini, seperti yang dihadapi Hillsong saat ini, yaitu gereja yang menyuguhkan hiburan dan berusaha membuat jemaat merasa “senang” dengan berbagai pengajarannya.

“Pendapat pertama saya adalah bahwa menyediakan hiburan bagi orang-orang tidak dibicarakan dalam Alkitab sebagai fungsi gereja. Jika itu adalah pekerjaan orang Kristen, mengapa Kristus tidak membicarakannya?” demikian tulis Spurgeon.

“Sekali lagi, memberikan hiburan adalah pertentangan langsung dengan pengajaran dan kehidupan Kristus dan semua rasul-Nya. Bagaimana sikap gereja terhadap dunia? "Kamu adalah garam dunia," bukan permen manis - sesuatu yang akan dimuntahkan dunia, bukan ditelan,” demikian tambahnya.

Apakah gereja sudah kehilangan rasa asinnya sehingga tidak lagi bisa menjawab keresahan dan keraguan orang-orang seperti Marty Simpson, Joshua Harris atau bahkan memulihkan serta memberikan jawaban yang benar kepada orang-orang seperti Josh Canfield?

Seharusnya tidak, selama masih ada kuasa Roh Kudus di bumi ini. Yesus mengatakan dalam Yohanes 14:26, “..Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”

Mengacu pada ayat di atas Roh Kudus akan mengajar dan membawa kita pada pertumbuhan iman yang benar berdasarkan pengajaran-pengajaran Yesus Kristus.

Pastor David Jeremiah, pendiri Turning Point Radio and Television Ministries dan gembala senior Shadow Mountain Community Church di El Cajon, California mengatakan kepada Christianpost.com, “Kita bukan layanan hiburan; kita di sini bukan untuk melihat seberapa mirip kita dengan apa yang dunia lakukan. Tetapi ada begitu banyak  hal dunia di Gereja dan sebaliknya sehingga kita tidak bisa membedakan. Kita harus berpegang pada kebenaran. Kita harus diberi makan (kebenaran-red). Jika itu tidak terjadi, Anda adalah organisasi sosial dan bukan gereja.”

Mari kita berdoa bagi gereja, apapun denominasinya agar kembali kepada fungsinya yaitu menjadi garam dan terang bagi dunia ini. Menjadi jawaban yang solid untuk mereka yang terluka, sakit, kebingungan dan membutuhkan harapan. Sebab apa yang terjadi di Hillsong saat ini, juga terjadi di banyak gereja, dimana orang-orang mulai pergi. 

Baca juga :

Kenapa Banyak Pemimpin Gereja Kehilangan Imannya? Hasil Penelitian Ini Mengungkapnya!

Menyusul Harris, Penulis Lagu Hillsong Ungkapkan Tak Lagi Percaya Pada Kristus

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami