3 Kebiasaan Buruk Dalam Pernikahan Yang Merusak Masa Depan Pernikahan Anak Dan Cucu!

Marriage / 13 August 2019

Kalangan Sendiri

3 Kebiasaan Buruk Dalam Pernikahan Yang Merusak Masa Depan Pernikahan Anak Dan Cucu!

Naomii Simbolon Official Writer
2543

Seperti yang kita tahu bahwa rumah atau orangtua adalah guru sekaligus sekolah pertama untuk anak, dan bersentuhan secara langsung dengan anak setiap hari dan hampir 80 persen anak-anak belajar dari rumah, bahkan ketika mereka sudah beranjak dewasa, sesuatu yang mereka pelajari di rumah akan selalu mereka bawa. Mulai dari perilaku yang baik yang dilihat dari orangtuanya hingga perilaku yang buruk yang terjadi di dalam keluarganya.

Masalah pernikahan pun demikian. Siapa diantara kamu yang pernah mendengar anak remajamu berkata, "Aku mau mencari suami seperti papa, atau aku mau mencari isteri kayak mama."

Artinya, orangtua adalah sosok yang diidolakan oleh anak-anak bukan? Bahkan ketika pernikahan kamu dan pasangan begitu berantakan, dan cara kamu memperlakukan suami atau isterimu tidak baik atau pun baik, hal itu bisa jadi akan dicontoh oleh anak-anakmu, bahkan menariknya, mereka bisa membawanya ke dalam pernikahan mereka kelak.

Warisan masa lalu itu akan terus berlanjut. Mau tidak mau, sadar atau tidak sadar.

Insting kita akan cenderung melakukan apa yang dilakukan oleh orangtua kita atau orang terdekat kita baik itu mengenai pernikahan dan lain sebagainya, begitu pun anak-anak kita.  Apakah kita menyadarinya, atau nggak?

Alkitab memberitahu kita sedikit tentang ini. Misalnya di Keluaran 34:6-7, "....TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat."

Jadi, apa yang kamu lakukan di dalam pernikahanmu dan hidupmu yang dipertontonkan oleh anak-anakmu, kemungkinan besar akan terjadi dan mereka lakukan di usia dewasa mereka bahkan dipernikahan mereka. Itulah sebabnya, kita harus menyadari apa yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan.

Memang, tidak satupun pernikahan yang sempurna, tapi setidaknya kita harus mulai belajar lebih lagi dari beberapa pelajaran yang terjadi dalam pernikahan kita, merubahnya sehingga tidak menjadi warisan buruk yang kelak dibawa anak-anak kita ke dalam pernikahan dan hidup dewasanya. Misalnya :

1. Ketika kita merendahkan diri kita atau pasangan kita, menyerah, atau menghindari tantangan yang sulit.

Melihat hal ini dari orangtuanya, anak-anak akan belajar menjadi sosok yang kritis, ragu-ragu bahkan pesimis tentang diri mereka sendiri, mereka akan berhenti berusaha, bahkan mereka akan kehilangan kemampuan untuk percaya kepada Tuhan mengenai peluang baru ketika tantangan yang dia hadapi secara pribadi terlalu besar atau nggak begitu nyaman.

Bahkan dengan melihat contoh buruk demikian dari orangtuanya, maka anak-anak bisa bertumbuh menjadi anak yang meragukan kemampuan mereka sendiri.

Itu sebabnya, orangtua harus berubah dalam hal ini. Ketika roh-roh depresi, ketidakberdayaan datang menyerang kamu, maka inilah saatnya untuk bersandar pada kebenaran tentang kasih dan janji Tuhan.

Untuk bisa sembuh dan berubah, berdoalah secara disengaja dan lakukanlah itu sesering mungkin, minta jugalah bantuan dari seorang mentor atau terapis yang bisa dipercaya.

Anak-anakmu akan menyaksikan perjuangan iman yang kamu lakukan dan mereka akan meniru itu.

2. Ketika kamu bertengkar dengan pasangan tapi tidak juga menemukan kesepatakan atau solusi yang baik.

Dengan melihat pernikahan orangtuanya yang begini, anak-anak akan belajar untuk menghindari, menenangkan dirinya atau menjadi agresor demi memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka sendiri.

Saya pernah melayani seorang anak yang kabur dari rumahnya lantaran melihat orangtuanya berkelahi siang dan malam dengan masalah yang sama.

Hal seperti ini hanya akan merusak dan menghancurkan anak-anak kamu. Keegoisan dalam pernikahan akan mengorbankan anak-anak.

Memang antara kamu dan pasangan selalu ada perbedaan pendapat, itulah sebabnya kita membicarakan satu sama lain dengan hati yang lembut, saling mengampuni dan memaafkan dan merendahkan hati satu sama lain. Demi masa depan pernikahan anak-anak kamu, cobalah berubah.

"Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Efesus 4:32)

BACA JUGA :

Inilah 3 Langkah Meresponi Luka Dalam Pernikahan, Menurut Alkitab!

3. Ketika kamu dan pasangan memuji satu sama lain hanya berdasarkan pekerjaan, kesuksesan dan prestasi

Ini nih, penting banget kita sadari. Pernah nggak kita memuji pasangan kita karena dia sudah membuang sampah, memasak makanan yang enak, atau mungkin mengambil camilan di kulkas untukmu?

Mungkin ini adalah pujian yang biasa. Kita merayakan kesuksesan kerja suami, ulangtahunnya, liburan bersama adalah tindakan pelayanan yang dilakukan tanpa pikir panjang.

Tapi coba kita pikirkan, kapan sih terakhir kita memberi pujian kepada pasangan kita bahwa kita sangat mencintainya, memujinya karena sabarnya dia menghadapi kamu, karena betapa ramahnya dia terhadap orang lain, cantik dan cerdasnya dia? Nah, ini adalah cara yang berbeda untuk menghargai pasangan dan ada banyak orang yang jarang melakukan ini dalam pernikahannya.

Jika kita melakukan ini, maka anak-anak akan melihat kasih karunia Tuhan dalam pernikahan kamu dan mereka akan memuji orang-orang di sekitar mereka bukan karena kesuksesan yang mereka miliki tetapi karena Tuhan mencintai mereka dan menciptakan mereka dengan begitu sempurna.

"Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, --dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami--demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini." (2 Korintus 8:7)

So, itulah 3 hal yang perlu sekali kita renungkan, kita cek kembali dalam pernikahan kita dan pelan-pelan kita ubah dan menjadi jauh lebih baik demi anak-anak kita dan nama Tuhan dipermuliakan! 

Sumber : crosswalk | Jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami