Ayo Jadi Berkat, Ini Pesan Buat Kamu Yang Masih Malu-malu Buat Bersaksi
Sumber: news.emory.edu

Single / 12 August 2019

Kalangan Sendiri

Ayo Jadi Berkat, Ini Pesan Buat Kamu Yang Masih Malu-malu Buat Bersaksi

Inta Official Writer
2617

Beberapa hari yang lalu, seorang teman datang pada teman yang baru saja selesai menceritakan kesaksiannya dan bertanya, "Kok bisa sih kamu cerita panjang lebar soal kesalahan yang pernah kamu lakuin, sampai dijadikan kesaksian segala?"

Teman saya, di lain sisi, menjawab, “Lho, bukannya kesaksian adalah salah satu panggilan kita sebagai orang Kristen?”

Saya yang ada dalam ruangan tersebut mulai merenungkan pertanyaan yang diajukan tadi. Kalau dipikirkan kembali, masa lalu kita itu bisa menjadi sesuatu yang ingin rasanya ditutupi. Apalagi kalau pada masa yang lalu, kita melakukan banyak kesalahan dan tindakan yang kayaknya bodoh banget.

Buat yang belum pulih, menceritakan kejadian di masa lalu bisa menyakitkan, bahkan penyesalan. Coba kalau dulu kita nggak begini, coba kalau kita nggak begitu. Pasti kita nggak akan kayak gini sekarang. Saya pernah mendengar soal salah satu komentar tentang masa lalu, "Penyesalan itu pasti di akhir. Kalau di awal, namanya pendaftaran."

Boom Ini mengena buat kita.

Bersaksi merupakan panggilan buat orang percaya

Ketika orang bersaksi, biasanya mereka akan menceritakan soal pengalamannya bersama Tuhan. Bagaimana Tuhan hadir dalam kehidupannya dan mengubahkan semuanya menjadi lebih indah. Kesaksian biasanya berisikan kesembuhan, pembebasan dari jerat hutang, hubungan yang gagal, dan masih banyak lagi.

Bersaksi merupakan tugas kita sebagai orang percaya, bukan hanya tugas pendeta atau pelayan di gereja. Kisah Para Rasul 1:8, "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. "

Kita mungkin nggak pernah belajar theology yang mendalam seperti para pendeta, tetapi setiap orang percaya sudah diberikan kuasa Roh Kudus. Pengalaman yang kita dapatkan bersama Tuhan itu yang menjadikan setiap pelajaran Alkitab jadi hidup.

Dari pengalaman tersebut, kita menyadari kalau Tuhan kita, Yesus Kristus itu sama dengan Tuhan yang tertulis dalam Alkitab. Alkitab mengatakan kalau ada orang yang bisa sembuh dari penyakit kusta, maka kita juga bisa merasakannya. Lewat pengalaman kita inilah, Roh Kudus inilah yang akan bersama-sama dengan kita saat bersaksi di hadapan banyak orang.

Injil adalah Kabar Baik, berita keselamatan bagi setiap orang. Kesaksian membawa Kabar Baik itu ke telinga-telinga mereka yang belum mengenal kasih Tuhan.

Saat mengenali diri sebagai orang percaya, kita jadi menyadari kalau sebenarnya, dalam posisi kita yang sekarang, kita punya tanggung jawab untuk menjadikan setiap bangsa murid-Nya. Siapa kita ditentukan dari apa yang kita perbuat dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itulah, kasih Tuhan harus dinyatakan pula dalam keseharian kita. Kesaksian itu nggak perlu besar. Misalnya, salah seorang teman satu komsel saya pernah bercerita kalau dirinya pernah selamat dari kecelakaan maut. Atau ada orang yang tiba-tiba mendapatkan hikmat saat mengerjakan ujian di ruang kelas.

Semua itu terjadi dalam keseharian kita, bukan?

Datang kepadaNya adalah cara Tuhan untuk menjadikan kita sebagai saksiNya

Kesaksian seringkali berisikan orang-orang yang tadinya miskin jadi tajir melintir. Dia yang lumpuh jadi bisa berjalan. Kadang, semua hal itu menjadikan kita menjadi fokus pada siapa kita, bukan pada pekerjaan Tuhan yang telah terjadi dalam kehidupan kita.

Yusuf misalnya, yang awalnya dibuang oleh saudara-saudaranya, kemudian menjadi orang nomor dua di Mesir. Alkitab sendiri menuliskan kalau Ia mau manusia untuk datang padaNya, sehingga bisa Ia pakai untuk menjadi saksiNya.

Namun, untuk bisa menjadi saksi Tuhan, kita harus bisa mengesampingkan siapa kita, dan membiarkan Tuhan yang mengambil alih kehidupan kita. Lihat bagaimana Yusuf sampai harus di penjara karena mempertahankan sikapnya sebagai orang percaya.

Menjadi saksi sebagai bentuk kasih untuk sesama

Terkadang, karena sering mendengar kesaksian orang-orang yang kayaknya ‘wahh’ banget, kita jadi ciut buat menceritakan kesaksian milik sendiri.  Iya, paham kok kalau misalnya kita nggak pede dengan kesaksian yang kita punya.

Tapi, percaya deh, kalau dalam setiap kesaksian, ada Roh Kudus yang bersama-sama dengan kita. Setiap cerita kita bisa menjadi sebuah berkat bagi orang lain. Kesaksian soal pengalaman Tuhan dalam kehidupan kita merupakan saluran berkat bagi orang lain.

Saat kita berada di dalam Tuhan, setiap harinya kita pasti nggak akan kehabisan kesaksian atas betapa baiknya Tuhan dalam kehidupan kita. Sebab kasih Tuhan itu selalu baru setiap harinya buat kita. Perlu diingat kalau sehat, punya kehidupan yang melimpah adalah kehendak Tuhan bagi manusia.

Tuhan pasti pakai kita untuk menjadi berkat bagi orang lain. Kegagalan, penyesalan, atau kesalahan yang kita alami di masa lalu itu nggak mempengaruhi siapa kita di masa sekarang. Tuhan kita itu adalah Tuhan yang punya kasih yang nggak terkira buat kita.

Jadi, yuk kita bersaksi atas apa yang telah Tuhan berikan dalam kehidupan kita sebagai wujud kasih buat sesama.

 

Sumber : jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami