Teman Pinjam Uang, Ini Lho Sikap Kita Sebagai Orang Kristen
Sumber: Setkab.go.id

Finance / 8 August 2019

Kalangan Sendiri

Teman Pinjam Uang, Ini Lho Sikap Kita Sebagai Orang Kristen

Inta Official Writer
4540

Nadine dan Mirna berteman baik sejak SMA. Mereka sama-sama aktif di pelayanan dan bahkan sudah sampai dianggap sebagai saudara. Suatu hari, Mirna meminjam uang pada Nadine untuk suatu hal. Karena mereka adalah teman baik, maka Nadine pun memberikan uang tersebut pada Mirna.

Namun, beberapa bulan setelahnya, Mirna nggak kunjung mengembalikan uangnya pada Nadine. Nadine pun merasa kalau Mirna sekarang jarang menghubungi dirinya. Tanpa disadari, sejak Nadine meminjamkan uang pada Mirna, hubungan mereka pun jadi berjarak.

Cerita kayak di atas ini kayaknya udah jadi makanan sehari-hari. Seberapa banyak dari orang disekitar kita yang hubungannya jadi gagal karena menyangkut uang? Atau justru, kita adalah salah satunya? Meminjam pada teman atau keluarga dinilai paling mudah, sebab hanya berdasarkan kepercayaan. Jelas berbeda dengan cara meminjam di bank yang alurnya bisa dinilai cukup ribet.

Sebagai orang Kristen, apa sih kata Alkitab soal memberi pinjaman ini?

Bahkan soal uang sendiri, Alkitab berkata, “Dimana hartamu berada, disitu pula hatimu berada” (Lukas 12:34). Bukankah itu secara otomatis menjelaskan, bahwa meminjamkan uang kepada sesama merupakan salah satu cara mengasihi.

Satu hal yang disebutkan dalam Alkitab soal memberi pinjaman ada dalam Ulangan 24:10-11,

“Apabila engkau meminjamkan sesuatu kepada sesamamu, janganlah engkau masuk ke rumahnya untuk mengambil gadai dari padanya. Haruslah engkau tinggal berdiri di luar, dan orang yang kauberi pinjaman itu haruslah membawa gadai itu ke luar kepadamu.”

Ayat di atas kemudian mengantarkan kita pada pertanyaan, apakah kita bisa memberi pinjaman dengan sepenuh hati dan penuh kemurahan? Paling tidak, karena kita tahu kalau uang itu adalah sesuatu yang cukup sensitif, kita bisa melakukan beberapa cara di bawah ini.

Lakukan seperti bank meminjamkan uangnya pada nasabah

Untuk memberikan pinjaman, bank biasanya melakukan screening atau menganalisa soal untung ruginya kalau memberikan pinjaman tersebut. Yuk kita bahas satu per satu.

1. Seberapa kita kenal dengan orang yang hendak meminjam ini

Apakah orang ini cukup dekat dan bisa dipercaya? Ada lho, orang yang jarang memberi kabar atau bertegur sapa, tahu-tahu meminjam uang begitu saja. Bukannya tidak sayang, hanya saja, namanya meminjam, rasanya wajar kalau kita mengharapkan kalau orang itu akan mengembalikan uangnya.

Kita akan jauh lebih percaya kalau orang itu ternyata adalah teman yang memang kita kenal dengan baik. Dia butuh uang untuk melunasi biaya pendidikannya. Karena kita tahu kalau orang ini memang punya prestasi dan sayang kalau dia sampai punya masalah dengan studinya karena uang, maka kita akan dengan mudah memberikannya. Apalagi kalau dia memang menawarkan jaminan. Bahkan kalau kita sudah kenal pun, tanpa adanya jaminan, kita sudah pasti memberikannya, bukan?

Baca juga : 

Bahayanya Salah Memilih Teman

10 Ayat Alkitab Tentang Pertemanan

2.  Mencari tahu gaya hidupnya

Tahapan yang dilakukan bank kalau mau meminjam uang dari pihaknya adalah dengan mengenali kapasitas dari si peminjam. Coba selidiki, apakah orang ini pernah punya masalah keuangan atau tidak. Kita juga harus tahu dia kerja di mana. Kalau perlu, kita bisa mengecek media sosialnya.

Sekarang ini, nggak jarang ada orang yang memilih untuk berhutang hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumtifnya saja. Nah kalau kita tahu bahwa orang ini memang punya kapasitas buat membayar hutang, nilai kepercayaan kita pun akan meningkat, bukan?

Faktor lainnya yang perlu kita telisik adalah kemampuan orang ini untuk membayar kembali. Berapa pendapatannya? Berilah pinjaman pada dia yang mau berterus terang kepada kita.

3. Buka sesi interview

"Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota." (Efesus 4:25). Seseorang dinilai dari perkataannya. Untuk itu, minimal kita harus tahu soal apa yang akan peminjam lakukan pada uangnya.

Kita nggak mau kalau uang yang kita berikan nantinya buat dipakai membeli obat terlalu atau kebutuhan yang tidak mendesak lainnya, bukan? Tanyakan juga soal kapan dirinya akan membayar kembali uang yang dipinjamnya.

Kalau sampai gagal bayar, apa yang harus dilakukan?

Terkadang, ada waktu dimana memang si peminjam tidak bisa lagi membayar hutang kita. Alasannya bisa beragam. Mungkin karena ditipu, masih punya banyak kebutuhan lain, dan lain sebagainya. Kalau sudah begini, kita yang harus mengingatkan diri pada Matius 7:12, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

Kita sudah memberikan pinjaman dengan kasih, maka hal yang sama juga harus kita lakukan saat hendak menagihnya. Kalau memang orang ini tidak mau mengembalikan hutangnya, padahal gaya hidupnya itu berfoya-foya, maka sudah menjadi tugas kita untuk menasihatinya, sesuai dengan Matius 18:15-16.

Baca juga: 

#KataAlkitab - Orang Kristen Kok Berhutang? Apakah Boleh? - Juhono Sudirgo

Serem, 40% Milenial Indonesia Terlilit Hutang! Ini Yang Harus Kamu Ketahui Untuk Mengatasi

Sumber : jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami