Tempat
dimana sejumlah orang bergabung dari kualifikasi pendidikan dan minat yang
berbeda untuk bekerja mencapai tujuan bersama disebut sebagai organisasi atau tempat kerja.
Di dalam organisasi
inilah setiap pekerja melakukan tugas bersama dan bergandengan tangan untuk mencapai tujuan bersama.
Keberhasilan
dan kegagalan sebuah organisasi akan selalu berbanding lurus dengan besarnya
kerja keras yang dilakukan oleh para pekerja. Selain itu, dibutuhkan pula kesatuan
antar pekerja untuk menghindari konflik dan politik kerja yang hanya berdampak pada kerugian terhadap organisasi.
Bekerja
dalam organisasi harusnya tidak didasarkan oleh kepentingan pribadi. Karena setiap
individu bekerja untuk satu tujuan yaitu keberhasilan organisasi. Karena itulah rasa memiliki dan dedikasi terhadap pekerjaan menjadi faktor yang sangat penting.
Tapi ada saja beberapa organisasi yang berjuang melawan politik kerja.
Alasan Munculnya Politik Kerja
Politik kerja
ini muncul saat sekelompok atau salah satu pekerja menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk mencari keuntungan sendiri ataupun tujuan tertentu dari organisasi.
Politik
kerja ini sama halnya dengan tindakan saling sikut. Bisa jadi seseorang yang memainkan
tindakan ini dengan sengaja mengatur strategi untuk menjatuhkan rekan kerja yang lain.
Alasan lain kenapa politik kerja bisa muncul adalah:
- Keinginan
untuk mencapai sesuatu di luar wewenang dan kontrol dalam waktu yang relatif singkat.
- Terlalu banyak gosip dan pikiran-pikiran negatif di tempat kerja.
- Kurangnya pengawasan dan kontrol dari pemimpin tertinggi
- Pemimpin punya ambisi pribadi
- Timbulnya kesenjangan posisi dalam pekerjaan
Dampak Politik Kerja
Politik
kerja yang dimainkan dalam sebuah organisasi pada akhirnya menurunkan produktivitas
pekerja. Karena politik, pekerja menjadi sulit berkonsentrasi dalam pekerjaannya dan bahkan hubungan dengan pemicu politik menjadi rusak.
Politik
kerja ini sendiri bisa dilakukan oleh siapapun. Termasuk yang memiliki kekuasaan
atas sebuah jabatan. Pembuat politik bisa melakukannya tanpa berpikir siapa yang
akan dijatuhkannya, bahkan termasuk teman terdekat sekalipun. Inilah kejamnya politik
kerja, karena ambisi untuk meraih tujuan tertentu membuatnya tega mengubah pertemanan menjadi permusuhan.
Dampak lain yang bisa disebabkan oleh politik kerja adalah timbulnya ketegangan di tempat kerja. Karyawan tak lagi bisa menikmati pekerjaannya. Malahan dianggap sebagai beban. Sehingga karena tak punya pilihan lain, mereka memutuskan untuk berhenti.
Baca Juga:
Cara Sukses Hadapi Politik Kerja
Sebelum menerima
tawaran di sebuah organisasi, pelajari lebih dulu soal lingkungan kerjanya. Pahami
budaya kantor, sejarah dan apa yang sudah dihadapi oleh organisasi itu. Luangkan
waktu untuk mengenal lebih dekat rekan-rekan kerjamu. Sangat disarankan supaya kamu
selalu bersikap jujur dan terbuka kepada setiap orang. Lihatlah peluang apa yang ada dan bukan membandingkan diri dengan orang lain.
Dan jika kamu
merasa tempat kerjamu saat ini sedang berada dalam kondisi politik kantor yang semakin memburuk, tak perlu takut. Hadapilah dengan melakukan 7 hal ini:
1. Waspada dengan pilihanmu
Politik kerja
bisa membuat semua orang reaktif. Ini adalah reaksi normal manusia demi tetap
bertahan hidup dari serangan orang lain. Tapi memilih cara ini hanya akan membuat pertarungan semakin memburuk.
Dalam kondisi seperti ini, kondisi kerja pun akan menjadi tidak sehat.
Karena itu, tak peduli seberapa buruk keadaannya, pilihlah untuk bersikap bijaksana.
2. Sadari apa tujuan yang kamu capai
Saat
konflik di tempat kerja terjadi, mudah sekali bagi semua orang untuk kehilangan fokus.
Tapi dengan
melakukan cara pertama di atas, kamu tak perlu harus membalas untuk menang. Sebaliknya,
tetaplah fokus untuk mencapai tujuan organisasi. Pikirkan apa hal terbaik yang bisa menghasilkan keuntungan bagi organisasi.
3. Fokus mengembangkan pengaruhmu
Bergosip
dan mengeluh adalah respon umum yang dilakukan oleh para pekerja ketika menghadapi politik kerja.
Daripada harus
memposisikan diri sebagai korban dan marah terhadap situasi, fokuslah untuk mengembangkan
pengaruhmu. Ini adalah teknik yang terbaik untuk mengatasi perasaan tak berdaya di tengah politik kerja.
Cara ini akan
membuatmu memiliki pola pikir bukan sebagai korban. Sebaliknya dinilai sebagai seseorang yang positif.
4. Jangan memihak pada salah satu sisi
Dalam
politik kantor, ada kalanya pekerja terjebak diantara dua kekuasaan yang saling berselisih. Hal ini membuatmu harus diombang-ambingkan tanpa tujuan.
Dalam kasus
ini, fokuslah pada tujuan bisnis dan jangan memihak salah satu dari antaranya. Bahkan
jika salah satunya terdengar benar. Jadikan pekerja yang selalu berada di posisi tengah.
5. Jangan simpan masalah secara pribadi
Dalam
politik kantor, rekan kerja bisa jadi penyebab konflik. Akan ada masanya kamu jadi marah dan ingin sekali memberi pelajaran kepada rekan tersebut.
Tapi jangan
pernah melakukannya. Jangan biarkan dirimu masuk dalam situasi yang semakin buruk.
Untuk menghadapi
politik kerja semacam ini, lebih baik jika kamu justru membangun koneksi dengan
rekan tersebut dan manfaatkan apa yang ada dari dirinya untuk mendukung pekerjaanmu.
6. Jadilah pribadi yang memahami sebelum dipahami
Alasan pekerja merasa diperlakukan tidak adil adalah mungkin karena kesalahpahaman.
Secara naluriah,
kita lebih tertarik untuk membuat orang lain memahami kita daripada memahami mereka lebih dulu.
Di berbagai
perusahaan, teknik ini sangat ampuh untuk melumpuhkan si pelaku politik kerja. Kenapa?
Karena saat kamu memahami semua tentang pribadinya, maka dia akan mulai merasa
takut untuk menjatuhkanmu. Karena kunci kelemahannya sudah kamu dapatkan. Dengan demikian, hal ini bisa digunakan untuk membangun kembali komunikasi terbuka.
7. Putuskan win-win solution
Politik kerja
terjadi karena kepentingan yang saling bertentangan. Seseorang bisa berhasrat untuk
menjadi superior di tempat kerja karena pola didik yang didapat di masa lalu dimana dia percaya bahwa untuk menang, orang lain harus kalah.
Untuk menghadapi
hal ini, ambillah pilihan untuk mencari solusi terbaik untuk kebaikan bersama.
Sekali
lagi, politik kerja bisa sangat melumpuhkan sebuah organisasi. Karena itulah
dibutuhkan sikap untuk kembali fokus pada tujuan bersama. Dibutuhkan sikap rendah
hati dan mau mendengar supaya semua pihak bisa saling menerima. Yang terpenting
adalah membuang semua tujuan-tujuan pribadi yang bertentangan dengan tujuan organisasi.