Siasati Faktor Depresi Pada Remaja, Jika Mama Tidak Ingin Kehilangan Masa Depannya!
Sumber: Google

Parenting / 8 August 2019

Kalangan Sendiri

Siasati Faktor Depresi Pada Remaja, Jika Mama Tidak Ingin Kehilangan Masa Depannya!

Naomii Simbolon Official Writer
2350

Nggak cuma ibu, ayah atau orang dewasa yang memiliki masalah. Anak-anak remajamu juga memiliki masalah loh. Jangan kamu pikir mereka tampak senyum setiap hari dirumah, itu berarti mereka sama sekali tidak mengerti masalah kehidupan dan tidak merasakannya.

Masa remaja memang masa terbaik yang mungkin kita bisa tonton dari anak-anak remaja kita, dimana mereka sering membawa keceriaan, antusiasme, kesenangan dan juga kegembiaraan. Namun, ibarat dua sisi koin, yang sisi satu indah dan sisi tantangan. Masa remaja juga menjadi masa yang membingungkan bagi mereka, baik itu dalam hal-hal kecil dalam hidupnya juga dalam hal besar, karena masa ini adalah masa dimana anak-anak mencari jati dirinya yang sebenarnya dan mengenali emosinya yang sebenarnya.

Tanpa bantuan orangtua, tentu saja mereka tidak akan bisa melewati masa-masa ini dengan baik.

Lantas, hal-hal apa sih yang membuat anak-anak remaja mengalami masalah atau depresi?

Yap, pasti beberapa dari kamu yang membaca ini, tidak begitu notice dengan apa yang terjadi sebenarnya kepada anak-anak kamu. Padahal hal-hal yang membuat mereka depresi itu adalah hal-hal yang selama ini kamu anggap simple. Sebagai orangtua, ketahuilah karena ini akan membantumu untuk menolong mereka.

1. Karena masih remaja dan mencari jati diri, penampilan bisa bikin anak-anak remaja stres loh!

Kebetulan, saya mempunyai adik remaja yang sedang duduk di bangku SMA. Usianya masih sangat muda yakni 16 tahun. Suatu hari, dia mengaku tidak pergi ke sekolah, lantaran diejek-ejek oleh teman-temannya karena dia memakai tas sekolah yang bergambar kartun bak anak SD.

Memang terdengar sangat simple, tapi hal ini sudah lama membuatnya stres.

"Kak, Desi udah sering banget bilang ke mama beli tas, tapi dia tetap aja nyuruh desi nggak usah peduli kata orang. Karena nggak tahan lagi dan malu diejek sama teman-teman, akhirnya Desi telepon kaka."

Yap, kita tahu bahwa anak-anak remaja usia seperti itu bukanlah anak-anak yang bisa kita paksa untuk berpikir seperti cara pikir kita sebagai orang dewasa. Mereka cenderung mengikuti mode dan ingin berpenampilan seperti yang mereka inginkan dan ketika itu tidak bisa mereka lakukan maka itu akan membuat mereka depresi, stres dan menarik diri dari teman-temannya yang mampu.

2.  Masih butuh perhatian dan pelukan dari orangtua, anak remaja cenderung depresi ketika orangtuanya terlalu sibuk!

Kurangnya kasih sayang dari orang tua merupakan pemicu utama yang membuat anak-anak remaja depresi. Selain mereka merasa tak bergairah untuk hidup lebih baik, mereka juga akan merasakan kesepian yang teramat dalam. Mungkin kamu tidak bisa melihatnya dari luar, tapi percayalah bahwa dia sangat menantikan waktu bersamamu.

3. PR dari guru dimana-mana, belum lagi mau ujian, kapan mau belajarnya?

Tahu kan apa maksudku? Yap, pendidikan di sekolah! Itu bisa menjadi sebuah pemicu stresnya anak-anak remaja. Jangankan anak-anak remaja ya, ketika kita kuliah dulu, ngurusin skripsi aja stres banget, dan begitu jugalah yang dialami oleh mereka.

Semua orangtua tentu saja ingin yang terbaik bagi anak-anaknya, tapi kalau mereka terlalu dipaksa untuk mendapat nilai bagus sementara di sekolah ditekan habis-habisan dengan tugas yang ada, mereka bisa stres dong Ma.

Dari pada kamu teori suruh mereka mendapatkan nilai bagus, mending sesekali berperan sebagai teman sekelasnya dong. Diskusi soal tugas dan belajar bersama.

4. Tekanan dari teman sebaya

Drama anak remaja seperti ini tampaknya sudah sering sekali kita lihat di sinetron FTV, tapi pada kenyataannya mereka juga mengalami demikian loh.

Tekanan teman sebaya biasanya akan membuat mereka nurut melakukan apa saja yang diinginkan. Apalagi jika anak-anak remajamu tipikal anak yang tidak mau melawan. Hal itu akan membuatnya di dominasi dan mengikuti sesuatu yang orang lain minati dengan secara paksa.

Setelah mengetahui alasan anak-anak remaja menjadi depresi dan strugle, kita juga perlu memperhatikan ciri-ciri yang mereka tunjukan sebagai bentuk pengaduan bahwa mereka benar-benar membutuhkan bantuanmu. Pekalah!

1. Terlihat lemas dan kurang bersemangat sepulang sekolah

Nah, orangtua harus selalu memperhatikan ini. Jangan sampai kelewatan. Jika kamu kerja dan tidak bertemu dia persis sepulang sekolah, maka sore harinya sesampai di rumah, jangan lupa menanyakan bagaimana dia melewati harinya di sekolah.

Perhatikan dengan seksama setiap hari dan setiap bertanya. Jika mereka tidak tertarik membicarakan situasi sekolah dan teman-temannya atau pelajarannya, mungkin itu pertanda kalau dia benar-benar pusing dan stres dengan semuanya.

Mulailah hibur dia dan memberinya pandangan yang positif.

2. Tidak mau bergabung dengan teman-temannya lagi. Weeekend, kerjaannya hanya bermain game dan mengurung diri di kamar.

Melihat anak dirumah pas hari weekend sih sebuah kesenangan tersendiri bagi orangtua. Selain ada teman ngobrol, kamu juga bisa melihatnya seharian dan menikmati waktu bersama.

Tapi jika dia terus-terusan begini dan tak punya teman-teman, ini perlu ditelusuri loh, Mom.

Karena pada umumnya, anak-anak remaja tidak tahan dirumah. Mereka suka bermain, entah itu ke mall dan ngumpul sama teman-temannya. Jadi, coba deh ajak dia ngobrol dan mulai tanyakan nama-nama temannya yang biasanya dia cerita.

Atau nggak, tawarkan kepada dia untuk mengundang teman-teman dekatnya bermain ke rumah saja, kalau memang alasannya ingin dirumah saja.

3. Melawan dan memberontak kepada kamu.

Waduh, kalau sudah begini itu artinya anakmu benar-benar butuh perhatianmu banget.

Jangan langsung di marahin ketika mereka memberontak dan mengamuk kepadamu. Ngomong dengan tegas dan berikan dia waktu, lalu bertemulah empat mata.

Bertanyalah kepadanya hati ke hati dan minta maaflah jika memang kamu tidak pernah ada waktu untuknya dan menemani hari-harinya. Minta maaf karena kesibukanmu, kamu jadi lupa mendidik anakmu sendiri dengan baik.

Jangan salahkan dia, karena bagaimana  pun anak adalah korban dan selama dia ada di dalam rumah bersama-sama dengan kamu, itu tetap menjadi tanggung jawabmu untuk mendidiknya dalam berperilaku baik.

Peluklah dia, dan bicaralah untuk sama-sama berubah bersama.

BACA JUGA :

Tunjukkan Arti Kasih Kepada Anak-anak Lewat Pernikahanmu Dengan 3 Cara Sederhana Ini!

4. Sudah jam 2 malam, dia belum tidur juga? Mungkin dia depresi.

Sama halnya seperti kita orang dewasa. Kalau sedang depresi. pasti susah tidur dan kalau itu pun dialami oleh anakmu, itu berarti dia juga memiliki masalah dan sedang depresi mikirin sesuatu.

Temuilah dia jika jam segitu belum tidur, dan ajaklah berdoa bersama.

Ulangan 4:9, “Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, suapaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu.

Ajarlah anak-anakmu untuk terus bersyukur kepada Tuhan ya, dan ajarilah mereka kasih Yesus dan tunjukkan kepada mereka bahwa Tuhan menciptakan mereka dengan sebuah tujuan yang mulia. Tuhan akan membela mereka dan akan terus mempersiapkan mereka menjadi anak-anak hebat!

 

 

 

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami