Seorang pendeta, meninggal dunia karena diserang oleh pria bersenjata.
Waktu itu Jeremiah Omolara, yang adalah pendeta Living Faith
Church sedang mengemudi bersama anak dan isterinya dan tiba-tiba seorang pria
menyergap mereka dan menembaki kederaan mereka lalu menghabisi sang pendeta sampai meninggal.
Kejadian ini terjadi pada hari Minggu(4/8/19), di negara bagian Kaduna.
Tidak hanya membunuh sang suami, menurut laporan yang
diberikan Punch, pria bersenjata tersebut juga menangkap isteri pendeta an
membawanya ke tempat yang lain, sementara putra mereka melarikan diri sambil membawa mobil yang dikendarai Jeremiah.
Dalam waktu yang bersamaan, kejadian yang serupa juga terjadi
kepada pendeta lain yaitu pendeta Joe, yang tiba-tiba diserang oleh orang-orang
bersenjata di rumahnya dan berhasil membunuh satpam rumahnya yaitu di Kasuwan Magani di negara bagian Kaduna.
Klerus atau para rohaniawan Kristen di negara Nigeria
tampaknya menjadi santapan para penculik dan militan di Nigeria, karna mereka dipandang sebagai sumber tebusan yang mudah.
Dikutip dari Believers Portal, minggu lalu, seorang pastor
Katolik,Fr. Paul Offu, juga dibunuh oleh orang-orang bersenjata di Negara Bagian Enugu dan lima pendeta dari Christian Church juga di culik.
Ada banyak orang yang mengira bahwa pemerintah Nigeria tidak
begitu serius melindungi orang-orang ini bahkan jarang mau membantu. Hal ini membuat mereka melihat ada apa dengan orang-orang Kristen di Nigeria.
Tetapi Josep Hayab yang adalah Ketua Christian Association of
Nigeria (CAN) Kaduna Chapter React, dari Asosiasi Kristen Nigeria membenarkan insiden ini.
Dia mengaku menyesal dengan meningkatnya angka penculikan di Kaduna, terutama penculikan hamba-hamba Tuhan.
Hayab juga mengatakan bahwa sebuah kesedihan yang teramat dalam dengan kasus pendeta yang terbunuh dan isteri yang diculik tersebut.
Hayab juga menceritakan mengenai kejadian yang hampir serupa
pada Kamis lalu, dimana seorang pastor paroki Kasuwan Magani, Wilayah
Pemerintah Daerah Kajuru, diserang oleh orang-orang bersenjata di kediamannya dan para penjaganya ikut terbunuh.
Namun, pastor tersebut lolos pembunuhan atau penculikan yang dilakukan.
Malah yang terjadi adalah anak perempuan pastor yang berusia 13 tahun justru di culik dan meminta sejumlah tebusan agar si anak dibebaskan.
"Sampai hari Jumat, para penculik meminta kami untuk
membayar N4 juta dan kami seharusnya nggak memanggil mereka lagi dong untuk
membebaskan pastor. Harusnya pemerintah. Sekarang pastor lainnya juga di bunuh,
di culik beserta isterinya. Itulah artinya sebuah tren baru sedang terjadi, dan
itu bisa menyerang kita bahkan di rumah kita, di gereja atau juga di jalan.
Kita semua nggak aman, dimana pun kita berada, kita pasti akan bertanya, 'mana
agen keamanan kami.' Lantas, apakah kita harus membuat taktik membela diri?
Jika kita mulai membela diri, itu berarti kamu tidak lagi butuh keamanan dan
tidak lagi membutuhkan pemerintah. Atau apakah mungkin pemerintah ini hanya ada
untuk orang yang mereka cintai dan tidak peduli kepada orang lain?, "katanya
Saat ini, Nigeria menduduki peringkat ke-12 dari 50 Negara lainnya
di World Watch yang dicatat oleh Open Doors 2019 sebagai negara yang mengerikan untuk orang Kristen.