Dua orang pastor gereja Katolik
dan seorang tukang kebun menjalani proses pengadilan pada Senin lalu di
Argentina dengan tuduhan melakukan pemerkosaan dan pelecehan seksual kepada anak-anak di sebuah sekolah Katolik penyandang disabilitas.
Dua pastor tersebut adalah Nicola
Corradi (83), dan Horacio Corbacho (59), sedangkan seorang tukang kebun sekolah
tersebut adalah Armando Gomez (49) menjalani sidang dengan tuduhan pemerkosaan
dan pelecehan terhadap anak dibawah umur sebanyak 28 kali dengan usia korban 4 hingga 17 tahun. Mereka terancam hingga 50 tahun penjara.
Dengan di dorong di kursi roda
oleh petugas, Pastor Nicola Corradi menghadiri pengadilan, dimana ia harus
mempertanggung jawabkan kejahatan yang terjadi di Provolo Institute, sekolah
yang terletak di barat kota Mendosa, Argentina. Kejahatan ini terjadi sejak
tahun 2004 sampai pada akhirnya Nicola
Corradi ditangkap pada tahun 2016. Sejak terungkapnya kasus ini sekolah Provolo Institute di Mendosa ditutup.
Harapan keluarga korban
Keluarga pada korban dan juga
para korban melakukan demonstrasi di luar gedung pengadilan dengan poster
bertuliskan “Dengan Tangan dan Suara Kami Akan Memecahkan Keheningan”
menggambarkan bagaimana mereka menyuarakan pelecehan seksual yang terjadi dengan bahasa isyarat.
“Saya sangat gugup, cemas dan
saya berharap keadilan; bahwa ini segera berakhir sehingga anak saya dapat melangkah
ke tahap baru karena ini sangat sulit," demikian ungkap Natalia Villalonga yang anak laki-lakinya Ezequiel (18) menjadi salah satu korban.
Dua orang biarawati dan karyawan juga diadili
Sebelumnya sudah terjadi
beberapa kali pengadilan terhadap orang-orang yang terlibat dalam kasus
pelecehan terhadap anak-anak disabilitas ini, termasuk dua orang biarawati dan
juga mantan direktur dan karyawan sekolah yang dituduh berpartisipasi atau tahu
tentang pelecehan seksual ini namun tidak melakukan sesuatu untuk mengungkap atau menolong mereka.
Pada tahun 2018 lalu, seorang
karyawan sekolah ini, Jorge Bordon divonis 10 tahun penjara karena kasus pemerkosaan, dan pelecehan anak di bawah umur.
Pastor Nicola Corradi pernah terlibat kasus yang sama di Italia
Yang mengejutkan adalah ini
bukan pertama kalinya Pastor Nicola terlibat kasus pemerkosaan dan pelecehan
seksual. Sebelum di Argentina, Nicola Corradi sekitar 50 tahun lalu berada di asalnya sekolah Antonio Provolo Institute, yaitu di Verona Italia.
Hingga pada tahun 2009, mereka yang pernah menjadi pelajar di
Provolo Institute, Verona melancarkan tuduhan dan menyebut nama-nama pelaku. Pihak
Vatikan saat itu akhirnya melakukan penyelidikan dan memberikan sanksi kepada
empat orang pastor, namun sayangnya saat itu Nicola Corradi tak tersentuh, dan telah lama dipindahkan ke Mendoza, Argentina.
Sekelumit cerita tangisan anak-anak disabilitas yang dianiaya
Salah seorang korban dari
sekolah Provolo di Italia menceritakan penderitaan mereka yang tidak bisa berteriak dan meminta tolong saat mengalami pemerkosaan dan pelecehan seksual.
Kisah pria yang bernama Giuseppe
ini dirilis dalam website Complicitclergy.com, melalui penerjemahnya ia
mengungkapkan bahwa saat dia dan teman-temannya mengalami pelecehan itu tidak
ada yang bisa mendengar teriakan dan tangisan mereka karena yang ada di sekolah
itu jika bukan murid-murid yang tuli dan bisu, adalah para pekerja dan juga para pastor.
“Kamu akan melihat seorang
teman dengan air mata di wajahnya dan kamu tahu dengan pasti apa yang telah
terjadi padanya. Kamu tidak perlu mendengar untuk tahu hal itu,” demikian ungkap Giuseppe.
Giuseppe mengalami pelecehan
selama tujuh tahun penuh, hingga ia berusia 18 tahun dan keluar dari sekolah
tersebut. Setiap kali ia berusaha menjelaskan apa yang terjadi di sekolah itu
tidak ada yang bisa mengerti, karena bahaya isyarat yang diajarkan oleh sekolah
tersebut berkaitan dengan pelecehan seksual itu adalah bahasa isyarat rahasia yang tidak bisa dimengerti oleh pembaca bahasa isyarat pada umumnya.
“Hal itu sangat membuat
frustasi karena tidak seorangpun yang mengerti apa yang kami katakan,” jelas Giuseppe.
Butuh waktu lama hingga
akhirnya Giuseppe dan juga 67 anak laki-laki lainnya di sekolah itu bisa
mengungkap kejahatan yang dilakukan oleh sekitar dua lusin pastor dan pekerja di sekolah itu.
Kejaksaan Verona telah
menyelidiki kasus ini lebih dari satu dekade, namun hingga saat ini belum masuk ke pengadilan negara.
Deretan panjang kasus pelecehan seksual di gereja Katolik
Apa yang terjadi atas anak-anak
di sekolah disabilitas Argentina dan Italia itu barulah sedikit dari deretan panjang kasus pelecehan seksual yang terjadi dalam lingkaran gereja Katolik di berbagai belahan dunia.
Pengungkapan kasus dan
pengadilan negara terhadap para pastor ini adalah salah satu ungkapan
keseriusan Vatikan dalam penuntasan kasus-kasus tersebut. Vatikan menarik
kekebalan hukum para petinggi gereja dan mengijinkan hukum yang berlaku di
negara dimana pelaku pelecehan berada untuk dijalankan atas para pastor dan
biarawati yang terlibat.
Tentunya hal ini menjadi sebuah beban tersendiri bagi Paus Fransiskus sebagai kepala gereja Katolik.
Baca juga :
Melampaui Batas, Paus Fransiskus Desak Tindakan Nyata Kasus Pelecehan Seksual Anak
Gereja Katolik Kembali Digoncang, Jaksa Di Washington Umumkan Usut Kasus Pelecehan Seksual