Kisah Sedih Dibalik Kasus Pemerkosaan di Sekolah Anak Disabilitas Oleh 2 Pastor Argentina
Sumber: www.aljazeera.com

Internasional / 7 August 2019

Kalangan Sendiri

Kisah Sedih Dibalik Kasus Pemerkosaan di Sekolah Anak Disabilitas Oleh 2 Pastor Argentina

Puji Astuti Official Writer
3505

Dua orang pastor gereja Katolik dan seorang tukang kebun menjalani proses pengadilan pada Senin lalu di Argentina dengan tuduhan melakukan pemerkosaan dan pelecehan seksual kepada anak-anak di sebuah sekolah Katolik penyandang disabilitas.

Dua pastor tersebut adalah Nicola Corradi (83), dan Horacio Corbacho (59), sedangkan seorang tukang kebun sekolah tersebut adalah Armando Gomez (49) menjalani sidang dengan tuduhan pemerkosaan dan pelecehan terhadap anak dibawah umur sebanyak 28 kali dengan usia korban 4 hingga 17 tahun. Mereka terancam hingga 50 tahun penjara.

Dengan di dorong di kursi roda oleh petugas, Pastor Nicola Corradi menghadiri pengadilan, dimana ia harus mempertanggung jawabkan kejahatan yang terjadi di Provolo Institute, sekolah yang terletak di barat kota Mendosa, Argentina. Kejahatan ini terjadi sejak tahun 2004  sampai pada akhirnya Nicola Corradi ditangkap pada tahun 2016. Sejak terungkapnya kasus ini sekolah Provolo Institute di Mendosa ditutup.

Harapan keluarga korban

Keluarga pada korban dan juga para korban melakukan demonstrasi di luar gedung pengadilan dengan poster bertuliskan “Dengan Tangan dan Suara Kami Akan Memecahkan Keheningan” menggambarkan bagaimana mereka menyuarakan pelecehan seksual yang terjadi dengan bahasa isyarat.

“Saya sangat gugup, cemas dan saya berharap keadilan; bahwa ini segera berakhir sehingga anak saya dapat melangkah ke tahap baru karena ini sangat sulit," demikian ungkap Natalia Villalonga yang anak laki-lakinya Ezequiel (18) menjadi salah satu korban.

Dua orang biarawati dan karyawan juga diadili

Sebelumnya sudah terjadi beberapa kali pengadilan terhadap orang-orang yang terlibat dalam kasus pelecehan terhadap anak-anak disabilitas ini, termasuk dua orang biarawati dan juga mantan direktur dan karyawan sekolah yang dituduh berpartisipasi atau tahu tentang pelecehan seksual ini namun tidak melakukan sesuatu untuk mengungkap atau menolong mereka.

Pada tahun 2018 lalu, seorang karyawan sekolah ini, Jorge Bordon divonis 10 tahun penjara karena kasus pemerkosaan, dan pelecehan anak di bawah umur.

Pastor Nicola Corradi pernah terlibat kasus yang sama di Italia


Yang mengejutkan adalah ini bukan pertama kalinya Pastor Nicola terlibat kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual. Sebelum di Argentina, Nicola Corradi sekitar 50 tahun lalu berada di asalnya sekolah Antonio Provolo Institute, yaitu di Verona Italia.

Hingga pada tahun 2009, mereka yang pernah menjadi pelajar di Provolo Institute, Verona melancarkan tuduhan dan menyebut nama-nama pelaku. Pihak Vatikan saat itu akhirnya melakukan penyelidikan dan memberikan sanksi kepada empat orang pastor, namun sayangnya saat itu Nicola Corradi tak tersentuh, dan telah lama dipindahkan ke Mendoza, Argentina.

Sekelumit cerita tangisan anak-anak disabilitas yang dianiaya

Salah seorang korban dari sekolah Provolo di Italia menceritakan penderitaan mereka yang tidak bisa berteriak dan meminta tolong saat mengalami pemerkosaan dan pelecehan seksual.

Kisah pria yang bernama Giuseppe ini dirilis dalam website Complicitclergy.com, melalui penerjemahnya ia mengungkapkan bahwa saat dia dan teman-temannya mengalami pelecehan itu tidak ada yang bisa mendengar teriakan dan tangisan mereka karena yang ada di sekolah itu jika bukan murid-murid yang tuli dan bisu, adalah para pekerja dan juga para pastor.

“Kamu akan melihat seorang teman dengan air mata di wajahnya dan kamu tahu dengan pasti apa yang telah terjadi padanya. Kamu tidak perlu mendengar untuk tahu hal itu,” demikian ungkap Giuseppe.

Giuseppe mengalami pelecehan selama tujuh tahun penuh, hingga ia berusia 18 tahun dan keluar dari sekolah tersebut. Setiap kali ia berusaha menjelaskan apa yang terjadi di sekolah itu tidak ada yang bisa mengerti, karena bahaya isyarat yang diajarkan oleh sekolah tersebut berkaitan dengan pelecehan seksual itu adalah bahasa isyarat rahasia yang tidak bisa dimengerti oleh pembaca bahasa isyarat pada umumnya.

“Hal itu sangat membuat frustasi karena tidak seorangpun yang mengerti apa yang kami katakan,” jelas Giuseppe.

Butuh waktu lama hingga akhirnya Giuseppe dan juga 67 anak laki-laki lainnya di sekolah itu bisa mengungkap kejahatan yang dilakukan oleh sekitar dua lusin pastor dan pekerja di sekolah itu.

Kejaksaan Verona telah menyelidiki kasus ini lebih dari satu dekade, namun hingga saat ini belum masuk ke pengadilan negara.  

Deretan panjang kasus pelecehan seksual di gereja Katolik

Apa yang terjadi atas anak-anak di sekolah disabilitas Argentina dan Italia itu barulah sedikit dari deretan panjang kasus pelecehan seksual yang terjadi dalam lingkaran gereja Katolik di berbagai belahan dunia.

Pengungkapan kasus dan pengadilan negara terhadap para pastor ini adalah salah satu ungkapan keseriusan Vatikan dalam penuntasan kasus-kasus tersebut. Vatikan menarik kekebalan hukum para petinggi gereja dan mengijinkan hukum yang berlaku di negara dimana pelaku pelecehan berada untuk dijalankan atas para pastor dan biarawati yang terlibat.

Tentunya hal ini menjadi sebuah beban tersendiri bagi Paus Fransiskus sebagai kepala gereja Katolik. 

Baca juga : 

Melampaui Batas, Paus Fransiskus Desak Tindakan Nyata Kasus Pelecehan Seksual Anak

Gereja Katolik Kembali Digoncang, Jaksa Di Washington Umumkan Usut Kasus Pelecehan Seksual

Sumber : Berbagai Sumber | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami