Rawan Penembakan Massal, Gimana Sikap Orang Kristen? Ini Penjelasan Max Lucado
Sumber: Christianpost.com

Internasional / 6 August 2019

Kalangan Sendiri

Rawan Penembakan Massal, Gimana Sikap Orang Kristen? Ini Penjelasan Max Lucado

Lori Official Writer
2443

Negara wilayah Amerika kembali jadi sasaran serangan penembakan brutal teroris. Di akhir pekan kemarin, dua insiden penembakan massal terjadi dalam kurun waktu berdekatan.

Satu insiden penembakan terjadi di El Paso, Texas pada Sabtu, 3 Agustus 2019 pukul 10.39 waktu setempat. Kemudian menyusul penembakan di Dayton, Ohio pada Minggu, 4 Agustus 2019 pukul 01.00 waktu setempat. Akibat insiden ini, sebanyak 29 orang tewas.

Menyikapi teror pembunuhan massal yang marak terjadi di negaranya, penulis buku sekaligus Pendeta Max Lucado menyampaikan pesan dukungan dan pandangannya soal insiden mengerikan ini.

“Marah pasti jadi pilihan semua orang. Marah dan mempolitisasi. Marah pada Tuhan. Kita jadi pahit dan kecewa dengan dunia ini; satu sama lain. Ketakutan menjadi pilihan lain. Mengunci pintu dan menutup jendela. Menghindari bayangan dan lorong-lorong gelap,” tulisnya.

Tetapi, katanya, Alkitab menawarkan petunjuk tentang bagaimana cara meresponi musibah ini. Dia menyampaikan soal ayat yang tertulis di Yohanes 6. Dimana hal ini bicara soal kejadian ketika Yesus berjalan di atas air dan menghampiri murid-murid-Nya yang tengah ketakutan karena badai besar menghantam perahu mereka. Lalu Lucado menjelaskan bahwa di tengah ketakutan dan kecemasan para murid, Yesus berkata: ‘Ini Aku. Jangan takut.” (Yohanes 6: 19-20).

“Saat kita bertanya apakah Tuhan akan datang (di tengah musibah ini), Dia menjawab dengan namanya ‘Ini Aku!’ Saat kita bertanya-tanya apakah Dia sanggup, Dia menyampaikan, ‘Ini Aku!’ Tuhan dekat, jawaban selamat datang dari Yesus adalah: ‘Ini Aku!’” lanjutnya.

Baca Juga:

Bukan Cuma Indonesia, Para Pendeta Luar Negeri Ini Juga Tertangkap Pakai Barang Branded

Mantan Pendeta & Penulis Buku ‘I Kissed Dating Goodbye’ Ini Akui Tak Lagi Jadi Kristen

Dia menyampaikan bahwa apa yang dibutuhkan oleh setiap orang di tengah musibah ini adalah kehadiran Tuhan. Dan dia meyakini jika Yesus akan datang menghampiri setiap orang yang sedang ketakutan.

“Mari kita ikuti teladan para murid. Sambutlah yesus di tengah-tengah masa yang penuh gejolak ini. Jangan biarkan badai menjatuhkanmu. Biarkan badai itu membuatmu baik. Dengarkan dan lihat apakah kamu tidak mendengarNya berkata: Aku bersamamu di tengah badai,” terangnya.

Seperti diketahui, kejadian penembakan massal tersebut terjadi di Sabtu Sore, dimana seorang pria bersenjata melepaskan tembakan dari luar Warmart di El Paso. Akibatnya sebanyak 20 orang tewas dan puluhan lainnya terluka. Pelaku kemudian dibekok dan ditemukan bahwa pria tersebut adalah seorang pemuda berusia 21 tahun bernama Patrick Crusius. Sebelum insiden, Crusius ditemukan telah memposting sebuah pesan ancaman melalui online. Dia mengaku anti-imigran dan akan melakukan aksinya.

Lalu beberapa jam kemudian, serangan serupa terjadi di pusat kota Dayton, Ohio. Sembilan orang tewas dalam insiden ini dan puluhan lainnya luka-luka. Pelaku bernama Connor Betts, berusia 24 tahun akhirnya ditembak ditempat.

Teror Amerika Serikat Mencapai 22 Kali

Penembakan massal ini menambah daftar insiden kejahatan penembakan massal Amerika Serikat. Tercatat bahwa penembakan ini adalah yang ke-22 kalinya selama 22 tahun terakhir.

Hal inipun membuat seluruh masyarakat Amerika berduka. Termasuk para pemuka agama, seniman dan pendeta. Dengan rasa sedih, mereka menyampaikan belasungkawa yang mendalam melalui sosial medianya.

Franklin Graham sendiri menyampaikan bahwa korban akibat insiden ini jauh lebih besar dari jumlah yang disebutkan di media. Dia menyampaikan bahwa seluruh keluarga korban juga ikut menjadi korban.

“Orang-orang yang mereka cintai telah dicuri dari mereka. Waktu kita berduka dengan keluarga dan komunitas ini, mari kita terus dengan tulus mengangkat mereka dan dalam doa di hadapan Tuhan. Dia adalah satu-satunya yang bisa menghibur dan sepenuhnya menyembuhkan hati mereka yang hancur,” tulisnya.

Sementara Presiden Donald Trump mengutuk keras insiden ini dan mengajak semua orang untuk melawan rasisme.

“Dengan satu suara, bangsa kita harus mengutuk rasisme, kefanatikan dan supremasi kulit putih, ideologi yang menyeramkan ini harus dikalahkan. Rasa benci tak punya tempat di Amerika. Kebencian menbelokkan pikiran, menghancurkan hati dan melahap pikiran,” tulisnya.

Sumber : CP | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami