500 Lebih Gereja Ortodoks Tinggalkan Rusia, Ini Alasannya…
Sumber: Christianpost.com

Internasional / 2 August 2019

Kalangan Sendiri

500 Lebih Gereja Ortodoks Tinggalkan Rusia, Ini Alasannya…

Lori Official Writer
2765

Lebih dari 500 Gereja Ortodoks Rusia memilih bergabung dengan Gereja Ortodoks Ukraina yang baru diresmikan.

Berdasarkan pernyataan pihak Gereja Ortodoks Ukraina, dalam tiga bulan pertama setelah peresmian gereja, tercatat sebanyak 300 gereja di bawah otoritas Rusia kini beralih ke Ukraina. Sementara sebanyak 220 lainnya sudah memutuskan untuk bergabung empat bulan kemudian.

“Kondisi ini menandakan bahwa gereja Rusia di Ukraina sudah kehilangan hampir 5 persen dari jemaatnya, sebuah fraksi yang relative kecil dari total jumlah sebenarnya. Tapi signifikan mengingat besarnya perlawanan yang dilakukan oleh Patriarkat Moskow saat mengajukan proposal ke tingkat paroki,” tulis Paul Goble, seorang ahli agama Eurasia dalam artikelnya di Kyiv Post.

Seperti diketahui, Gereja Ortodoks Ukraina diresmikan setelah mendapat ijin dari Patriark Bartholomew I, yang merupakan pusat Gereja Ortodoks. Hal ini menyusul banyaknya permintaan dari pihak gereja untuk mendirikan gereja baru terkait konflik Rusia dan Ukraina atas semenanjung Krimea pada tahun 2014 silam.

Hal ini memicu Gereja Ortodoks Rusia mengumumkan pada Oktober untuk memutuskan hubungan dengan komunitas Gereja Ortodoks.

Kepala Hubungan eksternal Patriarkat Moskow, Metropolitan Ilarion menyalahkan Patriark Bartholonew I melalui sebuah pernyataan.

Katanya, “Kita semua berdiri di hadapan realitas gereja yang baru: kita tidak lagi punya satu pusat koordinasi di Gereja Ortodoks dan kita harus jelas mengenai hal ini. Patriarkat Konstantinopel melikuidasi dirinya sebagai pusat,” ucapnya.

Baca Juga:

Bom Meledak, Gereja Ortodoks Swedia Ini Dua Kali Jadi Target Serangan Teroris

Gereja Ortodoks Rayakan Natal, Hubungan Rusia dan Ukraina Justru Makin Tegang

Keputusan pemisahan diri ini pun mendapat dukungan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Melalui Menteri Luar Negeri AS, Michael Pompeo pada Oktober 2018 lalu, dia menyatakan langkah Gereja Ortodoks Ukraina menunjukkan contoh kebebasan beragama yang diwujudkan lewat tindakan.

“Kami mendukung warga Ukraina untuk memilih dimana mereka beribadah dan berharap hal ini bisa dihormati semua pihak. Toleransi, pengekangan, dan pemahaman adalah kunci untuk memastikan bahwa orang-orang dari afiliasi agama yang berbeda bisa hidup dan sejahtera bersama dalam damai,” kata Pompeo.

Dia bahkan mendesak pemerintah dan pemimpin gereja untuk mendukung keputusan tersebut sepenuhnya.

Sumber : Christianpost.com | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami