Pengakuan Seorang Shopaholic. Saat Kecanduan Belanja Mengancam Pernikahanmu!

Marriage / 19 July 2019

Kalangan Sendiri

Pengakuan Seorang Shopaholic. Saat Kecanduan Belanja Mengancam Pernikahanmu!

Puji Astuti Official Writer
2218

Hal ini terjadi tidak sengaja, sungguh. Ada tawaran diskon sehingga kita bisa berhemat 15% atau bahkan 50%. Sayangkan kalau kupon diskon belanja ngga dipakai, apalagi cukup pencet aplikasi untuk belanja.

Ya, tawaran diskon ini muncul dimana-mana, email, pemberitahuan di aplikasi smartphone kita, di televise, bahkan baliho besar yang kita lewati. Tangan rasanya gatal pengen browsing barang-barang di aplikasi ecommerce yang lagi hits saat ini.

Tapi di akhir bulan, tagihan kartu kredit membengkak, anggaran rumah tangga defisit dan hutang mulai menumpuk. Tak ayal, kamu dan suami pun bertengkar karena masalah keuangan.

Apakah ini terdengar akrab di telingamu? Ya, kecanduan belanja sekarang ngga harus membuat kita pergi keluar rumah sekarang ini. Saat kamu duduk di meja kantormu atau bahkan di rumah, kamu bisa belanja dengan ponsel pintarmu. Kecanduan belanja atau shopaholic tidak hanya menjangkiti kaum hawa saja, kaum pria pun tak bisa menahan godaan.

Sebagai bukti nyata, Denny Cagur, seorang entertainer mengaku bahwa dirinya keranjingan belanja online.

“Iya tadi ngga berasa tuh Rp.90 juta aja untuk kayak gitu,” demikian pernyataan Denny yang dikutip Detik.com pada Jumat (19/07/2019).

Nah, jangan sampai hal ini dibiarkan berlarut-larut ya. Ada banyak pernikahan hancur karena masalah keuangan seperti ini. Apa yang harus kita lakukan?

1# Cek hati kita

Tahukah kamu bahwa seorang pecandu belanja dia dikendalikan oleh perasaannya. Mereka akan merasa lebih baik setelah belanja, karena belanja membuat mereka merasakan kegembiraan, seperti yang dirasakan oleh para pecandu alkohol ataupun judi.

Tapi itu adalah apa yang terlihat di permukaan, sama seperti kecanduan lain, kecanduan belanja juga biasanya terjadi karena ada akar masalah lain, seperti wanita yang patah hati, cenderung akan berbelanja untuk menghibur diri. Atau mereka yang rendah diri, akan menghabiskan banyak uang agar merasa dirinya berharga dan percaya kalau dengan memakai barang-barang mahal dirinya akan dicintai.

“Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6:21)

Saat bicara tentang harta, Tuhan Yesus menegaskan bahwa hal itu berhubungan dengan hati kita.

Masalahnya bukanlah tentang seberapa banyak uang yang kita miliki, tapi dimanakah hati kita berada. Cara mendeteksinya sangat mudah, yaitu dimana paling banyak kita menghabiskan uang, disitulah hati dan pikiran kita berada.

Jadi, untuk lepas dari kecanduan belanja, penting untuk mengalami pemulihan hati. Ijinkan Tuhan untuk menjamah hatimu.

Pemulihan dimulai dari keterbukaan, carilah seorang konselor atau rohaniawan yang bisa kamu percaya untuk menemukan akar masalahmu. Ngga mudah memang, ini membutuhkan iman untuk mempercayai orang lain. Tapi jika kamu ingin agar akar kepahitan, luka hati, atau rasa tidak aman yang menggerogoti hatimu dipulihkan, ambillah resiko itu.

2# Cek cara pandang kamu dan juga apa yang kamu lihat

Setelah bicara tentang hati, Yesus berbicara tentang mata pada Matius 6:22-23:

Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.

Dikatakan bahwa mata adalah pelita tubuh, hal ini bukan hanya berbicara tentang apa yang kita lihat tapi juga cara pandang kita tentang uang.  Jika kita sampai kecanduan belanja, berarti ada yang salah dalam cara pandang kita tentang barang, dan juga nilai-nilai kehidupan kita.

Jika kita memiliki cara pandang yang salah, maka seluruh kehidupan kita akan mengarah ke tujuan yang salah pula.

Jadi jika kita mau lepas kecanduan belanja dengan memotong kartu kredit, uninstall aplikasi, dan langkah-langkah lain, tapi belum merubah hati dan cara pandang kita, hal itu tidak akan berdampak banyak.

Ingatlah bahwa harga pembebasan kita dari keterikatan belanja sudah dibayar oleh Tuhan Yesus Kristus di kayu salib. Kristus sudah menyediakan segala yang kita perlukan untuk hidup berkemenangan dan menjadi alat-Nya untuk menyatakan kemuliaan Tuhan kepada dunia ini. Kita tidak perlu lagi untuk membayarnya, kita hanya perlu datang kepada Tuhan.

Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. (2 Petrus 1:3-4)

Baca juga : 

Kalau Uang Bukan Lagi Jadi Masalah, Apa Yang Akan Kamu Lakukan? Renungkan Hal Ini, Yuk!

Sering Bangkrut Karena Belanja? Ini 4 Penyebab Kita Sering Berbelanja Secara Impulsif

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami