Hubungan Dengan Tuhan Makin Dekat Lewat Buku Harian, Ini 4 Langkahnya!

Kata Alkitab / 19 July 2019

Kalangan Sendiri

Hubungan Dengan Tuhan Makin Dekat Lewat Buku Harian, Ini 4 Langkahnya!

Inta Official Writer
2470

Pada saat saya SMP dahulu, salah satu tugas yang perlu dilakukan dalam kelas bimbingan konseling (BK) adalah untuk menuliskan buku harian alias diary. Kebiasaan ini sekarang sudah mulai digantikan dengan adanya media sosial.

Gimana tidak, sekarang, orang lebih memilih mencurahkan isi hatinya melalui status dibandingkan dengan diary yang sifatnya sangat pribadi.

Tahu nggak sih, kalau ternyata buku harian bisa membuat kita mengenal diri sendiri. Begitu pula menganl kondisi hubungan kita dengan Tuhan. Kalau teman menulis saya pernah berkata, bahwa apa yang tertulis itu akan abadi, sementara yang terucap akan hilang.

Firman Tuhan aja dituliskan dalam Alkitab. Jadi, menuliskan buku harian itu nggak selamanya buruk, kok. Ini lho manfaat yang bisa kita dapatkan.

1. Menulis itu harusnya menyenangkan, bukan memberatkan

Kalau menulis status adalah hal yang mengasyikan, kenapa tidak dengan buku harian? Mungkin sekarang sudah lebih canggih, ya. Kita bisa menuliskan buku harian bukan lagi di buku kertas, tetapi juga bisa dalam aplikasi catatan dalam telepon genggam kita.

Setelah kita selesai saat teduh, mulailah menuliskan harian pada catatan kita. Ceritakan soal ayat yang di dapat dan apa yang kita rasakan saat itu. Awalnya, memang akan terkesan kaku, tetapi, menulis juga membuat kita jadi lebih luwes dalam bertutur kata, lho. Jadi, mulai biasakan diri dan disiplin, ya.

2. Buku harian ini jadi rahasia buat kita

Ketika nggak ada lagi orang lain yang bisa dipercaya, kadang buku harian menjadi tempat yang tepat buat kita mencurahkan isi hati. Kita bisa kok mengadu pada Tuhan dengan menuliskannya. Pada saat saya kuliah dulu, menulis buku harian ini dianjurkan oleh kakak rohani.

Katanya, kalau saya kecewa dengan Tuhan, tulis saja kekecewaan tersebut. Tetapi, seiring saya menuliskan itu, saya akan merobeknya dan mengatakan, kok kayaknya saya tidak pantas kecewa pada Tuhan, karena memang Tuhan itu sudah baik dalam kehidupan saya.

Tanpa perlu takut ada orang yang membacanya, buku harian menjadi salah satu cara terbaik untuk menuliskan isi hati kita dengan bebas dan jujur.

3. Minta Tuhan untuk pakai buku harian sebagai sarana memperdalam hubungan denganNya.

Lewat buku harian, kita bisa minta Tuhan untuk memberi pengertian yang lebih mendalam tentang apa yang terjadi dalam kehidupan kita. Berdoa agar Roh Kudus yang membimbing kita dari semua pemikiran yang akan dituangkan dalam tulisan.

Nantinya, buku harian ini akan kita baca sebagai tolak ukur, sudah sejauh mana pertumbuhan rohani kita.  

4. Jangan khawatir dengan kemampuan menulis kita

Sekali lagi, nggak akan ada yang komentari buku harian kita. Sehingga kita bebas memilih kata-kata yang cocok untuk dituliskan. Kita bisa menulis dengan cara apa pun. Mulai saja menuliskan apa pun yang ada di dalam pikiran, lalu, semakin seringnya kita menulis, kebiasaan itu akan membuat kita jadi lebih piawai dalam berbahasa, kok.

Jadi, apakah ada yang tertarik untuk menuliskan buku harian soal perjalanan rohani kita? Seperti yang tertulis di atas, buku harian itu sifatnya abadi. Mungkin saja, suatu hari nanti, buku harian ini akan menjadi sumber kesaksian buat orang lain.

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami