Desakan agar Gereja
Anglikan Kanada untuk menerima pernikahan sesama jenis nyaris lolos, hanya
kurang dua suara saat pemungutan suara.
Dewan sinode umum –
sebuah lembaga yang membuat kebijakan gereja ini – melakukan pertemuan pada
akhir minggu lalu di Vancouver, Kanada. Salah satu agenda pertemuan dewan
sinode Gereja Anglikan Kanada pada Jumat malam (12/7/2019) lalu adalah apakah
gereja akan merubah aturan pernikahan di gereja tersebut dan mengijinkan
pemberkatan pernikahan sesama jenis.
Sekalipun lebih dari
80 persen umat awam Anglikan dan lebih dari 70 persen pendeta memilih mendukung
perkawinan sesama jenis di gereja tersebut, namun jumlah uskup yang mendukung
tidak memadai. Hanya dua puluh tiga uskup yang memberikan suara setuju dan 14
menolak dan 2 uskup abstain, itu artinya amandemen hanya mendapatkan dukungan
62 persen suara sehingga tidak memenuhi ketentuan untuk bisa melakukan
perubahan terhadap aturan pernikahan.
Uskup Linda Nicholls,
yang dipilih sebagai kepala gereja Anglikan Kanada menyatakan bahwa masalah
pernikahan sesama jenis adalah “diskusi yang menantang.”
“Tetap akan ada orang-orang
yang memegang pandangan tradisional bahwa pernikahan hanya bisa antara pria dan
wanita sedangkan yang lain percaya bahwa perjanjian pernikahan dapat diperluas
kepada pasangan sesama jenis,” demikian tulis Linda Nicholls.
Ia pun menyatakan
bahwa hasil pemungutan suara tersebut adalah “sangat menyakitkan” bagi anggota
gereja yang lebih muda dan menggambarkan reaksi mereka sebagai “rasa duka
terhadap gereja yang tidak dapat menemukan jalan untuk berdampingan dengan yang
berbeda.”
Keuskupan Huron yang
berada di barat daya Ontario yang dipimpin Nicholls sebelum ia terpilih sebagai
pemimpin, menawarkan pemberkatan pernikahan sesama jenis, namun karena hasil
pemungutan suara pada Jumat tersebut, mereka tidak bisa melakukannya lagi.
Pendeta Kevin George
dari Gereja Anglikan St.Aidan di London, Ontario menyatakan kepada CTV News
London bahwa hasil pemungutan suara itu sangat “menghancurkan.” Dia mengungkapkan
bahwa dirinya menonton tayangan langsung pemungutan suara itu. Ia bahkan
mengundang para pendukung LGBTQ untuk menghadiri ibadah minggu di gerejanya
yang bertema warna pelangi yang merupakan lambang gerakan LGBTQ sebagai bentuk
solidaritas.
Saat ini pertarungan ideologi gender terus menguat dan menekan gereja untuk mengubah kebenaran yang tertulis dalam Alkitab tentang pernikahan yang benar di hadapan Tuhan. Mari berdoa bagi gereja, para hamba-hamba Tuhan dan juga generasi muda gereja untuk tetap kuat dalam kebenaran dan pengenalan akan Tuhan sehingga tidak tergerus oleh pemikiran dunia.
Baca juga :
Mark McClendon : Pernikahan Sesama Jenis Bertentangan dengan Alkitab
8 Ayat Alkitab yang Menentang LGBT