Menjadi orangtua ternyata adalah panggilan yang sudah
ditetapkan oleh Tuhan. Alkitab mencatat apa tujuan sebenarnya menjadi orangtua.
Bukan hanya soal membesarkan dan menerapkan aturan yang ditetapkan oleh dunia, tetapi menjadi orangtua adalah bagaimana membawa anak tumbuh dalam kehendak Tuhan.
Untuk mengasuh anak, orangtua tak perlu belajar dari orang
lain. Hanya perlu kembali kepada tujuan pertama Tuhan memanggil laki-laki dan perempuan bersatu dalam ikatan pernikahan.
Ada 10 ayat Alkitab yang bisa menuntun orangtua untuk mengasuh anak secara alkitabiah.
1.
Pernikahan antara laki-laki dan perempuan adalah rencana Tuhan untuk menghasilkan dan membesarkan anak.
Perjanjian pernikahan seumur hidup antara seorang pria dan
wanita ada ide original dari Tuhan bagi umat manusia. Tuhan memberi orangtua kemampuan untuk melakukan hal itu.
Menjadi orangtua adalah naturalnya manusia. Menikah berarti
siap untuk melahirkan dan membesarkan anak sebagai buah kasih yang Tuhan berikan. Itu sebabnya, orangtua juga berperan untuk membesarkan anak di jalannya Tuhan.
“Didiklah
orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” (Amsal 22:6)
2. Pernikahan adalah cara Tuhan supaya manusia bisa memenuhi bumi.
“Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kejadian 1: 28)
Tuhan sudah memberikan orangtua sejak awal otoritas untuk menjadi
pemimpin, khususnya bagi anak-anak mereka. Dengan teladan orangtualah anak akan tumbuh menjadi sosok yang mengenal Tuhan.
3. Anak-anak tidak dilahirkan di luar pernikahan.
Karena alasan inilah hubungan seksual sangat ditentang oleh orang Kristen. Bahkan tindakan perzinahan pun tak layak dilakukan.
“Jauhkanlah
dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di
luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.” (1 Korintus 6: 18)
Anak yang dilahirkan dari sebuah pernikahan yang suci akan merasa lebih diterima oleh orang lain. Sebaliknya, anak yang dilahirkan di luar pernikahan pasti akan mempengaruhi cara didik orangtua terhadapnya. Karena itulah orangtua perlu menyadari bahwa anak itu berharga dan harus dibentuk sesuai dengan kehendak Tuhan.
Baca Juga:
Parents, Ini Manfaat Ceritakan Kesaksian Imanmu ke Anak-anakmu…
Jangan Anggap Sepele, Ini Manfaat Anak Mulai Ikut Komsel Gereja Sejak Kecil!
4. Anak-anak adalah hadiah dari Tuhan, anak tidak berasal dari manusia.
Ayub memberitahu kita bahwa Tuhanlah yang memberikan kita anak-anak.
Pemazmur mengatakan anak-anak kita adalah warisan dari Tuhan. Dan Rut
menggambarkan bahwa saat seorang anak dikandung, konsepsti itu adalah karya Allah.
“Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.” (Mazmur 127: 3)
5. Orangtua bertanggung jawab memenuhi kebutuhan anak-anak mereka.
Orangtua bertanggung jawab atas hidup anak-anaknya. Mulai dari mengandung, melahirkan, menyusui sampai mereka beranjak dewasa.
Paulus sendiri mengajarkan semua ayah di Efesus untuk ‘menjaga’
dan ‘mengasuh’ anak-anak mereka. Dia memberikan contoh hubungan ayah dan anak seperti hubungannya dengan anak-anak rohaninya di Gereja Korintus.
“Karena bukan anak-anak yang harus mengumpulkan harta untuk
orang tuanya, melainkan orang tualah untuk anak-anaknya.” (2 Korintus 12: 14)
Sebagai orangtua, kita pasti rindu melihat anak-anak kita bertumbuh
dengan baik. Tapi tanpa memahami tujuan menjadi orangtua, kita hanya membesarkan
anak sesuai dengan standar dunia.