Video Ini Sebut Siswa Kristen Bengkalis Alami Diskriminasi, Kepala Sekolah Ungkap Faktanya
Sumber: Youtube.com

Nasional / 3 July 2019

Kalangan Sendiri

Video Ini Sebut Siswa Kristen Bengkalis Alami Diskriminasi, Kepala Sekolah Ungkap Faktanya

Lori Official Writer
3343

Sebuah video yang diunggah di Youtube berjudul ‘SISWA SMP NEGERI 4 MANDAU YANGBERAGAMA KRISTEN DIPAKSA BELAJAR DI LUAR PANAS, MUSLIM DI RUANGAN’ mengegerkan publik. Video berdurasi 1.21 menit yang sudah ditonton sebanyak 1314 viewers itu pun mengundang perbincangan hangat di media.

Sebagaimana ditampilkan dalam video, siswa SMP yang diduga beragama Kristen dibagi dalam beberapa kelompok. Mereka tampak duduk di bawah terpal biru yang digelar di halaman sekolah. Belum tahu pasti apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan.

Namun kehadiran video ini malah mengundang komentar beragam dari netizen. Banyak yang bahkan melayangkan kritikan kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Mandau dan menyebutnya sebagai diskriminasi terhadap siswa minoritas.

Menanggapi hal itu, pihak sekolah membantah berita tersebut. Bahkan video yang ditampilkan sebenarnya terjadi pada tahun2017 silam. Pihak sekolah juga membantah tuduhan diskriminasi terhadap siswa Kristen.

Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Mandau, Gusti menyampaikan bahwa dalam rekaman, siswa sedang menjalani siraman rohani setiap pagi sebelum memasuki kelas.

“Memang ada belajar siswa kita di luar kelas. Ini belajar ekstra buat siswa kelas VIII. Belajar ekstra tersebut adalah siraman rohani yang memang sering kita lakukan pagi hari sebelum masuk belajar,” katanya.

Baca Juga:

Habibie Ingatkan Masyarakat Indonesia Seimbangkan Pengetahuan, Budaya dan Agama

Pesan Menyejukkan dari PGI Untuk Masyarakat Pasca Putusan MK, Ini Isinya

Gusti menyebut, kegiatan siraman rohani ini melibatkan semua siswa tanpa membedakan agama. Biasanya mereka akan mengundang penceramah dari luar untuk datang ke sekolah.

“Kita melakukan ini karena keterbatasan ruangan sehingga kegiatan ekstra terkait agama kita laksanakan di luar kelas secara bersama.  Waktunya hanya 15 menit sebelum belajar. Kita hanya bermodalkan terpal dibentangkan di halaman,” terangnya.

Terkait pelaku penyebar video, Gusti menduga merupakan salah satu wali murid. Meski sempat dilaporkan kepada pihak yang berwajib, namun masalah ini akhirnya diselesaikan dengan dialog bersama wali murid, sekolah dan juga tokoh masyarakat.

“Kami saat itu sangat kesal sekali. Karena kegiatan tersebut resmi dilakukan sekolah. Tidak ada keterkaitan membedakan soal agama. Semua siswa mengikuti pelajaran ekstra itu. Ini akibat tidak tahu, tapi tak mau bertanya. Tapi sudahlah, kalau kita proses hukum, pelakunya wali murid yang anaknya siswa kami juga. Ya akhirnya damai dan wali murid yang merekam meminta maaf ke kita,” terang Gusti.

Sebagaimana diketahui, video ini sebenarnya dipublikasikan pada 26 September 2018 silam oleh akun Mystery Case. Namun beritanya baru viral saat ini.

Pelajaran yang bisa kita petik dari kasus ini adalah sebelum mengunggah video atau menyebarkan berita ke internet. Pastikan lebih dulu untuk mengklarifikasi kebenarannya. Jangan sampai kita jadi pelaku penyebar hoaks dimana ganjarannya bisa merugikan diri kita sendiri dan orang lain.

Sumber : Detik.com | Youtube.com
Halaman :
1

Ikuti Kami