Pernah ngga sih kamu
berantem sama pacar? Namanya juga hubungan, pastikan ngga terus-terusan mulus.
Ada saat-saat dimana kamu mengalami konflik sama si dia. Tapi kalau keseringan
berantemnya, apakah itu hal yang wajar?
Ada dua jawaban sih,
pertama jika kalian berdua bisa mengatasi konflik itu dengan baik, hal itu akan
membuat hubungan kalian semakin erat karena kalian akan lebih bisa mengenal
satu sama lain. Namun yang kedua, jika kalian sering berantem tanpa pernah bisa
menyelesaikan masalah dan bahkan kadang isunya adalah hal yang sama, bisa jadi
itu tanda bahwa hubungan kalian tidak bisa dipertahankan.
Jadi, konflik yang
sehat dengan pasangan itu seperti apa sih?
1# Cek seberapa sering
kamu berantem sama si dia
Banyak orang percaya
bahwa sedikit konflik dalam hubungan itu sehat, namun kalau pasanganmu adalah
tipe orang yang menghindari konflik maka hal itu malah akan berdampak buruk loh. Karena kalian tidak
bisa tampil apa adanya.
Menurut seorang
psychotherapist yang spesialisasi pada pasangan dengan konflik banyak, James
Guay menyatakan kepada Elitedaily.com bahwa, “hubungan dengan konflik tinggi
juga akan melewatkan keintiman yang bagus yang muncul dari kerentanan, refleksi
diri dan kolaborasi.”
Artinya baik jarang
atau sering mengalami konflik, tidak bisa jadi ukuran hubungan yang sehat. Tapi
bagaimana kalian bisa menjadi diri kalian apa adanya, termasuk menunjukkan
ekspresi kalian salah satunya marah, dan juga mau untuk mengoreksi diri waktu
melakukan kesalahan serta bekerja sama untuk mencari solusi masalah adalah
kunci hubungan yang sehat.
Jadi, coba cek, dalam
seminggu atau sebulan seberapa sering kamu berantem sama pacar? Terus,
bagaimana kalian bisa menyelesaikan masalah itu dan menjadikannya sebuah
interaksi yang lebih positif? Jawaban atas pertanyaan ini akan menjadi penentu
hubungan kalian ke depan.
Hai saudara-saudara
yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar,
tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah
manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. ~ Yakobus 1:19-20
2# Apakah pacarmu selalu
memotong saat kalian berargumentasi dan tidak memberi dia kesempatan kamu untuk
menyampaikan pendapat?
Selain seberapa sering
kalian konflik, seperti apa berantemnya juga bisa menjadi tanda apakah hubungan
kalian sehat atau tidak. Jika pasangan menghalangi kamu untuk mengungkapkan
pendapat atau selalu memotong perkataanmu hal itu adalah tanda bahaya loh. Namun
bukan berarti hubungan kalian harus berakhir kok.
Cara mengatasinya
cukup mudah, menurut Guay saat kalian lagi berantem dan berujung pasanganmu memotong
pendapatmu, kalian sebaiknya diam selama 20 menit.
“Tenangkan dirimu dan alihkan perhatian kalian
dari pertengkaran tersebut sejenak, jadi ketika kalian kembali untuk membahas
konflik kalian tadi, bisa melakukannya dengan kepala dingin,” demikian ungkap
Guay.
3# Kritikan dan
kata-katanya melukai hati
Mengkritik, tentu saja
boleh. Tapi harus dilakukan secara konstruktif. Artinya kritikan tersebut
disampaikan dengan cara yang baik dan dengan tujuan untuk membangun atau
positif. Sampaikan sebagai sebuah masukan, bukan tuntutan. Artinya, si pemberi
kritik memberikan ruang untuk orang tersebut memutuskan sendiri apakah menerima
masukan itu atau tidak.
Jika pacarmu
mengkritikmu dan menuntutmu untuk berubah, bahkan memakai kata-kata yang
menyakitkan hati. Maka ada baiknya kamu pertimbangkan hubungan kalian, karena
hal tersebut sudah tidak sehat. Apa lagi jika dia sudah mulai menghinamu dan
juga mengendalikan kamu. Itu adalah hubungan yang beracun dan berdampak negatif
secara mental bagimu.
4# Setiap kali
berantem selalu merasa paling benar dan selalu menyalahkan orang lain atau
situasi
Selalu menyalahkan hal
lain selain dirinya, menunjukkan ketidakdewasaan karakter seseorang. Ketika
sebuah konflik terjadi, lalu kalian selalu mencari siapa yang benar dan siapa
yang salah, maka kalian tidak akan benar-benar menemukan solusi permasalahan.
Menurut Guay
sebenarnya solusinya sangat sederhana agar tidak berantem terus, “Ambillah
tanggung jawab atas dampak tindakanmu dan pasanganmu dan carilah cara
menyelesaikannya dengan baik termasuk dengan meminta maaf jika diperlukan.”
Permintaan maaf yang
tulus memiliki tiga kriteria, pertama berkata “Maafkan aku,” yang berarti
mengakui bahwa dirinya melakukan kesalahan. Kedua dengan mengakui kesalahan apa
yang telah dilakukan, dan ketiga bertanya pada pasanganmu apa yang bisa kamu
lakukan untuk memperbaiki keadaan.
Tetapi hendaklah kamu
ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni,
sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. ~ Efesus 4:32
Pada akhirnya,
hubungan yang terus-terusan konflik itu sangat melelahkan. Tapi hubungan yang
jujur, saling mengerti dan terbuka akan membawa hubungan kalian akan bertumbuh.
Untuk itu, sikapi konflik dengan lebih dewasa ya. Jangan sampai dikendalikan
emosi, karena setiap perkataan yang terlontar sewaktu sedang marah itu tidak
bisa ditarik kembali, karena sudah pasti akan melukai orang lain.
Bangunlah hubunganmu dengan kasih, saling pengertian dan saling menghormati. Ijinkan Tuhan terlibat dalam hubungan kalian, sekalipun kalian masih dalam tahap pacaran.
Baca juga :
Sumber : Jawaban.com