Banyak Orang Merasa Bicara Dengan Orang Tuli, Jadi Pendengar Itu Memang Sulit!

Kata Alkitab / 27 June 2019

Kalangan Sendiri

Banyak Orang Merasa Bicara Dengan Orang Tuli, Jadi Pendengar Itu Memang Sulit!

Lori Official Writer
2512

Dr Paul Tournier, seorang psikiater dan penulis terkenal asal Swiss pernah menulis kalimat berjudul ‘dialog orang tuli’.

Begini isinya:

“Mustahil untuk terlalu memaksakan keinginan besar untuk didengarkan oleh manusia, diperhatikan dengan mendalam dan untuk dipahami.

Gak ada yang bisa berkembang dengan bebas di dunia ini dan menemukan kehidupannya secara utuh tanpa merasa dipahami oleh setidaknya satu orang saja.

Dengarkan percakapan dunia kita, antar bangsa dan antar pasangan.”

Bacalah kata-katanya dengan baik. Apakah membuatmu terasa tertohok? Apakah kata-kata itu seolah mendikte diri kita sendiri? Ini adalah keinginan yang banyak orang idamkan.

Kita suka didengarkan karena kita suka berbicara. Tapi kata-kata Tournier mengingatkan kita untuk mengambil posisi untuk memiliki keterampilan yaitu mendengar.

Menjadi pendengar bukan hanya sekadar mendengar. Bukan hanya sekadar tersenyum dan menganggukkan kepala saat seseorang berbagi tentang pikiran dan perasaannya. Bukan hanya diam saja tapi bisa mengumpulkan sesuatu yang bisa disampaikan kembali.

Mendengar itu adalah hal yang sulit. Karena dibutuhkan dua orang untuk berdialog dua arah yaitu pembicara dan pendengar. Pendengar bukan hanya mendengar tapi juga menimpali apa yang didengarnya.

Seperti contoh, anak-anak biasanya mengekspresikan perasaan mereka. Jauh di lubuk hati mereka yang rapuh, anak-anak punya segudang pertanyaan dan pemikiran untuk dibagikan. Tapi karena orangtuanya sangat sibuk sepanjang hari, anak pun tak punya kesempatan untuk mengutarakan semua rasa penasarannya.

Bayangkan kalau anak-anak ini adalah orang-orang yang belum mengenal Tuhan? Padahal ada banyak pertanyaan dan rasa penasaran yang terbersit dibenak mereka soal injil. Apakah kita akan mengabaikan mereka karena kesibukan kita?

Tentu saja injil kebenaran Tuhan harus dibagikan. Salah satu caranya adalah dengan menjadi pendengar. Seorang pendengar memang harus meluangkan waktu untuk mendengarkan dengan sabar dan merespon dengan tenang. Dan itulah pengorbanannya.

Baca Juga:

Suka Nanya ‘Orang Kristen Kok Kelakuannya Buruk?’, 6 Alasannya Ini Jadi Jawabannya…

Buat Para WL, 7 Cara Ini Bisa Bantu Kamu Pilih Lagu yang Tepat di Ibadah

Mari kembali kepada kisah Yesus saat berbicara dengan wanita di sumur (Yohanes 4). Dia bisa saja menyerang wanita tersebut secara verbal. Tapi Yesus tidak melakukannya. Dia malah mendengarkan dengan tenang. Dia melihat dengan jelas ada raut kecemasan di wajah wanita itu dan merasakan ada beban rasa bersalah di dalam hatinya. Saat wanita itu mulai berbicara, Yesus masuk ke dalam jiwa wanita itu.

Sikap Yesus akhirnya membuat wanita ini menjadi lebih terbuka. Uniknya, dia malah tidak merasa dipaksa atau merasa malu dengan apa yang diperbuatnya. Kuncinya adalah bahwa Yesus mau jadi pendengar. Dia mempelajari setiap kata-kata wanita itu, setiap ungkapannya. Bahkan nada suaranya.

Jadi, apa yang dibutuhkan untuk jadi pendengar yang baik? Jadilah peduli. Sediakan waktu. Jauhkan ego dan fokuslah. Miliki kepekaan, toleransi, sabar dan mau mengontrol diri. Dan yang paling penting, berikan ruang bagi seseorang untuk berbicara. Seorang pendegar jangan mengambilalih posisi sebagai pembicara yang mendominasi sebuah percakapan.

“Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh TUHAN.” (Amsal 20: 12)

Kita hanya dua telinga. Dua mata dan satu mulut. Dan hal ini memberitahu kita bahwa kita memang harus lebih banyak mendengar daripada berbicara. Hari ini, apakah kamu mau memutuskan untuk menjadi pendengar yang baik? Apakah kamu mau mendengarkan pasanganmu daripada terus berbicara? Apakah kamu mau jadi teman yang mau mendengar? Apakah kamu mau jadi orang Kristen yang mau melayani orang-orang yang belum mengenal Tuhan hanya seperti apa yang Yesus lakukan?

Jangan biarkan orang-orang di luar sana melakukan dialog dengan seseorang yang tuli. Mereka membutuhkanmu. Mereka membutuhkan kita!

Sumber : Insight.org | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami