Sebuah kota di Etiopia
yang mengklaim menyimpan Tabut Perjanjian menentang rencana pembangunan masjid
di kota dengan mayoritas penduduk Kristen Orthodoks tersebut. Mereka menyatakan
bahwa kota itu seperti Mekah-nya orang Kristen, jadi mereka harus menjaga
kesucian kota mereka. Walau demikian umat Islam tetap bebas menjalankan
ibadahnya.
Kota tersebut adalah
Aksum, dimana berdiri Gereja Katedral Our Lady Mary of Zion, yang diklaim
menyimpan Tabut Perjanjian sejak anak Ratu Syeba dan Raja Salomo membawanya ke
kota itu 3000 tahun lalu.
Aksum adalah kota yang
berada di utara Etiopia, masuk dalam daerah Tigray, dan menjadi biara bagi
Kristen Orthodok Etiopia sejak ribuan tahun. Kota ini mereka anggap kudus,
untuk itu para pemimpin Kristen di sana menentang berdirinya masjid atau
mushola di kota itu.
Godefa Merha, uskup
senior di Our Lady Mary of Zion menyatakan kepada BBC, bahwa gereja melarang
berdirinya rumah ibadah umat Islam karena kota itu adalah bagian dari biara.
“Aksum adalah Mekah
bagi kami,” demikian ungkap Merha. “Aksum adalah tempat kudus.”
Dia percaya bahwa
Kristen Orthodoks tidak akan melanggar sumpah kesucian kota itu yang sudah
diwariskan oleh nenek moyang mereka.
“Jika ada yang
membangun masjid, kami akan mati,” demikian tegasnya.
“Itu tidak akan pernah
diijinkan, dan kami tidak akan pernah membiarkannya terjadi di jaman kami. Bagi
kami itu kematian. Kita harus hidup saling menghormati seperti yang telah kita
lakukan selama ribuan tahun.”
Orang Kristen
Orthodoks di Aksum percaya bahwa hanya pujian dan doa orang Kristen yang boleh
terdengar di kota itu.
“Agama yang tidak
menerima kelahiran Kristus, babtisan, penyaliban, kematian dan kedatangannya
yang kedua kali tidak boleh ada di tempat dimana Tabut Perjanjian berada,”
demikian pernyataan pendeta Amsale Sibuh kepada reporter Hana Zeratsyon.
“Jika seseorang
melakukan sesuatu yang melawan hal ini, kami akan membayarnya dengan hidup
kami,” tambahnya.
Namun orang Muslim di
kota itu yang berjumlah 10% dari populasi merasa mereka berhak membangun rumah
ibadah. Selama ini mereka sholat di rumah-rumah, masjid sementara dan bahkan
ruangan terbuka.
Saat ini hubungan
kedua agama di kota itu menjadi tegang karena masalah pendirian rumah ibadah
ini, padahal sebelumnya hubungan antar umat beragama harmonis.
Menurut laporan Zeratsyon, pemimpin umat Muslim di wilayah itu berharap bisa berdiskusi dengan pemimpin Kristen di kota itu untuk membahas masalah tersebut.
Baca juga :
Fakta Alkitab : Tabut Allah, Simbol Kehadiran Tuhan Di Tengah Bangsa Israel
Sumber Emas Ratu Syeba dalam Alkitab Ditemukan di Ethiopia