7 Dosa Mematikan Dan Cara Menghadapi Godaan Dosa Tersebut (Part 2)
Sumber: tamsengarrie.biz

Kata Alkitab / 23 June 2019

Kalangan Sendiri

7 Dosa Mematikan Dan Cara Menghadapi Godaan Dosa Tersebut (Part 2)

Inta Official Writer
3372

Pada artikel sebelumnya, kita sudah mengetahui 3 dari 7 cara mengahadapi godaan dosa mematikan. Selain melawan kesombongan dengan kerendahan hati, melawan iri hati dengan hati bersyukur, dan melawan percabulan dengan kemurnian hati, yuk kita bahas 4 cara lainnya di bawah ini.

4. Melawan keserakahan dengan rasa cukup dan kemurahan hati

Orang yang serakah berarti dirinya tidak mampu membedakan keinginan dari kebutuhan. Dosa ini mematikan sebab ia menjauhkan dirinya sendiri dari sikap mengandalkan Tuhan dan berserah dalam tangan Tuhan.

Akibatnya, orang yang serakah tidak pernah merasa cukup dan menginginkan yang lebih terus menerus. Cara untuk menghindari dosa ini tentu dengan berpusat pada rasa cukup. Cara lainnya adaladh dengan hati yang penuh syukur.

Hati yang cukup dan penuh syukur dapat mengantarkan kita untuk mengasihi sesama dengan apa yang dimilikinya. Kita diingatkan oleh Paulus dalam 2 Korintus 8:1-15, bahwa kaya bukanlah berarti memiliki banyak hal, melainkan memberi banyak. Inilah yang kemudian menimbulkan sikap kemurahan hati.

5. Hilangkan kerakusan dengan pola hidup sehat dan perjamuan bersama

Bedanya dengan serakah, rakus berarti tidak pernah merasa cukup dalam hal makanan atau minuman. Sikap rakus merupakan cara kita menjadikan makanan sebagai berhala. Kerakusan tidak hanya berpengaruh bagi spiritual, melainkan juga merusak kesehatan kita.

Untuk menghindari godaan dosa ini, kita harus bisa makan secukupnya dan itu harus bermanfaat baik buat tubuh, bukan sebaliknya. Lebih dari itu, kita bisa menjadikan makanan sebagai sebuah jamuan untuk membangun hubungan dengan sesama.

6. Hentikan kemarahan dengan pengampunan

Kemarahan dapat menghancurkan seseorang. Meski pada titik tertentu, kemarahan bisa dianggap sebagai sikap yang manusiawi. Namun, kadang sikap destruktif yang dihasilkan karena marah bisa mengarahkan kita pada sikap-sikap yang tidak benar dan negatif.

Biasanya, kita marah karena kita mulai mementingkan diri sendiri dan beranggapan bahwa diri kita sedang dilukai. Saat amarah tidak bisa kita hindari, Paulus berpesan dalam Efesus 4:26, “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.”

Amarah bisa membuat kita jadi punya dendam dengan seseorang. Untuk itu, kita harus bisa mengampuni orang yang telah membuat kita marah tersebut. Efesus 4:32, “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”

Pengampunan membuat kita melihat sesame sebagai pribadi yang juga dikasihi oleh Allah. Memang terdengar sangat sulit, karenanya mintalah pertolongan Tuhan untuk bisa mengampuni ini.

7. Melawan kemalasan dengan spiritual keseharian

Elie Wiesel pernah bercerita soal seorang pria yang pekerjaannya hanya melihat kebrutalan tentara Jerman yang menangkapi orang-orang Yahudi dari balik jendelanya. Wiesel menuliskan, “Ia menampilan wajah tanpa belas kasihan, tanpa rasa senang, tanpa kejutan, dan bahkan tanpa kemarahan atau minat. Dingin.”

Sikap kemalasan ini cenderung pada sikap yang tanpa perasaan terhadap dunia karena nuraninya sudah mati. Mengobati yang sakit masih bisa dilakukan, tetapi akan sangat sulit saat sesuatu itu sudah mati. Untuk itulah kita perlu kuasa Roh Tuhan untuk membangkitkan kita dari kematian dalam roh.

Cara-cara di atas disampaikan oleh Pdt. Joas Adiprasetya. Buat 3 cara lainnya, bisa dilihat pada artikel ini, ya.

 

 

Sumber : joas adiprasetya
Halaman :
1

Ikuti Kami