Penutupan Warung Anjing di Karanganyar Bukan Soal Agama, Bupati Sebut 2 Alasan Ini...
Sumber: Detik News

Nasional / 21 June 2019

Kalangan Sendiri

Penutupan Warung Anjing di Karanganyar Bukan Soal Agama, Bupati Sebut 2 Alasan Ini...

Lori Official Writer
2609

Bupati Karanganyar, Juliyatmono memutuskan untuk menutup seluruh warung sate jamu guguk atau warung daging anjing di wilayahnya.

Dia menilai perdagangan daging anjing ini dianggap tidak lazim. Karena itu, dia menghimbau supaya semua penjual daging anjing berhenti berjualan.

“Selama ini jualan daging anjing itu tidak lazim dan tidak berizin. Warung itu banyak yang tersembunyi,” kata Juliyatmono, seperti dikutip dari Suara.com, Kamis (20/6).

Dari pernyataan yang disampaikannya, Bupati Juliyatmono mengatakan ada dua alasan kenapa penutupan warung anjing Karanganyar harus dilakukan.

1. Cegah penyebaran penyakit rabies

Bupati Juliyatmono menyampaikan penutupan sama sekali tidak berkaitan dengan agama. Sebaliknya, dia ingin supaya wilayah Karanganyar bebas dari penyebaran penyakit.

Menurutnya, peredaran anjing bisa menyebarkan penyakit seperti rabies dan zoonosis.

“Dalam rangka mencegah berbagai penyakit yang disebabkan oleh daging anjing, kami akan segera menindaklanjuti dengan menutup semua warung guguk (anjing) di Karanganyar. Ini bukan soal agama. Tapi masalah kesehatan. Anjing ini bisa menyebarkan penyakit, namanya zoonosis,” terangnya.

Baca Juga:

Sidang Sengketa Pilpres Masih Terus Berlanjut, Ini yang Bakal Dilakukan KPU

Menengok Pesona Gereja Tua Pniel Bitung yang Penuh Sejarah

2. Melindungi kesejahteraan anjing

Selain untuk menjaga kesehatan, Bupati Juliyatmiho juga menegaskan penutupan ini dikarenakan untuk menyadarkan kembali manusia tentang mencintai sesama makhluk ciptaan Tuhan. Apalagi, anjing, menurutnya bukanlah binatang yang seharusnya untuk dikonsumsi secara bebas.

Karena itulah penutupan warung anjing ini diharapkan bisa menjadi sebuah regulasi baru untuk menjamin perlindungan terhadap hewan.

“Mereka kan membuka warung guguk juga tidak ada izinnya. Kalau kami kan mengindahkan surat edaran Kementerian kesehatan, anjing bukan hewan yang diternak untuk dikonsumsi,” katanya.

Sebagai kota yang dikenal sebagai penjual daging anjing ternama di Indonesia, tim koalisi Dog Meat Free Indonesia pun melakukan penyelidikan dan mengaku prihatin dengan nasib anjing-anjing yang dibunuh dan dikonsumsi.

Karena itu Dog Meat Free Indonesia menuntut pemerintah Karanganyar untuk menghentikan perdagangan, pembantaian dan konsumsi daging anjing.

“Sekarang Solo raya sudah emnjadi pusat perdagangan anjing di pulau Jawa. Ada sekitar 13.700 lebih anjing yang dibantai setiap bulan. Angka ini kami dapat dari 82 warung yang menjual makanan dari daging anjing di seluruh wilayah kota Solo,” kata Angelina Pane, aktivis Dog Meat Free Indonesia.

Sementara setelah warung anjing ini ditutup sepenuhnya, para pedagang telah diberikan uang ganti rugi oleh Bupati Juliyatmono. Setiap pedagang diberikan modal Rp 5 juta dan didorong untuk membuka usaha kuliner lainnya seperti warung sate ayam, sate kambing, bebek goreng atau wedang.

Sebagai pecinta binatang, kita tentu setuju jika perdagangan daging anjing segera dihentikan. Kita harus ingat kalau, hal ini bukan hanya soal nilai agama tetapi juga menyangkut kesehatan dan peran kita untuk merawat hewan peliharaan dengan baik.

Sumber : Berbagai Sumber | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami