Keluarga Kristen Juga Punya Standar, Lho. Sudahkah Pernikahanmu Sesuai Dengan Kata Alkitab
Sumber: Pexels.com

Marriage / 19 June 2019

Kalangan Sendiri

Keluarga Kristen Juga Punya Standar, Lho. Sudahkah Pernikahanmu Sesuai Dengan Kata Alkitab

Inta Official Writer
2521

Keluarga Kristen yang benar merupakan keluarga yang sejalan dengan prinsip-prinsip Alkitab. Dimana setiap anggota keluarga memahami dan memenuhi perannya yang diberikan oleh Tuhan. Keluarga bukanlah sebuah hubungan antau institusi yang dibangun oleh manusia, melainkan oleh Allah.

Allah merancang keluarga untuk kepentingan manusia itu sendiri, dan manusia telah diberikan tanggung jawab atas keluarganya. Dalam Alkitab, sebuah keluarga terdiri dari satu pria, wanita, yang merupakan pasangannya, serta anak-anak kandung maupun adopsi.

Selain itu, ada pula keluarga besar dapat mencangkup kerabat seperti kakek-nenek, keponakan, sepupu, bibi, atau paman.

Keluarga Kristen berlandaskan komitmen

Satu prinsip penting dalam keluarga merupakan hubungan ini melibatkan komitmen yang ditahbiskan oleh Allah untuk kelanjutan masing-masing anggota. Suami dan istri bertanggung jawab untuk mempersatukan satu sama lain.

Keluarga seharusnya merupakan satu kesatuan yang utuh, meskipun budaya kita sekarang ini sedikit berbeda, seperti maraknya perceraian. Dalam sekeliling kita, bercerai memang dinilai sebagai tindakan jalan keluar yang mudah. Padahal, Alkitab dalam Maleakhi 2:16 menjelaskan bahwa Allah sendiri membenci perceraian.

Hubungan suami –istri bagi keluarga Kristen

Dalam Efesus 5:22-26 kita sudah diberitahu soal pedoman bagi suami dan istri dalam keluarga Kristen. Sang suami dituntut untuk mencintai istrinya sebagaimana Kristus mengasihi gereja, dan seorang istri harus menghormati suaminya dan dengan bersedia untuk tunduk pada kepemimpinannya dalam keluarga.

Peran kepemimpinan suami harus dimulai dengan hubungan rohaninya sendiri dengan Tuhan. Kemudian, hal ini akan mengalir untuk mengajar istri dan anak-anaknya dengan nilai-nilai yang tertulis dalam Alkitab.

Sebagai ayah, suami diperintahkan untuk membesarkan anak-anak dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Efesus 6:4). Seorang ayah juga harus bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Kalau tidak, 1 Timotius 5:8 menuliskan, “Tetapi jika ada seorang yang tidak memelihara sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.”

Hal ini nggak berarti kalau istri nggak bisa membantu dalam mendukung keluarga, sebab dalam Amsal 31, istri yang saleh pasti bisa melakukannya, tetapi perlu digaris bawahi bahwa menyediakan bagi keluarga bukanlah tanggung jawab utamanya, melainkan suaminya.

Wanita diberikan pada pria bertujuan untuk menjadi penolong baginya (Kejadian 2:18-20), juga untuk melahirkan anak. Suami dan istri Kristen harus tetap setia satu sama lain seumur hidup. Allah menyatakan kesetaraan nilai dalam hal pria dan wanita diciptakan menurut gambar Allah dan karenanya sama-sama berharga di mata-Nya.

Namun, ini nggak berarti kalau pria dan wanita memiliki peran yang identik dalam kehidupan. Wanita lebih mahir dalam merawat dan merawat anak-anak, sementara pria lebih siap untuk memenuhi kebutuhan dan melindungi keluarga. Jadi, mereka memiliki kedudukan yang sama, tetapi masing-masing memiliki peran yang berbeda dalam pernikahan Kristen.

Pernikahan Kristen yang merupakan dasar bagi keluarga Kristen harus berjalan sesuai dengan kata Alkitab, termasuk soal hubungan intim atau seks. Alkitab menentang pandangan soal perceraian, kumpul kebo, atau pernikahan sesame jenis. Sebab dalam Alkitab, seksualitas merupakan sebuah ungkapan kasih dan komitmen yang indah.

 

Sumber : gotquestions
Halaman :
1

Ikuti Kami