Saat anak-anakmu ditanya, “Apakah ayahmu baik atau pemarah?” Mungkin
jawaban mereka akan seperti ini, “Oh, dia adalah ayah terbaik, kecuali di pagi
hari sebelum berangkat sekolah dan di malam hari sebelum tidur. Dan di hari Minggu pagi sebelum ke gereja. Ayah akan berubah jadi pemarah di setiap momen itu.”
Kalau dimata anak-anak ayah mereka yang baik bisa berubah jadi
pemarah hanya karena kondisi. Apakah Alkitab memang setuju dengan tindakan ini? Apakah seorang ayah diijinkan menjadi pemarah hanya diwaktu-waktu tertentu?
Efesus 6: 4 berkata, “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah
di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”
Tentu saja seorang ayah yang baik tak akan pernah mudah
marah. Dia gak akan pernah memprovokasi anak-anaknya untuk marah. Sebaliknya,
seorang ayah harus membentuk anaknya menjadi pribadi yang disiplin dan taat kepada Tuhan.
Seorang ayah dikatakan baik karena dia mampu memimpin kerohanian di dalam keluarganya dengan baik (1 Timotius 3: 4, 12).
Amsal 19: 19 berkata, “Orang yang sangat cepat marah akan kena denda, karena jika engkau hendak menolongnya, engkau hanya menambah marahnya.”
Seorang pria yang tak bisa mengendalikan dirinya ibarat sebuah kota yang dilumpuhkan. Ada dua jenis kemarahan yang disebutkan dalam Alkitab yaitu dalam 1 Samuel 15: 23 dan Efesus 4: 31.
Baca Juga:
Teruntuk Semua Ayah, 8 Kata-kata Ini yang Ingin Didengar Anak Perempuanmu
Musim Sekolah Bakal Tiba, Dukung Anak Sukses Lewati Tahun Ajaran Baru Dengan Cara Ini…
Berapa sering kamu marah di rumah? Apakah kemarahanmu menyebabkan
sikap keras kepala terhadap anak-anakmu? Atau membuat anak-anakmu menjadi takut dan dikuasai oleh kebencian? Ingatlah Efesus 6: 4 di atas.
Saat anak mulai beranjak dewasa. Seorang ayah mungkin akan
cenderung lebih mudah emosi. Saat anak dewasa, mereka memang sudah harus
bertanggung jawab dengan dosa yang mereka lakukan sendiri. Dan yang harus
dilakukan oleh seorang ayah adalah menjelaskannya dengan lembut, bukan dengan kemarahan.
Untuk menertibkan hidup seorang anak, ayah perlu memastikan apakah sudah menyampaikan soal kebenaran ini kepada anak.
Renungkanlah Amsal 22: 15, “Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.”
Seorang ayah berperan untuk memuridkan anak-anak mereka. Bukan
untuk membuat anak-anaknya takut karena kemarahan atau tunduk hanya untuk keinginannya sendiri.
Tuhan mau semua ayah melakukannya karena dengan itulah anak-anak
akan mengenal dan mencintai Tuhan serta mematuhi firman-Nya dan bertindak
sesuai dengan kebenaran-Nya.
Di hari Ayah yang baru kita peringati, mari ambil momen ini
untuk kembali merenungkan. Apakah sebagai ayah kamu sudah berperan sesuai
dengan yang Tuhan mau?