Coba Periksa, Apa Kamu Rela Menjual Hak Kesulunganmu Hanya Demi Memenuhi Keinginanmu?
Sumber: Medium.com

Kata Alkitab / 13 June 2019

Kalangan Sendiri

Coba Periksa, Apa Kamu Rela Menjual Hak Kesulunganmu Hanya Demi Memenuhi Keinginanmu?

Lori Official Writer
4999

Banyak orang saat ini hidup secara instan dan bersedia membayar berapapun harganya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Kondisi ini mirip dengan kisah Yakub dan Esau yang dicatat dalam Kejadian 25: 25-34.

Ayat ini mengisahkan, putra Abraham Ishak mendapat anak kembar. Esau adalah anak sulung yang tumbuh besar menjadi ahli berburu. Sementara Yakub adalah anak yang suka tinggal di rumah.

Suatu kali, saat Yakub memasak sup, Esau mendapatinya ke dapur sepulang dari perburuan dan meminta kepada adiknya, “Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom.” (Kejadian 25: 30).

Saat itulah Yakub mulai memanfaatkan situasi untuk membeli hak kesulungan Esau dengan secangkir sup yang dimasaknya.

Di keluarga Ibrani, hak kesulungan adalah milik anak yang tertua atau yang paling sulung. Dan nilainya sangat berharga karena hal itu menentukan posisinya dan juga wewenangnya dalam keluarga. Anak tertua biasanya akan menjadi kepala menggantikan ayahnya yang meninggal.

Dalam kisah dua saudara kembar ini, kita bisa temukan bagaimana Esau rela menjual hak kesulungannya hanya demi mendapatkan semangkuk sup yang dia inginkan. Hal ini menunjukkan bahwa Esau benar-benar tidak peduli dengan hak kesulungannya yang dipandang begitu berharga (baca Kejadian 25: 34).

Bukanlah pola pikir Esau mirip dengan gambaran dari kebiasaan masyarakat kita saat ini? Kita jadi orang-orang yang cenderung hanya memikirkan saat ini saja tanpa mempertimbangkan risiko yang kita terima dari apa yang kita lakukan saat ini untuk masa mendatang.

Apakah kamu pernah melakukan hal serupa dalam hidupmu? Menjual hak terpenting dalam hidupmu demi memenuhi keinginanmu sendiri? Kapan kita tahu bahwa tindakan kita saat ini bisa membuat kita kehilangan hak di masa depan?

1. Waktu kita mengabaikan nilai-nilai yang sesuai dengan perintah Tuhan.

Tuhan sendiri mengontrol kita supaya tidak hidup sesuai dengan keinginan kita sendiri. Sepuluh hukum Tuhan diturunkan untuk membuat kita hidup dalam tujuan-Nya.

Sayangnya, gak jarang kita justru melarang perintah itu dan lebih memilih mengingini keinginan hati kita sendiri.

2. Waktu kita bersikeras memenuhi keinginan kita.

Daud dan Samson adalah dua contoh Alkitab yang juga melakukan pelanggaran ini.  Raja Daud menyerahkan keinginannya atas Batsyeba dan memilih untuk membunuh suaminya saat wanita itu mengandung anaknya.

Kesenangan sesaat ini pun menyebabkan Daud harus menanggung malu selama sisa hidupnya.

Sama halnya seperti Samson. Pria yang terlahir perkasa ini pada akhirnya harus kehilangan karunia yang diberikan Tuhan karena keinginannya akan Delilah. Karena cinta, Samson harus kehilangan kekuatannya dan membuatnya harus mendekam di penjara sampai pada akhirnya dia harus mati dengan cara yang tidak seharusnya.

3. Waktu fokus kita beralih kepada dunia dan bukan kepada kehendak Tuhan.

Maka pemikiran kita akan cenderung berubah mengikuti keinginan kita sendiri. Bahkan kita bisa mengabaikan Tuhan dan lupa dengan prinsip-prinsip-Nya.

Baca Juga:

Kemenangan Diawali Sejak Dari Pagi Hari

5 Ciri-ciri Seorang Pemimpin yang Sudah Dewasa Rohani

4. Waktu kita membuat keputusan yang gak bisa dibatalkan di tengah kelemahan fisik dan emosional kita.

Inilah yang dilakukan Esau. Dalam kelelahan dan kelemahan, Esau lupa soal masa depannya dan menukar posisi otoritas dan kekuasaannya hanya demi semangkuk sup. Lalu saat dia menginginkannya kembali, ceritanya sudah terlambat. Yakub sudah lebih dulu mendapat berkat dari ayahnya Ishak.

Esau pun kehilangan hak kesulungannya untuk selamanya. Dosa gak bisa disembunyikan dari Tuhan. Kepuasan yang kita cari di dunia ini hanya sementara, tapi penyesalannya akan terus mengikuti selama hidup kita.

5. Waktu kita gak menghargai karunia rohani.

Saul adalah contoh dari raja yang kurang menghargai kenyataan hidupnya. Dia mengabaikan keputusan Allah untuk menjadikan Daud sebagai raja atas Israel. Obsesinya untuk tetap menjadi raja, membuat Saul berubah menjadi mengerikan. Dia bertekad untuk membunuh Daud untuk mempertahankan posisinya sebagai raja.

Akibat ketidaktaatan ini, Saul harus menderita siksaan mental. Dia bahkan harus kehilangan putranya, Yonatan akibat perang yang dia buat sendiri. Dia menghacurkan masa depannya karena obsesi pribadi.

6. Waktu kita gak menyadari konsekuensi dari tindakan kita.

Yudas berjalan bersama yesus sebagai salah satu murid-Nya karena dia pikir Yesus menghancurkan pemerintahan Roma dan membebaskan bangsa Israel dan memerintah dunia. Tapi saat dia taj mendapati apa yang diinginkannya, dia mengkhianati Yesus dan harus menanggung konsekuensi besar atas tindakannya.

Periksalah hidupmu, kapan kamu mulai mengikuti keinginanmu sendiri? Apakah kamu menyadari konsekuensi yang akan kamu dapatkan? Kita harus berjaga-jaga supaya kesalahan seperti yang dilakukan Esau tak lagi terjadi atas kita. Jangan jual hak kesulungan kita hanya demi memenuhi keinginan duniawi kita yang sesaat ini.

Sumber : Intouch.com | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami