Ketika Isteri Cerewet dan Dominan Dalam Pernikahan, Boleh Atau Tidak? Isteri Harus Tahu!
Sumber: www.vemale.com

Marriage / 11 June 2019

Kalangan Sendiri

Ketika Isteri Cerewet dan Dominan Dalam Pernikahan, Boleh Atau Tidak? Isteri Harus Tahu!

Naomii Simbolon Official Writer
3030

Isteri kamu cerewet ? Jangan terlalu diambil pusing, toh kalau capek mereka akan berhenti sendiri kok.  Tapi gimana kalau cerewetnya diikuti dengan ngatur sana-ngatur sini, bahkan semua harus melalui persetuannya? Wah...repot kalau gini!

Memang, memiliki isteri yang suka mengatur mau tidak mau akan membuat suami 'gerah'. Wajar karena posisi suami sebagai kepala rumah tangga, yang memiliki tampuk kekuasaan tertinggi yang kini rasanya disaingi oleh istri.

Isteri yang berperilaku dominan memang tidak bagus. Namun bukan berarti menyalahi aturan tumah tangga. Karena dalam rumah tangga sudah pasti diperlukan keseimbangan. Suami-isteri harus saling berbagi peran sekaligus harus bisa fleksibel dalam urusan keluarga. Sehingga jika salah satu pasangan mengalami 'kelumpuhan' maka pasangannya bisa mengambil alih tugas.

Dengan demikian dominasi bisa menjadi bermanfaat di saat genting. Jadi, itu sebabnya isteri yang berprilaku dominan nggak bisa selalu diartikan dengan hal negatif.  Jika suami merasa bahwa daerah kekuasaannya tidak diganggu maka dominasi akan bisa ditoleransi.

Agar terhindar dari dominasi, sebaiknya suami isteri harus saling mengisi dan menghargai. Membuat komitmen atau kesepakatan, kemudian meninjau ulang komitmen yang pernah terucap sebagai bentuk penyadaran diri.

Sebagai suami - isteri seharusnya kita hidup dalam prinsip seperti satu paket yang saling melengkapi baik saat sulit maupun senang. Dengan demikian tidak ada rasa terjajah dan menjajah karena masing-masing sadar dengan kemampuan dan keterbatasannya

ARTIKEL TERKAIT :

Terdorong Ingin Berselingkuh? Hadapi Godaan Demi Keutuhan Pernikahan Dengan Cara Ini!


Lantas, apakah isteri yang dominan itu boleh?


Memang tidak bisa dipungkiri bahwa sistem budaya kita masih menganut budaya yang memisahkan tugas antara domestik dengan eksternal. Isteri di tuntut untuk 'mendominasi' pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan dan merapikan rumah dan mengurus anak. Sementara suami berwenang memberi nafkah sekaligus penentu kebijakan di luar rumah. 

Namun, tradisi klasik itu mulai bergeser seiring perkembangan jaman. Sekarang ini, kesempatan perempuan untuk maju sangat terbuka dengan lebar. Perempuan mampu mencari nafkah sendiri sekaligus mahir untuk urusan domestik.

Sayangnya, tidak semua kaum laki-laki sadar benar akan kemampuan perempuan untuk yang menjadi 'super women'.

Masih banyak, para suami yang masih menganggap bahwa perempuan hanya boleh mendominasi untuk urusan rumah tangga saja. Tidak usah masuk wilayah laki-laki, seperti mampu untuk mengambil keputusan eksternal rumah tangga atau mahir untuk urusan sosialisasi dengan teman kantor.

Hal seperti itu memang seharusnya tidak perlu terjadi, karena sebagai 'satu paket' yang melengkapi dan menghargai, kita ini dituntut untuk bisa mengambil alih pekerjaan di saat pasangan tidak bisa melakukan. Itu artinya suami secara tidak langsung harus bisa mengerjakan urusan domestik dan isteri juga mampu untuk memberikan suara saat suami sedang mengambil kewenangan. Dengan demikian kinerja keluarga yang ideal bisa tercipta lewat saling memberi kesempatan dan penghargaan.

Namun bukan juga suatu hal yang salah bila terjadi dominasi. Jika isteri mahir untuk urusan domestik begitupun sebaliknya pada suami, bukankah dengan spesialisasi akan membuat hasil menjadi maksimal?

Iya, memang ada sisi negatifnya. Itu sebabnya dibutuhkan kasih di dalam. Jangan lantas marah jika suatu saat terjadi take over pekerjaan dengan hasil yang tidak memuaskan. Bukankah memang dominasi di biarkan berjalan dalam rumah tangga tanpa ada yang mengeluh dan itu artinya sudah ada dalam kesepakatan kerja suami-isteri, ya kan?

Tetapi jika isteri kamu mendominasi dengan cara yang keterlaluan tanpa menghargai dan menghormati kamu sebagai mana Firman Allah, maka cobalah lakukan hal ini :

 

  • Beritahu kepada isterimu kalau kamu terganggu dengan sikapnya yang berlebihan. Katakan dengan sopan dan hormati dia. Bicara dengan lembut sehingga posisi kamu sebagai suami yang menjadi imam yang penuh kasih menjadi lebih menonjol. Maka dia pasti mendengarkan kamu!
  • Beri penjelasan dengan bahasa menyenangkan dan sederhana sesuaI dengan Firman Allah
  • Ingatkan kembali tentang komitmen awal pembagian tugas atau sistem kerja yang diinginkan sewaktu kali pertama menikah.
  • Jika tidak mempan juga, lakukan usaha persuasif. Jangan lupa untuk membuat aturan main baru yang bisa menciptakan suasana menyenangkan baik untuk suami maupun isteri.

Berdoa juga buat isterimu ya, dan minta tolonglah ke perkumpulan ibu-ibu digerejamu untuk mengajak isterimu ngobrol atau bergabung dengan mereka, sehingga isterimu mendengar firman Allah dan bisa berubah seiring waktu.

Lantas, apakah kamu memiliki pergumulan atau masalah hidup lainnya serta  rindu pertolongan dari Tuhan, yuk hubungi Sahabat24 sekarang juga di SMS/WA 081703005566 atau telp di 1-500-224 dan 0811 9914 240 bisa juga email ke [email protected] atau lewat  Live Chat dengan KLIK DISINI.

 

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami