Si Kecil Hobi Jajan dan Susah Dilarang? Yuk Tangani Dengan Cara Ini
Sumber: unsplash.com

Parenting / 6 June 2019

Kalangan Sendiri

Si Kecil Hobi Jajan dan Susah Dilarang? Yuk Tangani Dengan Cara Ini

Puji Astuti Official Writer
3088

Setiap kali ada tukang jajanan lewat, si kecil otomatis berteriak, “Bang, beli bang! Beli bang! Berhenti!”

Apakah kisah di atas juga kamu alami?

Anak adalah permata hati, buah cinta kasih. Kehadiran seorang anak di tengah-tengah keluarga memberikan kebahagian tersendiri. Untuk membahagiakannya,terkadang apa saja dilakukan orang tua, termasuk memberikan uang jajan yang berlebihan atau sebagai orangtua tidak tega menolak permintaan anak. Akibatnya anak berprilaku konsumtif.

Bagi orangtua yang berekonomi menengah ke atas, tentu tidak masalah jika anaknya hobi jajan. Tapi, bagi mereka yang berpenghasilan pas-pasan tentu jadi masalah. Parahnya lagi, kalau si anak sudah berani minta uang buat jajan pada orang lain atau mengambil uang orang tuanya kadang tanpa meminta ijin dahulu. Kalau hal ini terus dibiarkan dikhawatirkan kebiasaan seperti ini akan berdampak negatif saat ia bertumbuh menjadi remaja atau dewasa.

Kebiasaan anak jajan di luar rumah mungkin saja disebabkan karena apa yang disajikan di rumah tidak menarik baginya. Kebiasaan mengemil turut juga mendukung anak untuk jajan. Selain itu, anak bisa saja meniru sifat orang tuanya yang "royal" belanja atau suka jajan juga. Apalagi kalau orang tuanya terbiasa memberikan uang yang cukup banyak pada anak dan gampang menuruti keinginan anaknya.

Susahnya kalau ada campur tangan orang lain. Bisa saja orang tua mengerti tentang bahayanya si tukang jajan. Tapi mungkin keluarga terdekat tidak, misalnya neneknya, tante dan orang lain yang memberinya uang, agar anak merasa senang atau nyaman berdekatan dengan mereka, inilah salah satu kesempatan bagi anak untuk berlaku konsumtif . Karenanya, pihak orang tua tidak perlu sungkan untuk mengingatkan siapapun, termasuk seluruh anggota keluarga untuk mendidik anak agar tidak berlaku konsumtif.

Selain faktor di atas peran iklan cukup besar memberikan pengaruh terhadap jajan si anak. Apalagi untuk saat ini, iklan jajanan anak anak begitu bombastisnya muncul dilayar televisi. Program tersebut dikhawatirkan membuat anak akan berlaku konsumtif. Orang tua juga disarankan agar jangan menjadikan supermarket sebagai tempat hiburan dan pelarian. Kasihan anak sudah melihat tapi tidak membeli.

Lantas untuk menghindari anak tidak merengek membelikan sesuatu bolehkah orang tua mengatakan tidak punya uang? Sebaliknya jangan mengatakan itu, sebab dengan begitu anak tahu secara tidak langsung orangtua telah mendidik anak untuk berbohong. Gunakanlah bahasa yang sederhana, tapi jangan membohongi anak. Tapi jangan pula terlalu mengekang anak, hal ini nantinya dikhawatirkan akan berdampak negatif. Karena orang tuanya tidak memberikan uang, bisa saja si anak mengambil uang milik temannya.

Anak yang kecanduan jajan tidak hanya membahayakan kedua orang tua, tapi juga masa depan si anak. Jajanan di luar tidak selamanya menjamin kesehatan. Perlu diingat juga bahwa makanan bergizi lebih baik dari pada makanan menarik. Apa lagi jajanan di luar kita tidak tahu bahan apa saja yang digunakan, warnanya memang menarik, tapi apakah menggunakan pewarna makanan yang aman untuk dikonsumsi? Jadi, jangan biasakan anak berlaku boros.

Cara Mengatasi

Pertama usahakan membuat panganan atau cemilan sendiri yang sederhana setiap hari. 

Kedua sering berdialog dengan anak tentang efek buruk sikap konsumtif. 

Ketiga dampingi mereka ketika melihat tayangan iklan di televisi tentang beragam makanan. 

Keempat kalaupun memberikan uang jajan kepada anak berikanlah sepantasnya. Arahkan untuk tidak membeli makanan yang kurang terjamin kebersihannya maupun gizinya. 

Kelima berilah pujian terhadap anak yang disiplin dan tidak membelanjakan uangnya untuk membeli jajanan yang dilarang orang tua. 

Keenam giatkan budaya menabung dalam keluarga dan berilah penghargaan yang pantas bagi anak yang rajin menabung. 

Ketujuh tidak ada salahnya memperlihatkan kepada buah hati dampak anak-anak yang sakit akibat kekurangan gizi atau mengkonsumsi jajanan secara berlebihan (mungkin lewat bacaan-bacaan atau tontonan).

Kedelapan jangan menjadikan supermarket sebagai tempat hiburan bagi anak. Jadikanlah perpustakaan atau toko buku sebagai tempat hiburan agar mereka gemar membaca. 

Pada akhirnya, perlu diketahui bahwa anak-anak mengkonsumsi jajanan itu tidak hanya sebulan atau dua bulan, namun bertahun-tahun mungkin selama bersekolah di tempat tersebut atau dilingkungan rumah. Jadi, sangat penting sekali untuk membatasi jajanan anak.

Dari penelitian BPOM diketahui, sebagian besar panganan yang dijajakan untuk anak-anak mengandung bahan-bahan berbahaya seperti pewarna, pengawet, dan pemanis buatan. Untuk pemanis buatan, relatif tak berbahaya. Namun, anak-anak membutuhkan energi yang berasal dari gula alami bukan diganti dengan gula lainnya. Jadi, bijaklah sebagai orang tua dan jangan ragu mengatakan, "tidak" atau "jangan" kepada anak. Kata-kata itu hendaknya disertai alasan yang bisa diterima anak.

Ingat ya, masa depan kesehatan mereka ditentukan oleh asupan gizi selama mereka masih dalam masa pertumbuhan. Yuk berikan mereka asupan makanan yang bergizi dan sehat.

Baca juga : 
BPOM Rilis 4 Jajanan Anak Paling Berbahaya

Kenali 4 Ciri Jajanan Tak Sehat

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami