Kenapa Banyak Perempuan Baik-baik Suka Tipe Pria Bad Boy?
Sumber: SegiEmpat

Single / 5 June 2019

Kalangan Sendiri

Kenapa Banyak Perempuan Baik-baik Suka Tipe Pria Bad Boy?

Lori Official Writer
4089

Cindy baru saja berpacaran dengan Evan. Mereka bertemu di gereja, dan Evan mempunyai banyak kriteria yang dia inginkan dalam diri seorang pria, kecuali satu, reputasi Evan yang terkenal sebagai "biang pesta".

Evan sering pergi ke bar lokal dan berkumpul dengan teman-teman kampusnya. Cindy tidak keberatan Evan bersenang-senang dengan teman-temannya, tapi dia keberatan pada kebiasaan Evan minum dan terkadang sampai mabuk. Setiap kali Cindy membicarakan tentang kebiasaan ini, Evan mengatakan bahwa dia setuju dengan keberatan Cindy, berjanji akan berhenti, dan meyakinkan Cindy. Meskipun begitu, Cindy bukannya membuat jarak dengan Evan, dia malah semakin mendekat, dia berharap kasih sayangnya akan semakin memotivasi Evan untuk berubah. Cindy berpikir dia bisa menolong Evan menjadi lebih dewasa.

Selama hubungan mereka, Cindy juga berdoa untuk perkembangan Evan, dia memotivasi dan mengajaknya untuk aktif dalam hal-hal keagamaan.

Evan menghargai semua usaha Cindy, dan setelah 10 bulan pacaran, Evan melamarnya. Evan masih minum alkohol kadang-kadang, tapi frekuensinya sudah berkurang dibanding sebelumnya. Cindy dengan gembira menyimpulkan bahwa pengaruh dirinya efektif dan cintanya akan mengubah Evan selamanya. Segera setelah pertunangan mereka, bisnis real estate Evan mulai melemah. Di bawah tekanan stress, Evan mulai bekerja lebih lama, dan mampir ke bar sebelum pulang ke rumah. Dia bersumpah pada Cindy bahwa dia hanya berbincang-bincang dengan teman-temannya. Sampai satu malam, Cindy menerima telpon dari polisi, Evan ditahan karena mabuk saat mengemudi mobil. Cindy shock, dia mengira Evan akan berubah untuk dia, tapi kebiasaan buruknya tidak selesai dan malah berbalik menghancurkan hatinya.

Kisah Cindy mewakili kisah yang terjadi di antara perempuan lajang Kristen dari beragam usia. Masalah terjadi saat mereka mengabaikan pria-pria Kristen yang tulus, dan membina hubungan dengan pria yang terkenal sebagai tipe ‘bad boys’.

Lebih parahnya lagi, beberapa wanita tidak mampu memutuskan hubungan atau menghilangkan ketertarikan mereka pada pria-pria dengan reputasi buruk. Situasi seperti ini banyak terjadi meski sedikit yang menyadarinya.

Kenapa bisa begitu? Pertama-tama, kita perlu memahami definisi dari ‘bad boy’.

Seseorang dengan tipe ‘bad boy’ adalah pria yang sangat menarik. Tapi tak berminat menawarkan cinta yang tulus. Dia terlalu tidak dewasa dan terlalu sibuk dengan dirinya sendiri untuk mengasihi, peduli, atau menerima orang lain. Seorang ‘bad boy’ kekurangan karakter yang positif dan benar, serta mungkin mempunyai perilaku seperti: berbohong, takut untuk berkomitmen, penganut seks bebas, ketergantungan pada zat-zat tertentu atau pornografi, egois, terlalu dominan, tidak berminat untuk taat pada Tuhan, dan sebagainya.

Seorang ‘bad boy’ tidak tertarik kepada cinta sejati, karena cinta sejati menuntut pengorbanan yang konsisten. Dia hanya akan berkorban untuk orang lain jika hal itu nantinya akan membuat dia merasa nyaman atau menguntungkan untuknya, atau jika dia nantinya akan memperoleh timbal baliknya. Dia menginginkan pihak wanitalah yang lebih banyak memberi, sementara dia mengabaikan kebutuhan wanita itu atau memanfaatkannya. Lalu, mengapa beberapa wanita Kristen menemukan diri mereka tertarik pada tipe ‘bad boys’?

Alasan 1: Dia bisa diperbaiki

Sama seperti Cindy yakin bahwa dia bisa mengubah Evan, beberapa perempuan mengijinkan ‘naluri keibuan’ nya untuk mempengaruhi pria yang berhubungan dengan mereka. Dengan kata lain, gadis ‘baik-baik’ mungkin melihat tipe ‘bad boy’ sebagai sebuah proyek atau seseorang yang bisa dia ‘perbaiki’.

Kecelakaan terjadi saat seorang wanita mengetahui bahwa pacarnya punya karakter yang cacat, namun tetap percaya bahwa dia bisa menolongnya untuk menjadi dewasa dan mengatasi masalah-masalahnya.

Juga, jika seorang wanita menerima perlakuan kasar atau diabaikan oleh ayahnya, dia mungkin tidak tahu bagaimana caranya untuk mengidentifikasi karakter yang benar atau cinta yang sejati. Lebih buruk lagi, jika tanpa sadar dia berpikir bahwa luka pada masa lalunya bisa dihapus dengan menikahi seorang ‘bad boy’ dan lalu memperbaiki semuanya.

Pemikiran ini jelas tidak masuk akal, karena tidak mungkin dia bisa membuat seorang pria mengubah karakternya. ‘Bad boy’ mungkin saja berpura-pura berubah dalam jangka pendek, namun seorang pria hanya akan menjadi dewasa jika dia membuat keputusan dari dirinya sendiri.

Sayangnya, terlalu sering seorang wanita mengira bahwa kecacatan karakter seorang ‘bad boy’ tidak akan menyakitinya. Dia percaya bahwa dia bisa menangani semua ketidakjujuran pria itu, kecanduannya, atau ketidakdewasaannya.

Namun kenyataannya, pihak wanitalah yang pada akhirnya menerima konsekuensinya. Dia berada dalam suatu hubungan dimana dia berpikir bahwa semua pengorbanannya akan memotivasi pria itu untuk berubah. Beberapa waktu kemudian, perilaku buruk pria itu menghancurkan kepercayaan dirinya dan hidupnya.

Alasan 2: Dia yang berinisiatif untuk membina hubungan denganku

‘Bad boys’ cenderung lebih agresif dibanding pria ‘baik-baik’ dalam hal berinisiatif untuk mendekati dan membina hubungan. Karena banyak wanita menginginkan pihak pria-lah yang memulai pendekatan dan yang mempunyai inisiatif terlebih dahulu, sikap agresif seperti ini adalah sikap yang menarik.

‘Bad boy’ juga tampaknya lebih agresif dalam berbagai bidang lainnya. Wanita umumnya lebih memilih  pria yang mempunyai tujuan dalam hidup.

Beberapa wanita Kristen mengeluh bahwa pria-pria Kristen itu terlalu pasif atau tidak mempunyai jiwa petualang. Dengan kata lain, pria baik-baik menunggu terlalu lama untuk berinisiatif dalam melakukan pendekatan atau dalam mengajak untuk membina hubungan, atau terlihat tidak akan pergi ke mana-mana dalam hidup.

Kritik ini adalah topik penting yang sewajarnya dipertimbangkan oleh pria-pria Kristen. Contohnya, apakah kamu tahu pria yang terlalu takut akan penolakan untuk mendekati seorang wanita? Apakah mereka terlalu gugup untuk mengejar impian mereka atau keinginan-keinginan yang telah diletakkan Tuhan dalam hati mereka?

Dalam bukunya "Wild At Heart", John Eldridge mengatakan, "Saya pikir kebanyakan pria dalam gereja percaya bahwa Tuhan menciptakan mereka di bumi untuk menjadi pria "baik-baik'... Itu yang kita percayai sebagai figur kedewasaan Kristen: pria yang "baik-baik'. Padahal jawabannya praktis, kita belum mengundang pria-pria untuk hidup dari hatinya, dari dalam ke luar." Satu pelajaran yang bisa didapatkan pria "baik-baik" dari "bad boys" adalah mengikuti keinginan-keinginan atau impian yang telah Tuhan taruh dalam hati dan mewujudkannya. Bagaimanapun juga, gadis "baik-baik" menjalin hubungan dengan "bad boys" ketika mereka menurunkan standar-standar mereka dan menerima pendekatan atau ajakan untuk membina hubungan dari siapa saja. Ingatlah, kamu tidak bisa menganyam emas dari setumpuk jerami. Menjalin hubungan dengan pria yang miskin dalam karakternya, meskipun dia yang mengejarmu, akan masih sama dengan hubungan yang miskin juga.

Para wanita, ini tidak berarti anjuran untuk menjalin hubungan dengan pria yang membosankan, namun sebaliknya, jalinlah hubungan dengan pria yang menarik bagimu. Tapi, ambil waktu untuk terlebih dahulu untuk mengenali karakter pria itu sebelum kamu memberikan hati kepadanya.

Baca Juga:

Merasa Gak Punya Tujuan Hidup? Isilah Masa Mudamu dengan 9 Prioritas Ini…

Jangan Lagi Bermuram Durja, Begini 5 Cara Nikmati Liburan Pasca Putus Cinta

Alasan 3: Dia sangat atraktif

Budaya saat ini mempopulerkan perilaku ‘bad boy’, lihat siapa saja yang dinilai sebagai aktor dan penyanyi yang banyak digemari. ‘Bad boys’ menarik semua perhatian tertuju kepada diri mereka, dan kepopuleran atau kepribadian mereka yang riang akan sangat menarik. Ikut populer karena menjalin hubungan dengan seorang ‘bad boy’ bisa menyentuh kebutuhan wanita untuk penerimaan dan merasakan pentingnya keberadaan dirinya. Apa yang tidak mereka sadari adalah bahwa reputasi pribadi mereka bisa hilang karena berhubungan dengan ‘bad boys’.

Jika orang-orang tidak menghormati pacarmu, maka mereka juga akan mengalami kesulitan untuk menghargaimu. ’Bad boys’ mungkin menyenangkan, tapi pesta mereka tidak akan pernah berakhir. Kesenangan yang sia-sia lama-lama akan memudar, karena itu sudah sewajarnya wanita berhati-hati. Seorang ‘bad boy’ mungkin menghujanimu dengan pujian, perhatian, dan kesenangan, tapi saat kamu berhenti membuat dia tetap bahagia, dia akan kehilangan minat padamu. Segera, dia akan mencari wanita lain untuk memuaskan hatinya yang egois.


Keluar dari lingkaran bad boy

Bagaimana caranya agar gadis baik-baik tidak sampai menjalin hubungan dengan bad boy? Kuncinya adalah mengerti identitas dirimu di dalam Yesus Kristus. Jangan menilai kelayakan dirimu berdasarkan apakah kamu punya pacar atau tidak, karena hanya Yesus yang menawarkan penerimaan dan cinta tak bersyarat yang dibutuhkan hatimu. Identitas sejati mu adalah putri Tuhan yang berkenan kepadaNya (Yesaya 62:3-4).

Kasih sayang dari seorang "bad boy" selalu berdasarkan perbuatan atau prestasimu. Sebaliknya, Yesus mengorbankan nyawaNya untuk mencintaimu tanpa mengharapkan balasan. Keinginanmu untuk dihargai dan merasa utuh hanya dapat dipenuhi oleh Dia (Kolose 2:10). Jika kamu tidak belajar untuk mendapatkan apa yang kamu butuhkan dari Dia, maka hatimu bisa menjadi rapuh terhadap karisma seorang "bad boy".

Lagipula, hubungan antar manusia hanya bisa intim jika kedua pihak saling berkorban untuk satu sama lain. Seorang "bad boy" tidak akan memberikanmu kasih yang mau berkorban. Jadi jangan membodohi dirimu sendiri dengan berpikir bahwa kamu kebal terhadap ketiadaan integritasnya. Kamu seharusnya menjauhi pria yang tidak berminat untuk berkorban dan memenuhi kebutuhanmu. Juga, jangan tergoda untuk memperbaiki kecacatan karakter "bad boy". Hanya Yesus yang dapat mengubah seorang pria, dan umumnya perlu waktu bertahun-tahun untuk melihat perubahan atau perkembangannya. Perubahan itu mungkin, namun seorang pria harus mau untuk menyerahkan dirinya pada Tuhan dan mengambil tindakan.

1Yohanes 4:19 mengatakan, "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita."

Ayat ini menyatakan bahwa kemampuan seorang pria untuk mengasihi seorang wanita hanya dapat ditemukan dalam kehidupan yang Yesus tawarkan untuk mengalir melalui dia. Seorang pria sejati tahu bahwa dia tidak bisa melakukan apapun terpisah dari Kristus. Karena itu, para wanita, sediakan hatimu untuk seorang pria yang akan menyandarkan diri pada Tuhan untuk mencintaimu. "Bad boys" mungkin lebih banyak dijumpai dibandingkan dengan pria yang berkarakter, namun menunggu seorang pria dengan integritas itu layak dilakukan. Jadi, tinggalkan bad boys, dan sambutlah cinta sejati di dalam Dia!

Sumber : christianitytoday
Halaman :
1

Ikuti Kami