Pemerintah Iran Tutup Paksa dan Turunkan Salib di Gereja Berumur 100 Tahun, Ini Alasannya!
Sumber: newsweek.com

Internasional / 29 May 2019

Kalangan Sendiri

Pemerintah Iran Tutup Paksa dan Turunkan Salib di Gereja Berumur 100 Tahun, Ini Alasannya!

Puji Astuti Official Writer
3445

Agen intelijen Iran menutup paksa Gereja Prebistarian Asiria di Tabriz, bahkan menurunkan salib dari menaranya dan melarang adanya peribadatan di gereja tersebut. Menurut The Assyrian International News Agency, penutupan ini terjadi pada 9 Mei 2019 lalu.

“Mereka dengan jelas bahwa orang Asiria tidak dibolehkan melakukan peribadatan di sana,” demikian pernyataan kelompok advokasi Kristen Iran berbasis di London, Article19.

Menurut sumber tersebut, penutupan ini merupakan perintah langsung dari Kementerian Intelijen dan Execution of Imam Khomeini's Order (EIKO). Agen pemerintah langsung mengganti semua kunci pintu gereja, menurunkan salib dari menara dan memasang alat monitoring lalu mengancam dan mengusir penjaga gedung untuk segera meninggalkan gereja tersebut.

Gereja Prebistarian Asiria di Tabriz ini bisa dikatakan sebagai warisan budaya nasional, dan disita pemerintah Iran berdasarkan perintah Pengadilan Revolusi pada tahun 2011. Tetapi anggota jemaat masih diperbolehkan menggunakan bangunan untuk ibadah, hingga pada awal bulan Mei 2019 lalu.

Sekalipun masih ada sekelompok kecil orang Kristen di Iran, umat percaya dilarang untuk memberitakan Injil kepada orang Muslim atau menyelenggarakan ibadah dalam bahasa Persia, bahasa nasional Iran.

“Banyak gereja Protestan telah disita di Iran,” demikian pernyataan Direktur Advokasi Article18, Mansour Borji.

“Kebanyakan dari gedung itu tidak dipakai oleh mereka, terutama yang terdaftar. Jadi kebanyakan menjadi gedung kosong, seringkali diabaikan, dan menjadi reruntuhan sebelum akhirnya dihancurkan,”demikian tambahnya.

Salah satu alasan penutupan gereja-gereja di Iran baru-baru ini karena Pemerintah Iran mendeteksi penyebaran Kekristenan yang massif di negara republik Islam tersebut. Berdasarkan berita dari Iranwire.com, Menteri Intelijen Iran Mahmoud Alavi mengungkapkan hal tersebut saat memberikan pidato di hadapan beberapa imam Muslim Shiah.

“Mau tidak mau kami memanggil mereka untuk bertanya kenapa mereka pindah agama, beberapa dari mereka menyatakan bahwa mereka mencari agama yang dapat memberikan kedamaian. Kami sampaikan kepada mereka bahwa Islam adalah agama persaudaraan dan damai. Mereka menjawabnya dengan berkata: ‘Setiap kali kami bertemu ulama Muslim dan mereka yang ceramah di mimbar berbicara menentang satu sama lain. Jika Islam adalah agama yang rama, maka sebelum jemaatnya, harusnya ada keramahan dan kedamaian di antara ulama sendiri,” demikian ungkap Alavi.

Sungguh mengejutkan bukan? Tuhan sanggup bekerja di negara-negara yang tertutup rapat dari dunia luar seperti Iran dan Korea Utara. Berita Injil tidak bisa dibendung oleh penguasa, sekalipun terjadi penganiayaan dan tekanan terhadap orang percaya. Bahkan gereja semakin bertumbuh dalam penganiayaan, karena mereka semakin kuat berdoa dan tekun dalam memberitakan kasih Tuhan.

Yuk terus berdoa bagi negara-negara seperti Iran ini, kiranya umat Tuhan terus diberikan kekuatan, iman dan kasih dalam pemberitaan Injil dan tidak gentar dengan berbagai tekanan dan ancaman. 

Baca juga : 

Populasi Kekristenan Makin Tinggi, Pemerintah Iran Interogasi Alasan Warganya Pindah Agama

Sadis! Kristen Iran Dihukum Cambuk Karena Ikuti Perjamuan Kudus

Sumber : Diterjemahkan dari CBN.com
Halaman :
1

Ikuti Kami