Pernah ketemu sama
orang yang merasa paling benar dan egois? Gimana perasaanmu saat menghadapi
orang seperti ini? Kalau saya rasanya gregetan dan sebel loh kalau ketemu sosok
orang yang merasa selalu benar.
Orang yang merasa
selalu benar tidak pernah mengalah atau bahkan mengaku salah, semua orang harus
mengikuti maunya dia, tak jarang hal itu membuat orang-orang disekitarnya
terluka dan marah. Lalu bagaimana sih harus menghadapi orang yang seperti ini?
1# Pahami dulu sudut
pandangnya
Untuk bisa memahami
orang lain, kita harus punya empati kepadanya. Jadi kalau kamu sudah keburu
kesel sama dia, kamu ngga akan bisa memahami orang itu dengan baik. Sebaiknya
kamu buang dulu rasa kesal tadi, dan mulai kenali tanpa prasangka dulu.
Empati sendiri adalah
kamu mengenal seseorang baik sudut pandangnya, emosi dan perasaan orang itu
setelah dia mengungkapkan perasaannya. Jadi untuk bisa berempati kepada orang,
dia harus bisa mengutarakan perasaan dan sudut pandangnya dulu. Artinya kita
harus bisa menerima dia apa adanya sehingga dia bisa bebas untuk
mengekspresikan diri.
Ketika dia
mengungkapkan perasaannya dan kemauannya, cobalah jadi pendengar yang baik.
Perhatikan ekspresi wajahnya, bahasa tubuhnya dan juga intonasi suaranya.
Nah, setelah mengerti
perasaan dan sudut pandang dia, lalu bagaimana?
2# Mengutarakan hasil
identifikasi tadi
Sebagai contoh, saat
temanmu memaksakan untuk menyelesaikan sebuah permasalahan dengan caranya, katakan
kepadanya, “Saya mengerti kalau kamu ingin cepat menyelesaikan masalah ini
dengan baik, dan masukanmu tadi bagus, jadi kita bisa diskusikan bersama untuk
mendapatkan lebih banyak masukan.”
Jangan terjebak untuk
berdebat dengan dia, namun terimalah masukan dan sudut pandangnya itu. Karena
salah satu kebutuhan utama manusia adalah penerimaan, terutama mereka yang dalam
kondisi emosi negatif seperti marah, sedih, dan depresi, yang mungkin menjadi
salah satu alasan orang itu memiliki sikap yang menang sendiri tadi.
3# Kelola emosimu
sendiri
Jika kamu membiarkan emosimu
mudah dipicu orang lain, maka hal tersebut akan berdampak negatif untuk dirimu
sendiri. Jadi saat menghadapi orang yang ingin menang sendiri, kendalikan
emosimu dengan baik. Jangan mudah tersinggung, atau terpancing untuk marah dan
kesal.
Kamu mungkin ngga bisa
mengubah situasi atau orang yang kamu hadapi, tapi kamu bisa merubah respon
kamu terhadap situasi dan orang tersebut. Jadi, ketika menghadapi orang
tersebut, pikirkan baik-baik sebelum merespon dia. Tanyakan pada dirimu, apakah
kamu bisa memberikan respon yang lebih baik terhadap dia dan situasi tersebut?
Jangan jadi bagian
orang-orang “sumbu pendek” ya, yang mudah disulut emosinya. Milikilah karakter
Kristus yang panjang sabar dan penuh kasih, terutama saat kamu menghadapi
orang-orang seperti ini.
Selanjutnya jika
perkataan dan perlakuan orang itu sudah menyakitimu, maka kamu belajarlah untuk
memaafkan dia. Menyimpan sakit hati,
marah dan perasaan negatif, bukan hanya akan membuat emosimu tidak stabil tapi
juga akan mempengaruhi kesehatan mental dan tubuhmu.
4# Memberi masukan
untuk dia
Setelah kamu bisa
berempati dan membangun kedekatan dengan dia, maka carilah waktu yang tepat di
saat temanmu itu memiliki mood yang baik
untuk memberikan masukan-masukan kepada dia. Ingat ya, saat memberikan saran
jangan menyerang pribadinya, apa lagi berkata, “Kamu tuh egois loh!”
Kalau kamu berkata
seperti itu, sudah bisa dipastikan dia menolak hal itu dan bahkan membuat
renggang hubungan persahabatan kalian. Ingatlah bahwa fokus utama kamu adalah
membantunya menjadi pribadi yang lebih baik, jadi selipkan masukanmu diantara
pujian yang tulus kepadanya.
Berikan penghargaan
kepada potensi yang dia miliki, hargai hasil kerja dia, dan beri masukan
bagaimana untuk merespon dengan lebih baik kepada orang lain. Dengan demikian
dia akan merasakan ketulusan dan perhatian kamu untuk dia. Dia yakin bahwa kamu
menginginkan agar dia sukses dan menjadi pribadi yang lebih baik, bukan sedang
mengkritik atau menghakimi dia.
5# Berdoa untuk dia
Bagian ini sangat
penting, jika kamu benar-benar ingin yang terbaik untuk orang tersebut. Sebab
kita tidak bisa mengubah orang lain, bahkan bisa dikatakan mustahil untuk
mengubah watak seseorang. Hanya Tuhan yang bisa melakukannya, jadi berdoa untuk
orang tersebut dengan tulus menginginkan yang terbaik untuk dia adalah cara
yang terbaik untuk mencapai tujuan itu.
Sudahkah kamu berdoa
untuk orang tersebut?
Karena kamu sudah
mencoba mengerti sudut pandangnya dan berempati terhadap perasaannya dan pola
pikirnya, maka kamu akan lebih mudah mengerti apa yang menjadi pergumulannya.
Bawalah hal itu kepada Tuhan, berdoalah agar dia mengalami perjumpaan pribadi
dengan Tuhan. Percayalah bahwa kuasa doa
dapat menembus ruang dan waktu, apa yang kamu tabur dalam hidupnya pastilah
akan menghasilkan buah.
6# Mengajak dia dalam
sebuah komunitas yang positif
Nah, sambil terus
berdoa untuk dia, kamu juga harus mengajak dia untuk masuk dalam komunitas
dengan orang-orang yang memiliki pemikiran yang positif. Ada dua faktor penting
yang mempengaruhi pola pikir seseorang, yang pertama adalah dengan siapa dia
bergaul dan apa yang dia baca.
Dengan memperkenalkan
orang-orang yang berpikiran dan memiliki kegiatan positif, hal itu akan
mempengaruhi pola pikirnya secara pelan-pelan. Melalui setiap percakapan dan
interaksi, dia akan belajar banyak hal dari orang lain.
7# Berikan buku-buku
positif dan ajak dia untuk tekun membaca firman Tuhan
Seperti yang sudah
saya singgung di atas, salah satu yang mempengaruhi pola pikir orang adalah apa
yang dia baca, jadi berikanlah bacaan-bacaan positif untuknya. Yang lebih
penting lagi, perkenalkan dia dengan firman Tuhan. Ajarkan kepadanya kebiasaan
untuk merenungkan firman Tuhan, percayalah bahwa hal itu akan banyak merubah
hidupnya, dan lebih efektif dari berbagai nasihat dan masukan yang kamu katakan
kepadanya.
Nah, jika kamu sudah melakukan 7 hal itu, tapi tetap dia tak berubah juga, kamu hanya bisa menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Namun yang pasti, kamu tetap harus menjadi teman yang baik buat dia, karena jika Tuhan menempatkan kamu dalam hidupnya itu bukanlah sebuah kebetulan loh. Tuhan punya rencana yang unik dan khusus untuk dia.
Baca juga :
Bijak Menghadapi Pasangan yang Egois
Pasangan Egois? Yuk Jalin Hubungan Jadi Makin Dekat Dengan 5 Cara Ini