Gawat! Rasa Cemas Menggerus Masyarakat Kota, Yuk Ingatkan Diri Dengan Ini
Sumber: https://ak6.picdn.net/shutterstock/video

Kata Alkitab / 17 May 2019

Kalangan Sendiri

Gawat! Rasa Cemas Menggerus Masyarakat Kota, Yuk Ingatkan Diri Dengan Ini

Inta Official Writer
1619

“Duh, Jakarta keras, bro,” celetuk seorang teman dalam perjalanan menuju kampong halaman kami. Sebagian orang pasti setuju kalau menganggap perkotaan sebagai salah satu tempat untuk bisa menaikkan tingkat hidup. Sebab, disana ada banyak peluang disana, baik usaha maupun pekerjaan.

Namun, jangan lupakan soal dinamika dan tantangan yang ada, ya. Persaingan di kota jauh lebih ketat dibandingan dengan daerah. Setiap orang dituntut untuk punya nilai tambah dan pola pikir yang kreatif. Jangankan dunia pekerjaan atau usaha, bahkan tukang parkir pun harus rebutan lapak ‘kekuasaan’nya agar bisa menyambung hidup.

Boleh dibilang, kehidupan di perkotaan memang keras, penuh persaingan, baik yang sehat maupun tidak. Ada salah satu teman saya yang menolak kerja di perkotaan karena sangat bising dan membuat dirinya jadi kurang mendapatkan ketenangan. Perkotaan memang dikenal sebagai tempat yang sangat sibuk.

Kehidupan perkotaan bisa menimbulkan kecemasan

Kecemasan jadi hal biasa yang dialami oleh mereka yang bekerja di perkotaan. Alasannya mulai dari tekanan pekerjaan sampai tuntutan hidup yang semakin lama makin berat. Mungkin karena sudah dianggap biasa, kita nggak tahu kalau ternyata rasa cemas ini bisa berbahaya.

Bahkan, sebuah devo yang ditulis oleh Jawaban menuliskan, “Di luar sana, banyak orang yang sedang berdarah-darah dalam hidupnya. Mereka, bukan sedang perang. Mereka justru menggunakan pakaian yang rapi, wangi, dan berada dibalik gedung-gedung pencakar langit.”

Kecemasan merupakan sesuatu yang perlu kita perangi

Rasa kecemasan bisa menggerogoti dan merampas kebahagiaan kita yang hidup di perkotaan. Melilit seluruh sendi kehidupan yang ada di sana. Ketika kita sedang merasakan kecemasan, maka pembawaan kita jadi sangat sensitif.

Semuanya jadi serba salah. Hubungan pun nggak jadi semakin membaik. Nggak jarang kecemasan berujung pada keputusan yang tidak masuk akal seperti keinginan untuk bunuh diri. Kita jadi kehilangan akal sehat dan nilai-nilai rohani yang ada dalam diri.

Dalam prakteknya, rasa cemas ada beragam. Ada beberapa masalah yang cukup diceritakan pada orang lain bisa membuat lega, ada pula yang cukup diatasi sendiri oleh kita. Namun, ada kecemasan yang tidak kunjung hilang meski sudah bercerita dan mencoba cari jalan keluarnya sendiri.

Rasa cemas seharusnya tidak ada lagi dalam kehidupan kita sebagai orang percaya. Sebab Tuhan mengatakan kita lebih dari pemenang. Mana ada pemenang yang masih merasakan kecemasan?

Kalau kita sedang cemas, cobalah untuk mengambil waktu bersama dengan Tuhan. Diam sejenak. Ambil waktu bersama Dia. Sebab hanya Tuhan yang bisa memberikan kita penghiburan sekaligus kekuatan buat kita menjalani hari-hari yang keras itu.

Rasa cemas tidak berada jauh dari kita, untuk itu, cobalah untuk berdoa agar kita tidak terjebak dalam rasa cemas dengan mendekatkan diri secara pribadi dengan Tuhan. Ingatkan pada diri sendiri soal kebenaran Tuhan dan menaruh iman kepada Tuhan, bahwa segala sesuatu akan menjadi baik kalau kita sudah berada di bawah kaki Tuhan.

Amsal 16:20, "Siapa memperhatikan firman akan mendapat kebaikan, dan berbahagialah orang yang percaya kepada TUHAN."

 

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami