Serangan bersenjata yang menewaskan
enam orang di gereja Katolik di Dablo, Burkina Faso Utara diyakini sebagai ulah
dari kelompok garis keras yang berafiliasi dengan kelompok teroris Al-Qaeda dan ISIS.
Hal ini dikonfirmasi oleh pejabat setempat
dengan merujuk pada serangkaian penyerangan yang terjadi belum lama ini. Seperti
penyerangan yang menimpa Gereja Protestan di kota Silgadji bulan lalu telah menewaskan sedikitnya enam orang.
Serangan serupa terjadi di awal
April lalu, dimana sebuah Gereja Katolik di sebuah desa di Burkina Faso juga diserang dan menewaskan empat orang.
Sementara serangan yang terjadi pada
Minggu pagi kemarin dilakukan oleh sejumlah pria bersenjata dengan mengendarai motor.
Setelah mengarahkan tembakan kepada para jemaat gereja, para pelaku lalu membakar gereja dan bangunan lain di daerah itu.
Walikota Dablo Ousmane Zongo menyampaikan, peristiwa tersebut membuat penduduk desa ketakutan dan meninggalkan desa.
“Orang-orang bersenjata masuk ke Gereja Katolik….Mereka mulai menembaki jemaat saat berusaha melarikan diri. Ada suasana panik di kota. Orang-orang bersembunyi di rumah mereka. Toko-toko di tutup. Kota ini hampir seperti kota hantu,” kata Zongo.
Baca Juga :
Pastor dan 5 Jemaat Tewas Ditembak Saat Misa di Gereja Katolik, Burkina Faso
Puji Tuhan! Gereja Katolik Keluarkan Aturan Tegas Kasus Pelecehan & Kekerasan, Ini Isinya
Sementara warga mengaku kecewa karena tentara yang bertugas di pangkalan terdekat seolah tak berbuat apa-apa.
Seorang saksi mata menyampaikan bahwa para pelaku menembaki warga yang menolak untuk menyangkali imannya.
“Para pelaku meminta orang-orang
Kristen untuk pindah agama, tetapi pendeta dan yang lainnya menolak,” kata salah satu saksi mata.
Henri Ye, Presiden Federasi Gereja
dan Misi Evangelikal Burkino Faso pun angkat bicara soal serangan brutal
tersebut. Dia menyampaikan kalau pelaku tak hanya menyerang gereja, tetapi juga
telah merusak nilai toleransi, pengampunan dan kasih yang masih tetap dijaga oleh negara.
“Kebebasan beribadah yang
dikuduskan oleh hukum telah mereka langgar. Dalam menghadapi kebencian yang
membutakan ini, marilah kita meminta kepada Tuhan untuk memberi kita kekuatan untuk
menyebarkan kasih, yang menjadikan kita anak-anak Allah. Kesatuan tubuh Kristus dan seluruh bangsa harus dijaga dengan cara apapun,” kata Ye.
Sementara Paus Fransiskus dikabarkan
berduka atas serangan yang lagi-lagi menimpa Gereja Katolik. Dia pun
menyampaikan doa kepada para korban, keluarga dan seluruh komunitas Kristen di
negara itu.
Mari berdoa supaya Tuhan jadi kubu
pertahanan dan benteng perlindungan bagi setiap gereja dan orang-orang percaya dimanapun
berada.