Ada banyak pengusaha sukses memulai bisnisnya dari sesuatu yang sederhana bahkan yang belum pernah ada sama sekali.
Hal inilah yang dialami oleh keempat pengusaha ini. Berkat ide dan tekad yang kuatlah mereka bisa mencapai kesuksesan.
Adapun keempat pengusaha kuliner ini diantaranya.
1. Makanan Olahan Salak - Shelly
SALAKU adalah brand yang disematkan untuk kuliner buah salak ibu dari tiga anak Shelly.
Usaha ini mulai dibangun saat dirinya mendapat ide sederhana.
“Bermodal ide sederhana memberikan pilihan enak makan salak tanpa
harus mengupas kulitnya untuk keluarga, terpikirlah mengolahnya menjadi aneka makanan dan minuman dari buah salak,” kata Shelly.
Dia juga menuturkan kalau salak adalah salah satu buah
favorit dalam keluarganya. Berkat kebiasaan anak-anaknya yang minta dikupaskan salak, Shelly pun mulai menekuni bisnis ini.
Hanya dengan modal Rp 500-1 juta, dia mengkreasikan salak jadi
beragam olahan makanan seperti Brownlak (brownies salak), Pielak (Pie salak)
dan Cooklak (cookies salak). Ada juga asinan salak, sambal ebi salak, selai, coklat dan sambal salak.
Dari usaha ini Shelly berhasil meraup keuntungan sampai RRp
25 juta per bulan. Dengan penjualan yang sudah mencapai Singapura, Selandia Baru, dan Australia.
SALAKU juga sudah banyak diperdagangkan di berbagai kota di Indonesia.
2. Rambut Nenek – Ryan Angkawijaya
Ryan Angkawijaya adalah salah satu anak muda yang berhasil membangun bisnis kulinernya melalui rambut neneknya.
Bisnis ini digelutinya setelah mengalami kerugian atas bisnis
konveksi yang sebelumnya dibangun. Berkat seorang teman, Ryan akhirnya mulai mengenal
kuliner arum manis ini. Setelah melakukan riset, diapun resmi meluncurkan produk
rambut nenek yang diberi nama Snazzy Boom ini ke pasaran pada 11 Januari 2017 silam.
Meski tak langsung berhasil, usahanya untuk memperkenalkan Snazzy
Boom berbuah manis. Kini, dia sudah memiliki 3000 reseller dan 30 distributor di seluruh Indonesia.
Ryan bahkan bisa menghasilkan keuntungan sampai Rp 250 juta per bulan.
3. Coklat Tempe – Linda Ivone
Linda Ivone adalah pengusaha pertama pembuatan coklat tempe.
Kalau biasanya coklat berisi kacang almond atau buah, maka coklat Linda dikombinasi dengan tempe.
Bisnis ini sudah digelutinya selama lima tahun. Sementara untuk
mencapai kesuksesan seperti sekarang ini, dia mengaku menghabiskan waktu selama tujuh tahun untuk membuat coklat tempe yang sempurna.
“Produksinya sudah berjalan lima tahun, tapi untuk proses coklat tempenya dari mulai trial and error-nya sudah tujuh sampai delapan tahunan,” katanya.
Sampai saat ini sudah ada sekitar 70 reseller yang menjual produknya
di seluruh Indonesia. Bukan hanya di Indonesia, pemasarannya sudah mencapai mancanegara mulai dari Amerika, Singapura, Jepang, dan Hong Kong.
4. Keripik Pepaya – Arief Joko
Pria asal Magelang, Jawa Tengah Arief Joko hanya menggelontorkan modal sebesar Rp 1.5 juta untuk membangun bisnis keripik pepayanya Gandoel Mercon.
Sejak dibangun tahun 2016, Arief sudah mampu menghasilkan pendapatan Rp 10-15 juta per bulan.
“Kurang lebih tiga bulan lamanya saya berpikir dan
bereksperimen untuk jadi apa nih pepaya, sampai akhirnya tercipta lah olahan keripik dari pepaya. Pertama saya membuat keripik hanya rasa pedas mercon,” terangnya.
Bisnis kuliner adalah salah satu bisnis yang paling
menjanjikan di masa ini.
Jadi, kalau kamu punya ide kuliner yang tampaknya gak biasa dan
belum pernah ada. Gak ada salahnya untuk mencoba. Siapa tahu dengan ide sederhana
yang kamu punya jadi pintu kesuksesanmu di masa depan.