Pria Ini Ungkapkan Rasa Dukanya Kehilangan Putra Semata Wayang di Bom Paskah Sri Lanka
Sumber: cbn.com

Internasional / 8 May 2019

Kalangan Sendiri

Pria Ini Ungkapkan Rasa Dukanya Kehilangan Putra Semata Wayang di Bom Paskah Sri Lanka

Puji Astuti Official Writer
2724

Para pelaku di balik bom bunuh diri Paskah yang mematikan di Sri Lanka semuanya telah ditangkap atau tewas, demikian  pernyataan dari kepala kepolisian negara tersebut. Tujuh pembom bunuh diri mati ketika mereka meledakkan perangkat mereka di gereja dan hotel, menewaskan 257 orang. Saat ini lebih dari 70 tersangka telah ditangkap dan menjalani proses penyelidikan.

Walau penangkapan jaringan teroris bom bunuh diri itu adalah kabar baik, tidak ada yang bisa mengisi kekosongan bagi keluarga korban yang kehilangan orang yang dicintai dalam peristiwa bom Paskah itu. Salah satu yang mengalaminya adalah Alexander Arrow yang kehilangan anak semata wayangnya  pada hari Minggu Paskah itu.

CBN News mewawancarainya hanya dua hari setelah pemakaman anak tunggalnya itu dilakukan. Ketika kami menghubungi Arrow, dia setuju untuk bercerita hanya karena satu alasan: dia ingin dunia tahu tentang putranya Kieran dan betapa hebatnya anak berusia 11 tahun itu.

"Itu hal paling sulit yang kupikir bisa dilakukan seorang ayah," kata Arrow mengacu bagaimana ia harus memakamkan putra kesayangannya itu. "Dan itu diperparah oleh fakta bahwa Kieran adalah orang yang paling menakjubkan yang aku punya hak istimewa untuk mengenalnya."

Bagaimanapun, bocah itu tidak hanya menikmati hidup tetapi juga sangat pintar untuk usianya terutama dalam bidang matematika dan sains.

"Hal-hal yang dibicarakan oleh seorang anak berusia 11 tahun biasanya bukan tujuan-tujuan muluk yang besar ini, tetapi ambisi kariernya adalah untuk menjadi seorang ahli saraf Ph.D. dan itu karena dia menemukan bahwa itulah cara terbaik agar dia bisa memakai bakatnya untuk membantu orang lain dengan cara yang paling signifikan," demikian Arrow memberikan gambaran tentang cita-cita anaknya.

Kieran bersekolah di Sidwell Friends, sebuah sekolah swasta eksklusif di Washington, D.C., tetapi dia belajar di luar negeri di Sri Lanka tinggal bersama ibu dan kakek-neneknya.

"Sekitar satu setengah tahun yang lalu, ibunya pikir itu akan menjadi pengalaman hebat baginya untuk menghabiskan satu semester di luar negeri untuk belajar di Sri Lanka dan saya harus setuju itu adalah pengalaman budaya yang luar biasa untuk anak berusia 10 tahun," kata Arrow kepada CBN News.

Hal itu berhasil dengan sangat baik sehingga ia menjalani dua semester tambahan. Pada hari Minggu Paskah itu, ia dan keluarganya sedang sarapan di Cinnamon Grand Hotel ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan bahan peledaknya di dalam hotel. Sementara ibu dan neneknya selamat dari luka-luka mereka, Kieran tidak, sepotong pecahan bom itu menembus jantungnya.

Dirinya menerima telepon tragis  itu di tengah malam. Arrow baru saja bertemu putranya beberapa minggu sebelumnya ketika Kieran mengunjunginya di San Diego untuk liburan musim semi.

"Terakhir kali aku memeluknya untuk mengucapkan selamat tinggal adalah ketika dia pergi ke bandara untuk kembali bersama ibunya ke Sri Lanka," katanya.

"Aku terus mendengar suaranya di setiap sudut, aku terus berharap dia mengatakan 'Hai Ayah' dan melanjutkan dengan salah satu pertanyaan besarnya," jelas Arrow.

"Aku masih memiliki perasaan bahwa itu semua adalah mimpi buruk," tambahnya.

Arrow mengatakan penting untuk menyadari betapa banyak yang dikorbankan dalam kekerasan yang tidak masuk akal hari itu.

"Dia pandai bicara. Dia lucu. Selera humornya bagus. Altruismenya. Kecerdasannya. Cintanya pada orang lain," kenang Arrow.

Dan dia ingin impian putranya menggunakan bakatnya untuk membantu orang lain diperhitungkan.

"Saya memiliki kenangan indah tetapi saya memiliki ruang kosong di mana semua kenangan masa depan akan berada," kata Arrow kepada CBN News. "Masa remajanya yang tidak akan dia miliki. Tahun-tahun dewasanya yang tidak akan dia alami. Keluarganya yang tidak akan dia miliki dan apa yang hilang dari dunia ini," demikian tutup pria yang berduka untuk putranya itu.

Masih banyak keluarga yang berduka karena bom Paskah di Sri Lanka itu. Mereka kehilangan orang-orang yang mereka kasihi yang tidak bisa tergantikan oleh hal lain. Mereka harus berjuang untuk melepaskan pengampunan, menaklukan depresi dan kesedihan, dan juga mencari dorongan semangat untuk kembali melanjutkan kehidupan dengan kenangan kepada orang-orang terkasih itu.  Mari berdoa bagi mereka.

Baca juga: 

Fakta Terbaru Bom Sri Lanka, Pelaku Orang Kaya & FBI Serta Militer AS Bantu Penyelidikan

Seminggu Pasca Bom, Tak Ada Ibadah di Gereja Ini Yang dilakukan Umat Kristen Sri Lanka

Sumber : CBN News
Halaman :
1

Ikuti Kami