Makedonia
Utara adalah salah satu negara dimana sejarah kekristenan pertama di jaman para
rasul berkembang. Kehidupan multietnis dan multiagama di sana tak lepas dari budaya setempat yang dilestarikan dengan baik.
Hal inilah yang
menjadikan Makedonia Utara sebagai negara yang damai dan tentram. Tanpa adanya perlakuan diskriminatif berdasarkan mayoritas agama.
Keberagaman
hidup yang damai inilah yang menarik perhatian Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Makedonia Utara pada Selasa, 7 Mei 2019 ini.
Makedonia adalah
negara mayoritas Ortodoks. Hanya sekitar 1 persen saja dari dua juta penduduknya
yang menganut agama Katolik. Kunjungan Paus ini adalah kali pertama sejak 25
tahun Vatikan dan Makedonia menjalin hubungan diplomatik. Atau hanya tiga bulan
setelah negara itu mengubah nama pada bulan Februari yang lalu dan mengakhiri perselisihan selama puluhan tahun dengan Yunani.
Sementara ibukota Skopje merupakan tanah kelahiran Bunda Teresa yang bermisi di Kalkuta. Dimana Paus sendirilah yang menobatkannya sebagai Santa pada tahun 2016 silam.
Baca Juga :
Tolak Keras Usulan Imam Menikah, Paus Fransiskus: Selibat Adalah Hadiah
Paus Fransiskus dan Raja Maroko Serukan Yerusalem Sebagai Rumah Bagi Semua Agama
Dalam kunjungannya, Paus menyampaikan kalau Makedonia adalah jembatan yang menghubungkan wilayah Timur dan Barat dan menjadi titik pertemuan bagi banyak arus budaya. Karena itulah Paus mendorong Makedonia Utara untuk melakukan integrase dengan negara Eropa setelah perselisihan dengan Yunani selesai.
Keterangan: Pope Francis bertemu Kepala Uskup Makedonia Utara Sviatoslav Shevchuk of Kiev-Halych
Dia juga berharap
bahkan negara yang baru mengubah nama menjadi Republik Makedonia Utara itu bisa
menjadi negara yang membanggakan komunitas Ortodoks, Muslim, Yahudi, Katolik dan Kristen.
Dia juga meyakinkan
bahwa negara itu akan jadi pusat keragaman yang unik dan indah bagi dunia jika keragaman seperti saat ini terus diwariskan dan dilestarikan.
“Keindahan itu
akan menjadi semakin nyata selama negara ini mewariskan dan melestarikan (keragaman)
di hati generasi yang akan datang untuk memungkinkan beragam ekspresi keagamaan
dan perbedaan kelompok etnis untuk menemukan alasan bersama dalam pemahaman dan
penghormatan terhadap martabat setiap pribadi manusia,” ucap Paus.
Untuk terakhir
kali, Paus Fransiskus berpesan supaya Makedonia Utara terus maju menjadi mercusuar
perdamaian, penerimaan dan integrasi yang bermanfaat antara budaya, agama dan
masyarakat.