Sesaat Setelah Mengatakan ‘Mati Bagi Kristus’ Anak-anak Ini Meninggal Bersama Ledakan Bom

Internasional / 24 April 2019

Kalangan Sendiri

Sesaat Setelah Mengatakan ‘Mati Bagi Kristus’ Anak-anak Ini Meninggal Bersama Ledakan Bom

Naomii Simbolon Official Writer
4149

Hanya beberapa menit setelah menyatakan keinginan mereka untuk mati bagi Kristus, setengah dari anak-anak di Sekolah Minggu Gereja di Batticaloa dilaporkan tewas dalam serangan bom bunuh diri pada hari Minggu di Sri Lanka.

"Hari ini kami sedang bersekolah minggu memperingati Paskah di gereja dan kami bertanya kepada anak-anak, berapa banyak diantara kalian yang rela mati demi Kristus? Semua orang mengangkat tangan mereka," demikian pernyataan seorang guru sekolah minggu , Caroline Mahendran yang diungkapkan oleh tokoh masyarakat berkebangsaan Israel, Hananya Naftali.

"Lalu beberapa menit kemudian, mereka datang ke gereja dan ledakan itu pun terjadi. Setengah dari anak-anak meninggal di tempat."

Menurut laporan, jumlah korban yang tewas akibat serangan bom di beberapa gereja dan hotel-hotel di negara kepulauan ini ada 300 dan  500 orang yang terliku.

Pendeta di Gereja Sion, Kumaran mengatakan kepada Times of India bahwa dia menyaksikan kematian anak-anak yang begitu banyak setelah berdebat dengan pelaku tersangka yang tidak ia kenali.

Saat itu sekitar jam 8:30 pagi, dia melihat perlaku bom bunuh diri membawa tas di tangga gereja yang sudah dipenuhi oleh jemaat.

"Saya bertanya kepadanya siapa dia dan namanya, dan dia mengatakan bahwa dia adalah seorang Muslim dan ingin mengunjungi gereja," kata Kumaran.

 Kumaran mengatakan dia dipanggil oleh pendeta lain dari pembawa bom itu karena sudah terlambat untuk melakukan Misa.

"Ketika saya berjalan menuju podium, saya mendengar ledakan. Dan ketika saya berbalik, darah jemaat dan anak-anak sekolah minggu tercecer di dinding gereja. 28 orang terbunuh diantaranya 12 anak-anak dan dua kritis," kata Kumaran dengan perasaan tertekan kepada media tersebut.

Seorang jemaat bernama Arasaratnam Verl (41 tahun) mengatakan bahwa putranya satu-satunya yang berusia 13 tahun, V Jackson sedang berdiri di pintu masuk gereja setelah menghadiri kelas Sekolah Minggu. Dan dia pun meninggal bersama leadakan itu.

"Kakak perempuan saya juga terbunuh, dua adik perempuan saya dan ipar saya sangat kritis," kata Verl yang adalah seorang supir taxi ketika diwawancarai oleh Times of India.

"Saya belum pernah mendengarkan suara ledakan bom sebelumnya. Kami awalnya mengira itu adalah ledakan ban. Ketika kami menyadari bahwa itu adalah ledakan, kami mengikuti suara mobil pemadam kebakaran dan ambulans, kami melihat pemandangan yang begitu mengerikan, ada darah dan potongan tubuh. Semuanya meninggal dan hal itu sungguh menyayat hati apalagi melihat tubuh anak-anak," kata seorang petugas medis yang tinggal di dekat gereja, S Vikash (21 tahun).

Selain  Gereja Zion, pelaku pengeboman juga menargetkan Gereja St. Anthony  di ibukota Kolombo  ; Gereja St. Sebastian di Negombo; serta hotel-hotel mewah di Colombo, termasuk Shangri-La, Cinnamon Grand dan Kingsbury.

Pastor Kanapathipillai Deivendiran, yang dijadwalkan untuk menyampaikan pesan Hari Paskah di Gereja Zion pada hari Minggu, mengatakan kepada surat kabar The Hindu bahwa jika dia tidak terlambat maka dia kemungkinan akan terbunuh juga.

"Saya pergi setelah jam 9 pagi. Saya terlambat beberapa menit. Saya nggak tahu bahwa ada ledakan beberapa menit sebelum itu, saya hanya berjalan ke arah tempat itu. Ketika saya masuk ke dalam, saya terguncang dengan pemandangan yang mengerikan itu. Dinding sudah roboh dan banyak mayat dilantai," katanya.

Sebagai umat Kristen, mari kita berdoa untuk mereka yang menjadi keluarga korban, kiranya Tuhan Yesus memberi mereka kekuatan dan penghiburan yang sejati. Sementara untuk pelaku dan banyak orang yang memakai metode bom bunuh diri seperti ini agar mengalami kasih Allah dan Roh Kudus turun atas mereka, agar mata mereka dicelikan dengan kebenaran yang berasal dari Allah.

Sementara itu, tetaplah bersiaga dan berjaga-jaga ya. Mari persiapkan diri kita, karena kita tidak tahu kapan hari hal seperti ini datang dalam hidup kita. Mari mengejar kehendak Allah, dan seirama dengan hatiNya. Hidup di dunia ini hanya sebentar!

Sumber : christianpost/ jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami