5 Fakta Mengejutkan Dibalik Serangan Bom Gereja Sri Lanka, Nomor 3 Bikin Geram!
Sumber: Dhaka Tribune

Internasional / 23 April 2019

Kalangan Sendiri

5 Fakta Mengejutkan Dibalik Serangan Bom Gereja Sri Lanka, Nomor 3 Bikin Geram!

Lori Official Writer
3142

Serangan bom bunuh diri tragis yang terjadi pada Minggu, 21 April 2019 kemarin meninggalkan duka mendalam bagi semua orang.

Setiap orang pasti masih bertanya-tanya mengapa pelaku tega melakukan tindakan keji sedemikian. Apalagi hal itu dilakukan di rumah ibadah disaat umat Kristen merayakan acara besar Paskah.

Peristiwa ini sendiri menyita perhatian pemimpin-pemimpin negara di dunia. Secara langsung, mereka bahkan menyampaikan duka dan dukungan terhadap seluruh korban.

Namun dibalik insiden tragis tersebut, terdapat 5 fakta penting yang perlu kita ketahui soal kejadian serangan dan para pelaku.

1. Umat Kristen Katolik dan wisatawan asing jadi korban

Hampir sebanyak 300 orang tewas dalam serangan bom bunuh diri di 3 gereja dan 3 hotel Sri Lanka.

Menariknya, pelaku bukan hanya menyasar gereja yang mengadakan ibadah Paskah hari itu. Tapi bom juga ditujukan bagi pendatang yang tengah berlibur dan beristirahat di tiga hotel berbintang di kota itu.

Dari data yang dikumpulkan, ditemukan sedikitnya 31 warga negara asing (WNA) dinyatakan tewas dan 14 lainnya masih belum ditemukan.

Adapun korban WNA yang teridentifikasi berasal dari Inggris, Denmark, Portugal, India, Turki, Australia, Belanda, Jepang, Amerika Serikat dan China. Tiga orang diantaranya merupakan anak dari miliarder Denmark Andera Holch Povlsen, seorang pemilik brand pakaian ternama dan pemegang saham perusahaan raksasa Asos.

2. Isu serangan sudah disampaikan empat belas hari sebelum insiden

Banyak pihak mengaku kecewa dengan pihak keamanan Sri Lanka setelah mengetahui jika isu serangan bom tersebut sudah diberitahukan empat belas hari sebelumnya.

“Empat belas hari sebelum insiden ini terjadi, kami sudah diberitahu tentang insiden ini. Pada 9 April, kepala intelijen nasional menulis surat dan dalam surat ini terdapat banyak nama anggota organisasi teroris,” kata juru bicara pemerintah Rajitha Senaratne.

Hal serupa juga dibenarkan oleh Menteri Integrasi Nasional Mano Ganesan. Dia mengaku jika peringatan serangan sudah mereka terima seminggu sebelumnya.

“Satu minggu sebelumnya, petugas Divisi Keamanan Menteri (MSD) saya telah diperingatkan oleh Divisi Intelijen Negara terkait dua tersangka pelaku bom bunuh diri di Kolombo yang menargetkan politisi,” tulis Ganesan dalam akun Twitter-nya.

Sayangnya, serangan harus terjadi karena pihak keamanan tidak menindaklanjuti peringatan tersebut. Hal inipun membuat Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe marah dan kecewa lantaran informasi itu bahkan tidak sampai kepadanya.

“Kita harus melihat mengapa tindakan pencegahan yang memadai tidak dilakukan. Baik saya maupun para menteri tidak diberi informasi,” ucapnya.

3. Pelaku Bom diduga keras bagian kelompok Islam Garis Keras

Pemerintah Sri Lanka menduga keras jika serangan dilakukan oleh kelompok Islam Garis Keras atau yang dikenal dengan istilah Sri Lanka Thowheed Jamath (SLTJ).

Juru bicara pemerintah Rajitha Senaratne menegaskan jika isu serangan dari kelompok SLTJ sebelumnya benar-benar nyata terjadi.

Para pakar keamanan sendiri menemukan jika ciri serangan yang dilakukan kelompok SLTJ ini mirip sekali dengan serangan yang dilakukan kelompok al-Qaeda.

“Serangan yang disinkronkan ini tidak biasa di Sri Lanka. Dibandingkan dengan serangan serupa di Timur Tengah dan Asia Tenggara, serangan ini memiliki DNA yang sama dengan Al-Qaeda,” kata Alto Labetubun, seorang pakar anti-terorisme.

Baca Juga:

Paskah Berdarah Sri Lanka, Serangan Bom di Tiga Gereja Tewaskan Ratusan Nyawa

Terkait Bom Sri Lanka, Menag, PBNU dan PGI Kecam Pelaku Tak Bertanggung Jawab dan Pengecut

4. Para Pelaku Teridentifikasi Warga Negara Sri Lanka

Dari hasil identifikasi, para pelaku bom bunuh diri tersebut merupakan warga negara Sri Lanka. Tetapi pemerintah masih mencurigai adanya campur tangan dari pihak asing.

Ariyananda Welianga, penyelidik kejahatan forensik pemerintah menyampaikan analisis bagian tubuh penyerang menjelaskan kalau mereka adalah pelaku bom bunuh diri.

Bahkan sebagian besar serangan dilakukan oleh perseorangan, dimana dua bom meledak di Hotel Shangri-La.

5. Serangan ini adalah yang pertama setelah 10 tahun pasca berakhirnya perang saudara Sri Lanka

Serangan bom yang terjadi Minggu kemarin adalah serangan pertama kali yang terjadi di kota Kolombo pasca perang saudara yang sudah berakhir 10 tahun silam.

Sri Lanka memang pernah mengalami gejolak perang selama 26 tahun. Dimana kelompok pemberontak dari etnis minoritas Tamil (Macan Tamil) yang terdiri dari agama Hindu, Muslim dan Kristen mendesak kemerdekaan dari negara mayoritas Buddha itu. Selama masa pemberontakan, Macan Tamil dan kelompok lainnya melakukan banyak serangan bom.

“Selama 30 tahun perang saudara kami mengalami banyak ledakan di Kolombo. Kami terbiasa dengan bandara dan bank sentral yang meledak. Tapi ini sudah 10 tahun setelah kami hidup damai dan kami sudah terbiasa dengan kondisi tenang ini. Itu sebabnya serangan bom ini membuat kami terkejut,” ucap Mangala Karunaratne, seorang warga Kolombo.

Yuk, tetap berdoa untuk keamanan di berbagai negara ya. Mari juga ikut mendukung proses penyelidikan yang dilakukan pihak keamanan Sri Lanka dan segera menindak semua pelaku yang berada dibalik serangan.

Sumber : Berbagai Sumber/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami