Lagi putus cinta? Ya, siapa
yang ngga sedih, marah dan sakit hati saat mengalaminya. Proses untuk bertemu
pasangan yang tepat kadang harus melalui perjumpaan dengan orang-orang yang
kita kira adalah “si dia” namun berakhir dengan patah hati.
Tapi tidak sedikit
orang yang mengalami peristiwa “putus cinta” ini yang berujung sakit hati
karena tidak bisa menerima proses yang menyakitkan ini. Ada berbagai alasan,
seperti sudah terlalu cinta hingga perasaan dikhianati.
Karena sakit hati ini
tidak jarang ada orang yang bersumpah “tidak akan mencintai lagi” atau “tidak
akan sepenuh hati” dalam membangun hubungan, atau bahkan hingga kepahitan dan
tidak mau membangun hubungan lagi.
Tapi sumpah seperti
itu, dan menyimpan sakit hati serta kepahitan karena putus cinta ini bisa
merusak hidup orang itu dan membuatnya melewatkan berkat yang sudah Tuhan
sediakan bagi dia. Jika seseorang yang putus cinta menutup hatinya untuk
melepaskan pengampunan dan mencintai kembali, maka orang itu menghalangi kasih
Tuhan mengalir melalui hidupnya.
Apakah kamu merasa
bahwa kamu juga pernah mengalami kisah serupa, dan ingin hidupmu dipulihkan?
Yuk kenali beberapa hal berikut ini:
1# Kekecewaan akan
membawa orang kepada tipuan iblis
Tahukah kamu bahwa
saat kamu putus cinta, mengalami kekecewaan dan hancur hati lalu memutuskan
untuk tidak mengampuni maka kamu akan berujung di bawah pengaruh tipuan si
Iblis?
Ya, si jahat ingin
kita terikat dalam rasa sakit hati, kepahitan dan tidak mau mengampuni. Dia
akan membuat kita berpikir bahwa “semua pria itu pengkhianatan!” atau jika kamu
seorang pria kamu akan berpikir, “wanita itu tukang manipulasi!”
Akan muncul
pikiran-pikiran negatif yang akan membuat kesalahan mantan kamu menjadi
kesalahan semua wanita/pria. Pada akhirnya kamu mempercayai hal itu menjadi
sebuah kebenaran dan menjadikannya dasar untuk menghakimi setiap lawan jenis
yang kamu temui.
Jadi ketika kamu putus
cinta atau patah hati, pastikan pilihan pertama yang kamu lakukan adalah datang
pada Tuhan. Curhatlah kepada Tuhan tentang apa yang kamu rasakan saat itu,
ungkapkan semua kesedihanmu dan juga rasa sakit hatimu, lalu mintalah kasih
Tuhan mengalir dalam hatimu untuk menyembuhkanmu.
Setelah itu, minta
Tuhan menunjukkan kebenaran firman Tuhan untuk melawan tipu daya iblis tadi dan
perkatakan kebenaran itu kepada dirimu untuk melawan setiap
kebohongan-kebohongan yang muncul dalam pikiranmu. Perkatakan firman Tuhan itu
dengan suara nyaring, karena iman muncul dari mendengarkan firman Tuhan (Roma
10:17).
2# Jangan biarkan rasa
marah menguasaimu
Saat kamu putus cinta
dan merasa sangat terluka, rasa marah dan kebencian pada sang mantan pasti
muncul. Entah karena merasa kehilangan atau ditinggalkan, ada banyak alasan
untuk marah kepadanya. Namun sangat penting bagi kita untuk tidak menyerah dan
membiarkan rasa marah itu menguasai hati kita.
Rasul Paulus menasihatkan kepada jemaat di Efesus seperti ini, “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis." (Efesus 4:26-27)
Amarah
bisa membawa kita kepada dosa, seringkali karena dipenuhi kemarahan kita
mengucapkan kata-kata yang menyakiti orang lain yang pada akhirnya kita sesali kemudian. Tak jarang bahkan amarah bisa berujung pada tindakan sembrono.
Memang
marah adalah reaksi manusiawi dan wajar, namun jangan biarkan amarah itu
menguasai hati dan pikiran hingga membuatmu kehilangan kendali. Jangan sampai berbuat dosa.
Saat
rasa marah muncul, datanglah pada Tuhan dan berdiam dirilah di hadapan-Nya
hingga reda amarahmu itu. Berdoalah, ungkapkan rasa sakit hatimu pada Tuhan.
Dia mengerti dengan apa yang kamu alami. Namun setelah itu, lepaskanlah
pengampunan, bahkan saat kamu tidak mampu mengampuni, mintalah kekuatan dari
Tuhan untuk bisa mengampuni dia.
3# Putus cinta bisa membawamu semakin dekat dengan Tuhan
Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka; ~ Mazmur 147:3
Seorang
blogger, Amy Kessler menceritakan pengalamannya putus cinta dengan sang pacar
setelah membangun hubungan selama satu setengah tahun. Hampir tiga bulan
setelah putus ia masih belum bisa move on, namun kakak lakilakinya memberikan sebuah nasihat bijak kepadanya:
“Mungkin
Tuhan membebaskanmu untuk sesuatu. Mungkin kamu harus pergi ke suatu tempat atau melakukan sesuatu yang harus kamu kerjakan.”
Nasihat
itu memberinya sebuah pewahyuan baru. Amy menyadari bahwa pacaran membuat
fokusnya kepada Tuhan teralih. Dia menghabiskan banyak waktu untuk hubungannya
dan tidak menyediakan waktu terlalu banyak untuk Tuhan. Akhirnya, ia memutuskan untuk menginvestasikan waktunya untuk Tuhan dan juga dirinya.
Hal
yang sama mungkin terjadi dengan kamu, coba periksalah prioritas hidup kamu selama pacaran dulu, “Apakah Tuhan menjadi prioritas utamamu ataukah pacarmu?”
Jika
pacarmu yang jadi prioritas, maka ini saatnya untuk bertobat. Perbaiki kembali
prioritas hidupmu, jadikan Tuhan yang terutama dan fokuslah untuk mengejar
kehendak Tuhan. Berdoalah untuk meminta bimbingan Tuhan dalam membuat prioritas
kehidupan yang baru ini. Percayalah, saat Tuhan jadi yang terutama, maka
hal-hal lain akan ditambahkan dalam hidupmu, termasuk bertemu dengan pasangan hidupmu.
Nah,
3 hal ini harus kita ingat sebagai seorang single Kristen saat menghadapi putus
cinta. Perpisahan ini bukanlah akhir dari perjalanan cintamu, tapi percayalah
ini adalah bagian dari proses untuk kamu bertemu dengan pasangan yang tepat yang sudah Tuhan persiapkan bagimu.
Jadi daripada kamu bersedih, marah atau bahkan merasa depresi, hadapi putus cinta kali ini dengan ucapan syukur dan sukacita sebab Tuhan sudah membawamu selangkah lebih dekat dengan pasangan yang Ia sudah pilihkan untuk kamu.
Apakah kamu butuh seseorang untuk curhat mengenai putus cinta yang sedang kamu hadapi? Yuk hubungi SAHABAT24, di SMS/WA 081703005566 atau telp di 1-500-224 dan 0811 9914 240 bisa juga email ke [email protected] atau lewat Live Chat dengan KLIK DISINI.
Baca juga :
Pahitnya Putus Cinta, Buat Lely Sakit Jiwa
Sumber : Jawaban.com