Saat Kamu Tergoda Untuk Menghakimi Orang Lain, Ingatlah Hal Ini
Kalangan Sendiri

Saat Kamu Tergoda Untuk Menghakimi Orang Lain, Ingatlah Hal Ini

Puji Astuti Official Writer
      3590

Lukas 7:47

“Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.”

Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 101; Lukas 13; Yosua 13-14

Seorang wanita yang berdosa dapat mengajar kita banyak hal tentang Kerajaan Allah. Menyadari kebutuhan kita untuk diampuni adalah langkah pertama menuju pintu masuk kita ke Surga. Jika kita merasa kita perlu sedikit diampuni, kita akan sedikit mengasihi.

Seorang Farisi mengundang Yesus ke rumahnya untuk makan malam. Seorang wanita yang bereputasi buruk mulai menangis dan menyeka kaki Yesus dengan air mata. Dia mengurapi kaki Yesus dengan parfum yang mahal. Orang Farisi itu kesal karena Yesus membiarkan wanita berdosa seperti itu menyentuh Dia. Menanggapi orang Farisi ini, Yesus menceritakan kisah ini kepadanya:

"Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh.Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?"

Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya."

Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu." ~ Lukas 7: 41-43

Wanita itu menyadari kebutuhannya dan hancur oleh dosanya. Orang Farisi hanya melihat dosa wanita itu dan bukan dosanya sendiri. Jika kita tidak pernah memahami kedalaman sifat dosa kita, kita tidak akan pernah mengerti betapa besarnya rahmat Tuhan dalam mengampuni kita.

Siapa pun yang melihat tidak perlu adanya salib Kristus, tidak akan pernah menerimanya. Pengakuan akan kebutuhan kita akan pengampunan adalah bukti dari hati yang menyesal.

Dengan sikapnya, jelas bahwa orang Farisi berusaha untuk mempertahankan posisinya sebagai orang benar bersama Allah yang diraih dengan perbuatannya. Kebanggaan itu membutakan dia terhadap dosanya. Tindakan wanita itu mengindikasikan dia menyadari bahwa hanya Yesus yang bisa menyelamatkannya. Respon wajar terhadap wahyu ini adalah dengan mengasihi Yesus. Dan mengasihi Tuhan, itulah yang wanita itu lakukan.

Wanita dalam kisah ini lebih dekat ke Kerajaan Surga daripada orang Farisi dalam kemegahan agamawinya. Dalam kisah ini, Yesus sedang membawa kembali kepada iman yang autentik, alih-alih hiasan eksternal dari agama. Dia memberikan kiasan kontras antara yang mengejar legalistik agamawi dan hubungan cinta dengan Juruselamat kita. Salah satu pemain dalam perumpamaan ini dimotivasi oleh cinta pada diri sendiri dan yang lain oleh cinta kepada Tuhan. Memenuhi hukum kasih melalui iman itulah yang menyelamatkan wanita itu. Orang Farisi bertemu dengan hukum Taurat tetapi jauh dari kebenaran.

Jika lain kali kita tergoda untuk menghakimi seseorang tanpa terlebih dahulu melihat dosa kita, kita harus ingat, sebab hanya oleh kasih karunia Tuhan aku diselamatkan. Siapa yang telah banyak diampuni, lebih banyak mengasihi.

Hak Cipta © 2017 Ken Barnes. Digunakan dengan izin.

Ikuti Kami