Gerakan Yudas Mini, Pemerintah China Beri Imbalan $1500 Untuk Laporkan Orang Kristen
Sumber: www.operationworld.org

Internasional / 8 April 2019

Kalangan Sendiri

Gerakan Yudas Mini, Pemerintah China Beri Imbalan $1500 Untuk Laporkan Orang Kristen

Puji Astuti Official Writer
3296

Persekusi terhadap orang Kristen di China semakin kuat, pada 20 Maret 2019 lalu pemerintahan kota nomor lima terbesar di negara tirai bamboo itu memberikan imbalan kepada siapa saja yang bisa melaporkan kegiatan agama yang illegal, termasuk pertemuan gereja rumah.

Biro Urusan Etnis dan Agama di Guangzhou menyatakan hadiahnya muladi dari 3000, 5000, dan 10.000 yuan (atau sekitar $450, $750 dan $1.500 dolar Amerika), demikian berita yang dikutip oleh Asia News.

Besaran imbalan ditentukan berdasarkan skala aktivitas ilegal yang berhasil diungkap kepada pemerintah.

Saat ini, semua gereja di China diwajibkan untuk terdaftar di pemerintah. Beberapa gereja, mengalami persekusi yang serius, bahkan diatur bagaimana mereka menyembah dan melakukan ibadah. Karena hal ini, jutaan orang Kristen China memilih ikut gereja bawah tanah yang melakukan ibadah secara diam-diam.

Seorang pendeta yang tidak disebutkan namanya, menyebut tindakan pemerintah China telah membuat orang-orang menjadi Yudas mini dengan tindakan itu.

“Pihak pemerintah tidak bisa memilih waktu yang lebih baik lagi, tepat sebelum Paskah untuk memperkenalkan aturan ini,” demikian pernyataan pendeta yang diwawancara oleh Asia News.

“Pada waktu ini, kita sering merenungkan penderitaan Yesus dan pengkhianatan Yudas untuk 30 keping perak. Pemerintah Guangzhou ingin menjadikan orang-orang menjadi banyak Yudas mini,” demikian tambahnya.

Penduduk Guangzhou sendiri setidaknya 11 juta orang, menjadi kota terlima terbesar di China dan juga ibu kota provinsi Guangdong.

Pada tahun lalu Guangzhou menutup Gereja Rongguili yang memiliki 5000 anggota jemaat, namun saat ini menurut Asia News jemat gereja itu masih melakukan pertemuan di rumah-rumah.

Menanggapi aturan baru itu, seorang wanita Kristen menyatakan, “Saat ini di China kita hidup dalam atmosfer dimana pemerintah memonitor setiap kehidupan rakyatnya.”

Dengan aturan ini, masyarakat bisa melaporkan tindakan orang yang dicurigai Kristen kepada pemerintah melalui telp ataupun surat. Tindakan terlarang itu mencakup, “menyediakan tempat peribadatan tanpa izin; kelompok non-religius; institusi non-religius; tempat non-religius, tempat ibadah sementara, kegiatan religious dan donasi religious.” Hal ini termasuk “menyelenggarakan kursus religious, konfrensi, ataupun ziarah yang tidak berizin.” Selain itu anak-anak di bawah usia 18 tahun juga dilarang ikut dalam Misa atau ketekisasi.

Sangat menyedihkan bukan? Di China dan juga negara-negara yang mengalami persekusi, umat Kristen mempertaruhkan nyawanya hanya agar bisa beribadah ataupun sekedar bersekutu dan membaca firman Tuhan bersama saudara-saudara seiman.

Mereka harus kita dukung dalam doa, agar iman mereka tetap kuat dan hati mereka terus berkobar-kobar untuk memberitakan Injil sekalipun menghadapi masa-masa sulit. 

Baca juga : 

Pendeta Amerika Ini Tertangkap Seludupkan Alkitab di China, Divonis Penjara 7 Tahun

Ilmuwan China Ini Klaim Bisa Ciptakan Bayi dengan Rekayasa Gen Pertama di Dunia Loh!

Sumber : CBN.com
Halaman :
1

Ikuti Kami