Baru-baru ini seorang pastor
Polandia membuat heboh dunia karena membakar buku Harry Potter karya JK
Rowlings. Alasan melakukan pembakaran tersebut karena jemaat ingin menghancurkan barang-barang yang dianggap memberi pengaruh jahat.
Menurut Pastor Rafal Jarosiewicz,
pembakaran tersebut dilakukan karena barang-barang itu berhubungan dengan sihir dan okultisme, dan dianggap oleh pemiliknya memiliki kuasa gelap.
Pembakaran buku dan patung itu
dilakukan jemaat Katolik Our Lady Mother of Church dan St Catherine of Sweden
di daerah Gdansk. Awalnya foto pembakaran itu diposting di Facebook SMS z Nieba
(SMS dari Sorga), sebuah yayasan yang menggunakan cara tidak lazim untuk menyebarkan pemberitaan kegiatan rohani di wilayah Polandia.
Setelah berita ini menjadi
perhatian dunia, Jarosiewicz meminta maaf pada Kamis malam melalui laman
Facebook dan menyatakan bahwa dirinya tidak secara khusus menyalahkan penulis, agama atau kelompok sosial tertentu.
“Jika ada orang yang menganggap tindakan saya seperti itu, maka saya meminta maaf,” demikian tulisanya.
Namun ada pertanyaan yang
muncul berkaitan dengan kejadian pembakaran terhadap buku dan patung-patung
yang dianggap berhubungan dengan okultisme. Mengapa orang Kristen perlu melakukan hal itu?
Catatan Alkitab tentang pembakaran benda-benda sihir
Salah satu catatan tentang pembakaran benda-benda sihir ada di Kisah Para Rasul 19:19:
“Banyak juga di antara mereka, yang pernah melakukan
sihir, mengumpulkan kitab-kitabnya lalu membakarnya di depan mata semua orang. Nilai kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak.”
Pembakaran dilakukan berdasarkan
apa yang ditulis pada ayat atas bukan untuk mengusir atau menghancurkan
kekuatan sihir atau kuasa setan, namun agar orang itu tidak “terjerat” lagi oleh hal itu.
Jadi Tuhan meminta kita
melakukan pembakaran itu untuk memutuskan hubungan emosi atau keterikatan
dengan benda-benda itu. Selain itu seperti apa yang terjadi pada Kisah Para
Rasul, pembakaran itu adalah sebuah proklamasi atau pernyataan iman bahwa
mereka sudah lepas dari ikatan atau kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sihir dan kuasa gelap, sehingga mereka menjadi kesaksian bagi orang lain.
Apakah orang Kristen masih perlu melakukan pembakaran seperti ini?
Sebagai orang Kristen kita
harus bijak dalam bertindak, termasuk tentang hal ini. Dari alasan mengapa
dilakukan pembakaran di atas kita harus membuat pertimbangan dengan bijak akan dampaknya.
Rasul Paulus mengingatkan dalam 1 Korintus 8:9, “Tetapi
jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah."
Jika memang perlu dilakukan
untuk memperkuat iman mereka yang baru percaya, lakukanlah namun tak perlu dipublikasikan.
Setelah itu, pertanyaan selanjutnya adalah:
Bagaimana pandangan orang Kristen tentang sihir dan okultisme?
Jawaban atas pertanyaan ini sangat jelas: DILARANG.
Ya, sihir dan okultisme adalah
sesuatu yang dilarang dilakukan oleh orang Kristen. Kita bisa membacanya dalam Ulangan 18:9-14.
“Apabila engkau sudah masuk ke
negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau belajar berlaku sesuai dengan kekejian yang dilakukan bangsa-bangsa itu.
Di antaramu janganlah didapati
seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan
sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang
peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang
yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati.
Sebab setiap orang yang
melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu.
Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, Allahmu.
Sebab bangsa-bangsa yang
daerahnya akan kaududuki ini mendengarkan kepada peramal atau petenung, tetapi engkau ini tidak diizinkan TUHAN, Allahmu, melakukan yang demikian.”
Dari ayat di atas kita bisa
melihat berbagai jenis sihir dan okultisme, mulai dari praktek tumbal, tenung,
sihir, ramalan, bertanya pada roh orang mati, hingga mantera-mantera, hal itu dianggap kekejian bagi Tuhan.
Mengapa sihir dan okultisme adalah kekejian bagi Tuhan?
Bicara tentang kekuatan
spiritual, hanya ada dua sumber yaitu Tuhan atau Setan. Namun bukan berarti dua kekuatan ini sama.
Setan memiliki kekuatan namun dalam
batasan-batasan yang Tuhan tetapkan, dan dia tidak bisa melewati batasan-batasan itu (baca Ayub 1:12, 2 Korintus 4:4, Wahyu 20:2).
Jadi, kuasa Setan tidak ada
apa-apanya jika dibandingkan dengan Allah. Itu sebabnya ia menipu manusia sehingga
mereka percaya seakan kuasa setan itu begitu besar dan mampu menyerang kuasa Tuhan.
Pada hal kuasa Setan itu
hanyalah kepalsuan. Kuasa yang Allah yang sesungguhnya ditunjukkan oleh Yesus
Kristus. Kuasa setan dan sihir berakar dari keinginan untuk “menjadi sama
seperti Allah” (Kejadian 3:5). Itulah tawaran palsu si Iblis kepada manusia,
melalui sihir bisa mengetahui masa depan, melakukan hal-hal supranatural,
mengalami kesembuhan dan bahkan bisa memiliki kekuatan hebat. Namun semua itu adalah palsu, imitasi dari kuasa Allah.
Itu sebabnya sihir adalah
kekejian bagi Tuhan, karena kita merendahkan Tuhan dengan menyamakan Dia dengan
si Iblis yang adalah ciptaan-Nya. Kita menduakan Tuhan saat melakukan praktek sihir. Kita tidak mempercayai Tuhan yang berdaulat atas hidup kita.
Saat mempraktekkan sihir dan
okultisme, kita sedang menghina Tuhan dengan memilih memakai barang palsu dan membuang yang asli.
Perlukah orang Kristen takut dengan sihir?
Bicara tentang sihir dan
okultisme berarti kita bicara tentang peperangan rohani. Tapi jangan langsung takut dulu!
Kita harus tahu apa pengaruh
salib Kristus pada peperangan rohani yang kita hadapi. Melalui salib Kristus, kuasa maut sudah dikalahkan!
Dan sesudah yang dapat binasa
ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang
tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut
telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
Tetapi syukur kepada Allah,
yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. ~ 1 Korintus 15:54-57
Saat ini, Iblis telah
dikalahkan. Kristus sudah bangkit dan mengalahkan kuasa maut. Dia seperti seorang jendral perang yang sudah
kalah, dia telah dilucuti dari semua atributnya dan tidak memiliki kuasa atau otoritas atas kita yang percaya pada Yesus Kristus.
Kuasa atas sorga dan bumi telah
diberikan kepada Yesus Kristus seperti yang tertulis dalam Matius 28:18. Bahkan Yesus mendelegasikan kuasa itu juga kepada kita.
Yesus pernah berkata pada
murid-murid-Nya saat mereka melaporkan bahwa setan-setan takluk dalam nama-Nya :
Lalu kata Yesus kepada mereka:
"Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah
memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa
untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.
Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga." ~ Lukas 10:18-20
Bahkan dalam Perjanjian Lama sihir atau kutukan tidak bisa mencelakakan orang yang dalam perlindungan Tuhan.
Kamu bisa baca kisah Bileam dan Balak bahkan dalam Bilangan 23:23 dituliskan, “sebab tidak ada mantera yang mempan terhadap Yakub, ataupun tenungan
yang mempan terhadap Israel. Pada waktunya akan dikatakan kepada Yakub, begitu juga kepada Israel, keajaiban yang diperbuat Allah:"
Jadi,
jika dalam Perjanjian Lama umat pilihan Tuhan dilindungi dari sihir, tenungan
dan kutukan, bukankah kita yang saat ini hidup dalam Perjanjian Baru melalui
kuasa darah Yesus memiliki dasar yang lebih kuat untuk hidup dalam perlindungan ini?
Jadi hari ini, jangan percaya
lagi tipuan si Iblis.
Jika saat ini kamu masih
bergumul dengan sihir, perdukunan, atau kuasa gelap lainnya, lepaskan semua
itu. Kalau kamu butuh bimbingan dan dukungan doa tentang masalah ini, hubungi
SAHABAT24
Baca juga :
Daud Tony, Dukun Santet Yang Kalah Oleh Pendeta
Tony Mulia : Bedakan Antara Suara Gaib dan Berasal dari Tuhan