Seorang konsultan pengorganisasian berusia 34 tahun, sekaligus
penulis buku terlaris di Jepang, Marie Kondo menulis sebuah kata-kata yang menarik :
"Simpanlah hanya hal-hal yang berbicara di hatimu. Lalu
ambil resiko dan buang sisanya. Dengan melakukan ini, kamu bisa mengatur ulang hidup kamu dan memulai gaya hidup baru."
Bayangkan jika kata-kata itu dipraktikkan dalam sebuah hubungan pernikahan?
Saya rasa pernikahan nggak akan seribet hari ini dan tentu seharmonis yang kita harapkan.
Saya sering mendengar beberapa pernikahan bisa ribut dan tidak
bertegur sapa berhari-hari, hanya karena suami lupa mematikan lampu kamar mandi berulang kali, atau suami yang lupa memperbaiki kran air di dapur.
Dulu, orangtua saya beberapa kali juga tidak saling bertegur sapa hanya karena papa saya selalu memancing ikan. Atleast itu adalah hobinya.
Agak sedikit aneh, tetapi inilah yang terjadi dalam hubungan pernikahan.
Kalau hal-hal begini dibiarkan terus, maka pernikahan bisa
penuh dengan tumpukan kekecewaan dan berakhir kepada pedebatan dan hilangnya rasa cinta sehingga bercerai.
Duh, sebagai orang Kristen, kita harus menjauhi ini terjadi.
Ingat tidak, ketika kalian diberkati dialtar dan berjanji
kepada Tuhan, keluarga dan teman-teman untuk saling mencintai dan berkorban
sampai sehidup semati? Kalian bersumpah untuk saling mencintai, apa pun yang
terjadi bahkan jika suatu hari akan tiba dimana kalian tidak sedang merasakan sukacita.
Jangankan pernikahan seumur hidup, orang yang berpacaran saja bisa bosan loh.
Ada perasaan yang hilang seiring waktu dalam hubungan, mungkin sukacita dan sensasi dalam pernikahan kamu dicuri oleh kesibukan.
Rumah kamu mungkin bersih, dan pekerjaan baik-baik saja
demikian dengan anak-anak tetapi hubungan kalian menderita. Ingatlah bahwa ini adalah hal yang normal, kamu hanya perlu berusaha sedikit untuk melewatinya!
1. Coba renungkan dimana kamu berada saat ini
Apakah hubungan kalian menderita karena kamu merasa disakiti
dari perkataannya suami, atau ada harapan yang tidak terpenuhi, kamu merasa tidak dicintai, sehingga sulit untuk memaafkan suami kamu?
Mohonlah kepada Tuhan supaya Dia membantumu.
Sering sekali kita berada di dalam kesulitan ketika mengingat kesalahannya.
Mintalah kepada Tuhan, agar Dia juga mengungkapkan apa yang salah tidak hanya dari pasangan kamu melainkan dari kamu juga.
Evaluasilah hari-hari kamu dan jadwalkanlah waktu bersama
untuk fokus kepada pernikahan kamu, saling bicara dan merenungkan pernikahan kamu beberapa bulan terakhir.
Area mana dalam pernikahan kalian yang sebenarnya menderita? Apakah itu komunikasi, keuangan, keintiman seksual? Lantas gimana kamu dan suamimu mulai berdoa dan sungguh-sungguh atas area yang paling kalian perjuangkan?
ARTIKEL TERKAIT :
Berhasil Melewati 3 Hal Ini, Dijamin Pernikahanmu Tetap Harmonis Meski Hadapi Proses!
Bukannya Pemalas, Tetapi Suamimu Memang Butuh Waktu Sendiri. Istri, Mengertilah!
2. Rendahkan hatimu
Tanpa kerendahan hati, maka kamu tidak akan mendapatkan apa-apa dan tidak akan menyelesaikan apa-apa.
Kehendak Tuhan adalah kita harus merendahkan diri dan melihat kesalahan kita sebelum kita melihat kesalahan pasangan kita.
Kerendahan hati akan berkata, "Oh, saya tahu bahwa saya salah dibagian ini. Bagaimana kita bisa memperbaiki ini?"
Jangan hanya menyombongkan diri dan menyalahkan pasangan.
Untuk mencari kesatuan dan saling mengampuni sehingga keduanya menjadi tim lagi
dan saling mengakui kesalahan, sangat dibutuhkan kerendahan hati. Tanpa itu, pernikahan kalian hanya akan ricuh terus menerus.
3. Perluas lingkaran pertemanan kamu
Kita dipanggil untuk hidup dalam hubungan yang otentik dengan orang percaya lainnya, termasuk dalam hal pernikahan.
Tuhan memberi ktia hadiah orang-orang disekitar kita yang mungkin mengenal kita.
Jadi jika kamu memiliki masalah dalam pernikahan kamu, kamu
bisa sharing kepada teman yang bisa kamu percaya untuk mendapatkan wawasan, dorongan, doa, nasihat dan bantuan.
Sebagai orang Kristen, kita perlu saling tolong menolong dan saling mendengar.
Jika kamu memiliki pertemanan yang luas, akan mudah bagi kamu
menemukan seseorang yang bisa menolong kamu dalam melewati masalah pernikahan ini.
Galatia 6: 2 berkata, "Bertolong-tolonganlah dalam menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus."
Tidak salah jika sesekali bernegosiasi terhadap hal-hal kecil dalam hubungan pernikahanmu. Tetap rendahkanlah hatimu dan komunikasilah secara terbuka dengan pasangan.
Sumber : berbagai sumber