Jangan Sia-siakan! Suami Istri Petiklah 3 Pelajaran Pernikahan dari Perayaan Paskah Ini
Sumber: Psychologies.com

Marriage / 1 April 2019

Kalangan Sendiri

Jangan Sia-siakan! Suami Istri Petiklah 3 Pelajaran Pernikahan dari Perayaan Paskah Ini

Lori Official Writer
3513

Bagi orang Kristen, Paskah adalah momen perayaan kematian dan kebangkitan Yesus, sejarah terbesar yang pernah ada.

Kita mengenal perayaan ini sebagai momen penebusan dosa yang dilakukan Yesus bagi semua orang. Itu artinya, saat kita ditebus maka kita dijadikan sebagai manusia baru. Tahukah kamu, saat kita menjadi baru itu artinya segala aspek kehidupan kitapun dibuat jadi baru oleh Yesus sendiri, termasuk pernikahan kita.

Karena itu, jangan hanya merayakan momen Paskah ini dengan biasa-biasa saja. Petiklah pelajaran soal cinta, yang bisa kembali membangun pernikahanmu.

Ada 3 pelajaran pernikahan yang bisa dipetik dari Paskah, diantaranya:

1) Pengorbanan Yesus mengajarkan soal mengasihi tanpa pamrih

Yesus sudah mengalami penderitaan yang tak terkira saat perjalanan penyaliban-Nya. Hal itu semata-mata Dia lakukan karena kasihNya yang tak terkira atas kita.

Kasihilah suami atau istrimu tanpa pamrih. Karena itu adalah cara terbaik untuk membuat pernikahanmu tetap kuat.

Pastinya sulit untuk melakukan hal ini, mengingat tak semua pasangan terpanggil untuk bisa mengasihi pasangan sepenuhnya. Tapi sebelum mencobanya, jawablah pertanyaan kapan terakhir kali kamu rela mengorbankan waktu, energi, emosi atau uangmu untuk kebutuhan pasanganmu? Kalau kamu sudah jarang melakukan hal ini, momen Paskah ini jadi babak baru untukmu mengubah perilakumu terhadap pasangan.

“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” (Yohanes 15: 13)

2) Hubungan yang baik lebih penting daripada menaati aturan atau mempertahankan hak

Satu-satunya alasan Yesus mati di kayu salib adalah karena Dia ingin menjadikan kita sebagai pengantin perempuan-Nya untuk selama-lamanya. Dia bukan hanya membuat jalan bagiku untuk bisa sampai kepada Allah. Tapi Yesus juga rindu supaya kita bisa dekat dengan Allah Bapa bahkan saat kita masih ada di dunia ini. Yesus datang bukan untuk kita mampu hidup di tengah dunia, tapi supaya kita bisa bersama-sama dengan Dia.

Di dalam Yesus, kita bisa meneladani tindakan kasih yang radikal. Dia sudah banyak meluruskan berbagai pemahaman yang keliru di tengah dunia. Berkali-kali, Yesus menekankan bahwa hubungan yang baik dengan orang lain jauh lebih penting dibandingkan dengan menaati aturan-aturan yang berlaku di masyarakat.

Bukankah di pernikahan kita juga banyak sekali membuat aturan-aturan tak tertulis? Aturan itu bisa berasal dari pemikiran kita, dari tradisi atau dari aturan yang ditetapkan masyarakat atau sebuah lembaga tertentu. Selama hal itu bertujuan untuk kebaikan sebuah pernikahan, aturan itu memang tak salah. Tapi akan jadi salah kalau kita menempatkannya sebagai aturan tertinggi di atas dari hubunganmu dengan pasangan. Untuk menciptakan hubungan yang tetap harmonis dalam pernikahan, suami istri bahkan harus rela mengesampingkan hak-hak pribadinya.

Melepaskan hak dalam hal ini bisa digambarkan dengan beberapa kasus. Misalnya, saat pasangan melakukan kesalahan apakah kamu justru memaafkan dan melepaskan berkat bagi pasanganmu? Atau apakah kamu masih tetap berbelas kasihan saat istrimu berlaku tak sopan kepadamu? Pastinya tindakan-tindakan ini bertentangan dengan sifat alamiah manusia yang berusaha untuk melindungi diri sendiri. Tapi intinya adalah kita harus membangun keintiman dengan pasangan lebih dulu daripada yang menuntut keinginan kita sendiri.

Baca Juga :

Ini 5 Kata Yesus Soal Pernikahan di Dalam Alkitab

8 Alasan Pasangan Kristen Perlu Ikuti Retret Pernikahan Gereja


3) Selalu ada harapan dan janji kekal bagi pernikahan

Setelah mengikut Yesus beberapa waktu lamanya, para murid tampaknya sudah menyerahkan hidup mereka sepenuhnya untuk mengikut Dia. Tapi kepercayaan yang mereka taruh di dalam Yesus tiba-tiba luntur saat menyaksikan Yesus mati di kayu salib.

Murid-muird tiba-tiba kehilangan harapan dan arah. Mereka lupa dengan semua janji dan harapan yang Yesus sampaikan untuk masa depan.

Kondisi ini gak jauh berbeda dengan pernikahan yang sedang menghadapi banyak masalah. Saat baru menikah, suami istri telah menyepakati untuk selalu bersatu dan saling mengasihi. Tapi seiring waktu, masalah demi masalah muncul dan mengguncang hubungan suami istri. Mereka mulai ragu dengan masa depan pernikahan mereka. Hubungan suami istri bisa retak karena kondisi keuangan, kehilangan pekerjaan atau kondisi kesehatan pasangan dan anak.

Pasangan suami istri terus bersitegang. Mereka bahkan sudah lupa dengan janji Tuhan atas pernikahan mereka. Akibatnya, mereka berada sama seperti posisi murid-murid ketika kematian Yesus.

Tapi tahukah kamu, kematian Yesus bukanlah akhir dari segala-galanya. Yesus membuktikan bahwa Dia bangkit dan memulihkan segala sesuatu. Artinya, kematian Yesus membawa harapan dan pemulihan yang baru bagi murid-murid.

Begitu juga dengan pernikahanmu. Sangat mungkin bagi Tuhan untuk memakai kesulitan dalam pernikahan untuk tujuan yang lebih indah dan hubungan yang lebih kuat antara suami istri.

Tuhan mau kematianNya di kayu salib membawa pembaharuan yang kekal bagi kehidupan kita. Jadi, jika kamu ingin mengalami kemenangan dalam pernikahanmu, lakukanlah 3 pelajaran pernikahan dari Paskah ini.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami