Bukannya Pemalas, Tetapi Suamimu Memang Butuh Waktu Sendiri. Istri, Mengertilah!

Marriage / 28 March 2019

Kalangan Sendiri

Bukannya Pemalas, Tetapi Suamimu Memang Butuh Waktu Sendiri. Istri, Mengertilah!

Naomii Simbolon Official Writer
3712

Ya, suamimu sangat mencintaimu dan dia ingin bersamamu. Tetapi nggak setiap detik dia selalu bersamamu kan?

Ya, karena pada dasarnya, baik itu cowok maupun cewek butuh waktu khusus untuk dirinya sendiri. Apapun alasannya, mereka perlu diberi kebebasan tanpa terikat dengan istri, pekerjaan rumah, urusan anak, dan lain sebagainya.

Meskipun tampaknya suami kamu mengerjakan semuanya, seperti mengejar deadline pekerjaannya, membantu mengurus anak, meluangkan waktu bertemu orangtuanya, mengajak kamu dan si buah hati liburan dan lain sebagainya, percaya atau nggak, dalam satu titik, suami kamu pasti merindukan waktu sendiri.

"Kadang-kadang aku hanya butuh waktu untuk bernafas, meski sebentar."

Tanpa kamu sadari, kadang kita sering menyedot suami kita melalui rasa emosional. Tidak cukup membantu kita dalam mengurus anak dan rumah, kerap sekali kita mengajaknya bicara mengenai keuangan, ketakutan akan kegagalan, kecemasan kita, berat badan kita, apa pun yang bikin kita stres saat ini.

Ayolah istri, berikan waktu untuk suami kamu bernafas sebentar saja. Bukan semua yang kamu lakukan di atas adalah hal yang buruk, tetapi tidak senantiasa melakukannya kan?

Inilah cara yang sederhana yang bisa kamu lakukan untuk memberikan ruang bernafas pada suami kamu sehingga dia bisa melakukan dekompresi, berpikir jernih dan merindukan kehadiran kamu lagi seperti dulu:

1. Jangan terlalu berharap terlalu tinggi membuat suami kamu lelah. Turunkan harapan kamu.

Setiap istri, tentu saja memiliki harapan ketika mereka sudah menikah.

Harapannya mungkin tinggi dan selama menikah, tak selevelpun mau diturunkannya.

Hey, kamu menikah dengan suami yang adalah manusia bukan Tuhan, dia bisa memiliki kesalahan seperti kamu, dan dia bukan robot, dia perlu diberi makan, dia juga perlu bersantai untuk dirinya sendiri.

Saya tahu, mungkin kamu tidak begitu sadar bahwa selama ini kamu mengharapkan suami kamu seperti Tuhan, karena memang sah-sah saja jika kita mengharapkan seseorang menjadi sosok yang mengisi kita, menenangkan kita dan menghibur kita.

Tetapi, jika kamu terus menerus melimpahkan kebutuhanmu ini kepada suami, maka dia akan membuatmu kecewa setiap saat.

Bukan karena dia sengaja, tetapi karena tidak ada manusia yang sempurna.

Jadi, jangan menjebak dia dalam kegagalan sebagai suami ya. Cobalah kendalikan dirimu sendiri secara emosional, seringlah bertanya pada dirimu. Siapa orang yang paling kamu andalkan? Tuhankah atau suami kamu?

Ketika kamu memandang suami kamu tak lagi seperti Tuhan dan memandang Tuhan sebagai suami rohani kamu, maka kamu akan berkata kepada suamimu, "Aku mencintaimu dan tak akan mengharapkanmu sebagai Tuhan."

"Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, Tuhan semesta alam namaNya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Alah Israel. Ia disebut Allah seluruh bumi." (Yesaya 54:5)

2. Jangan terlalu banyak memberi daftar tugas, ringankan sedikit saja.

Pasti pernah meminta suami kamu melakukan beberapa pekerjaan yang cuma dia yang bisa memperbaikinya kan?

Misalnya, "Saya maukah kamu melakukan ini untuk saya?"

"Tolong dong perbaiki kran cuci piring, lagi rusak."

Atau hal-hal yang seperti menjemput anak-anak, menjemput pesanan dari toko dan lain sebagainya.

Memang sih kebanyakan pria mengharapkannya karena mereka ingin diandalkan, tetapi jangan melulu yang bikin mereka tak bisa bernafas.

Kalau kamu bisa sendiri, kenapa harus menganggu suami yang sedang nonton pertandingan bola kesukaannya?

Yah, berilah waktu untuk dia sendiri. Jangan langsung mengomel ketika dia menikmati waktu istrahat dan bersantai sejenak karena lelah dengan pekerjaannya sementara kran masih bisa diperbaiki besok.

Yakan?

3. Biarkan dia santai sejenak

Kadang-kadang memang menyebelin sih, ketika melihat suami asik nonton TV atau bermain di komputer sementara kita seharian sudah bekerja urusin rumah dan anak sedang menangis.

Rasanya pengen marah dan mengharapkan suami peka dengan kondisi kita terus menerus.

Loh, suami juga lelah Ma. Meski tidak terlihat, tapi pikirannya cukup stres dan pusing karena pekerjaannya dikantor. Atau baru selesai meeting dengan tanggung jawab yang berat dan lain sebagainya.

Biarkan dia bersantai sejenak, biarkan dia menenangkan dan menyegarkan pikirannya dengan nonton atau bermain di komputer. Jangan langsung mengomel. Besok dia akan ke kantor dan melewati hari-hari yang berat dengan tanggung jawab kerjanya.

Saling mengertilah satu sama lain dalam hubungan pernikahan. Ikut sertakan Tuhan agar pernikahan kamu tetap berjalan dengan baik sampai maut memisahkan. Meski tidak mudah, teruslah belajar saling memahami seumur hidup. Jangan lelah!

Sumber : crosswalk | Jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami