Seorang Kristen Iran ditolak saat mengajukan suaka di Inggris, namun yang mengejutkan adalah di surat dari Kementrian Dalam Negeri Inggris tersebut mengutip ayat Alkitab untuk menyatakan bahwa agama Kristen itu agama kekerasan sebagai alasan penolakan tersebut.
Pria itu menulis dalam permintaannya bahwa ia telah memeluk agama Kristen karena itu adalah agama yang damai. Namun, laman Independent melaporkan surat penolakan Kantor Pusat Inggris mengutip beberapa bagian Alkitab, termasuk kitab Wahyu, untuk mengatakan bahwa Alkitab "tidak konsisten" dengan klaimnya.
Pekerja sosial imigrasi yang menangani kasus pria tersebut memposting di Twitter bahwa baru kali ini ia melihat hal seperti ini digunakan untuk menolak suaka.
Pekerja sosial Imigrasi Nathan Stevens menyatakan, "Apa pun pandangan Anda tentang iman, bagaimana bisa seorang pejabat
pemerintahan dapat
secara sewenang-wenang mengambil potongan-potongan ayat dari sebuah kitab
suci dan kemudian menggunakannya untuk menjelekkan alasan tulus seseorang yang mengambil
keputusan pribadi dalam mengikuti agama lain?"
Surat penolakan itu merujuk
ke beberapa bagian Alkitab, termasuk perihal Akhir Zaman, dan menyatakan bahwa,
"Contoh-contoh ini tidak konsisten dengan klaim Anda bahwa Anda masuk
Kristen setelah menemukan ini adalah agama 'damai', sebagai lawan dari Islam
yang mengandung kekerasan, kemarahan dan balas dendam ."
Baca juga:
Jelang Natal, Ratusan Orang Kristen Ditangkap Pemerintah Iran. Ini Sebabnya…
Pertumbuhan Gereja Bawah Tanah di Iran Paling Cepat, Tetapi juga Paling Sering Dipersekusi
Sarah Teather,
direktur Jesuit Refugee Service di Inggris, mengatakan, "Ini adalah contoh
yang sangat keterlaluan dari pendekatan sembrono dan ceroboh dari Kementerian
Dalam Negeri untuk menentukan hidup dan matinya kasus-kasus suaka- mereka
tampaknya bersedia memutarbalikkan segala aspek realitas di untuk menolak
klaim."
"Kasus ini
menunjukkan fakta mengejutkan bahwa Kementerian Dalam Negeri kurang pengetahuan tentang Kekristenan. Tetapi
distorsi logika dan pendekatan sembrono terhadap kehidupan pencari suaka adalah
sifat umum. Di sini di JRS, kami secara rutin menemukan kasus-kasus di mana
suaka telah ditolak dengan alasan palsu. Kasus-kasus ini membutuhkan lebih banyak
pengetahuan hukum untuk dikenali daripada kesalahan mengutip Alkitab yang aneh
ini," lanjutnya.
Kementerian Dalam
Negeri Inggris menanggapi dengan mengatakan bahwa kasus orang Kristen Iran tersebut
tidak mengikuti prosedur yang tepat dan permintaan suaka orang itu sedang
dipertimbangkan kembali.
Meski demikian,
Teather mengatakan ada masalah yang lebih dalam dan mendasar dengan cara
pemerintah memperlakukan para pencari suaka karena alasan agama.
"Ketika hal ini
mendapat perhatian publik, kita perlu mengingat itu mencerminkan masalah
sistematis dan pola pikir yang lebih mendalam tentang ketidakpercayaan yang ada
di dalam Kementerian Dalam Negeri, dan bukan hanya anomali yang dapat
dijelaskan," katanya.
Kristen sendiri adalah
agama minoritas di Iran, dan sering mengalami persekusi. Pada Desember 2018
lalu dilaporkan 114 orang yang baru pindah ke agama Kristen di tangkap oleh
pemerintah Iran. Hingga saat ini diperkirakan ada 350.000 orang Kristen di
Iran, dan jumlahnya terus bertambah dengan meningkatnya yang berpindah agama.
Jadi alasan untuk keluar dari Iran dan
meminta suaka bukanlah sesuatu yang mengada-ada.
Yuk, kita terus berdoa
bagi umat Kristen Iran agar berita Injil terus disebarkan dan mereka tetap kuat
menghadapi berbagai tekanan dan aniaya.