Pernah Kehilangan? Jadikan Yesus Sebagai Fondasi Hidup Kita!
Kalangan Sendiri

Pernah Kehilangan? Jadikan Yesus Sebagai Fondasi Hidup Kita!

Inta Official Writer
      2908

"Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun juga karena takut."

Markus 16:8a

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 86; Roma 14; Ulangan 19-20

Tiga wanita: Maria Magdalena, Maria Ibu Yakobus, juga Salome merupakan mereka yang pertama kali mendapati kalau kubur Yesus telah kosong. Pagi itu, mereka bertanya-tanya tentang siapa yang akan menggulingkan batu di pintu kubur Yesus.

Betapa terkejut mereka saat mendapati batu tersebut telah terbuka, yang tak lama kemudian, mereka menemukan kalau kubur Yesus telah kosong! Di dalam kubur Yesus, mereka menemui malaikat yang berwujud seorang pria muda dengan jubah putih yang duduk di sebelah kanan (Matius 28:2). Kita bisa membayangkan bagaimana terkejutnya para wanita tersebut.

Markus 16:7-8,

"Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu."

Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun juga karena takut.

Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-murid-Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu."

Meski sebelumnya Yesus telah berbicara soal kematian dan kebangkitan-Nya yang akan datang, tidak ada satu pun catatan yang berisikan bahwa kabar ini akan diberitahukan kepada wanita terlebih dahulu.

Mereka telah menyaksikan penyaliban-Nya, menurut Markus 15:40. Dan sekarang mereka telah diberitahu bahwa Yesus telah bangkit dan tidak lagi berada di kubur. Saat itu, para wanita masih dalam kondisi berkabung, takut dan bingung.

Kesedihan semacam ini bisa berbahaya bagi kita. Seringkali kita ingin lari ketika ada hal yang membingungkan, membuat terkejut, bahkan menakutkan, seperti yang dialami oleh ketiga wanita ini.

Kita tidak tahu harus berbuat apa di tengah situasi yang tidak terduga ini. Tidak tahu bagaimana masalah tersebut akan selesai. Kita menyadari betul kalau kehidupan sering membawa kita pada suatu hal yang tidak terduga, termasuk tragedi, kehilangan, kesedihan, merupakan setiap proses yang harus kita alami.

Ayah saya meninggal secara tidak terduga pada saat saya berusia 20 tahun. Saya merasa hancur dan ingin lari dari kondisi tersebut. Saya menyadari kalau batu penjuru kami, fondasi yang ada dalam keluarga kami telah hilang. Ayah selalu sukses membuatku merasa aman, padahal hanya dengan mendengarkan suaranya melalui telepon. Kematian Ayah membuat saya seakan berada dalam mimpi yang buruk.

Ketika mimpi buruk itu memudar, proses kesedihan secara alami terjadi, dan membiarkannya menjadi kenangan yang indah. Saya percaya kalau di surga, di alam yang kekal nanti, saya akan bertemu dengan Ayah. Karena Ayah merupakan salah satu orang yang percaya akan Kristus dengan sangat tulus.

Saya menyadari kalau Ayah yang saya pandang sebagai batu penjuru dan fondasi dalam keluarga kami, bukanlah yang sebenarnya. Fondasi kehidupan kita adalah Kristus. Dia adalah keamanan, dan jarak kita dengan Kristus hanya sejauh doa kita kepadaNya.

Hak Cipta © 2019 Evelyn Wells, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami