Setelah menyebut pendeta-pendeta yang kerap menyampaikan khotbah
tentang teologi kemakmuran sebagai ‘guru-guru palsu’ di sebuah konferensi besar
bertajuk ‘The Send’ pada 23 Februari 2019 lalu. Kini, pendeta Cornerstone
Community Church, Simi Valley, California, Francis Chan mendapat kritikan tajam dari banyak pihak.
Banyak orang yang menyindir ucapan Chan di konferensi
tersebut setelah mendapati dirinya dengan akrab berswa foto bersama dua pengkhotbah
terkenal Benny Hinn dan Todd White. Mereka mempertanyakan alasan kenapa dia harus berswa foto dengan orang-orang yang dikenal dengan ajaran kemakmurannya itu.
Setelah membaca beragam komentar dan kritikan, akhirnya Chan buka suara dan menjelaskan alasan dirinya tampil bersama dengan kedua pengkhotbah itu.
“Dari apa yang aku dengar dari teman dan kritikan (di media sosial),
ada banyak kesimpulan yang bisa ditarik dari keputusanku berbicara di konferensi The Send dan di tempat-tempat lain (tentang teologi kemakmuran),” tulisnya.
Baca Juga :
Penginjil Francis Chan Sebut Gereja-gereja Kristen di Amerika Serikat Bodoh, Ini Alasannya
Francis Chan: Gereja Hari Ini Telah Menyimpang Dari Alkitab
Dia menyampaikan, swa fotonya bersama Hinn dan White diambil karena
keduanya yang meminta untuk foto bersama. Jadi foto itu, sama sekali tak mempengaruhi
pandangannya terkait sikapnya tentang teologi kemakmuran yang belakangan ini begitu getol disuarakannya di hadapan para pemimpin gereja.
Chan menegaskan, khotbah soal kemakmuran adalah ajaran yang
sangat berbahaya. Khotbah yang berbicara soal kemakmuran bertentangan dengan
ajaran dan teladan Yesus dan para rasulnya. Karena ajaran ini menyiratkan bahwa
orang-orang yang mengikut Yesus akan mengalami kesehatan dan menjadi kaya. Selain
itu, teologi ini juga banyak digunakan untuk mendorong orang Kristen memberikan
sumbangan kepada pelayanan tertentu dengan imbalan berkat ilahi yang seharusnya mereka terima.
“Yesus mengajar murid-murid-Nya, ‘Setiap orang yang mau mengikut
Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku (Matius 16:
24)’. Kita tidak dipanggil untuk datang dan menjadi kaya, tetapi sebaliknya panggilan
kita adalah untuk datang dan menderita. Perjanjian Baru banyak berisi ayat-ayat yang menjelaskan tentang penderitaan sebagai pengikut Kristus,” tulisnya.
Dia menilai mereka yang menyebarkan teologi kemakmuran ini hanya akan memberikan harapan palsu kepada orang yang mereka pimpin.
“Para pengkhotbah teologi kemakmuran ini sering menjanjikan kekayaan
yang lebih besar jika pendengar mereka memberi lebih banyak kepada pelayanan mereka. Hal ini tidak pernah dijanjikan dalam Alkitab,” terangnya.
Kendati begitu, Chan mengaku tidak bermaksud menyudutkan para
pendeta tertentu terkait ucapannya. Karena dia hanya bertujuan untuk meluruskan teologi yang salah sesuai dengan ajaran firman Tuhan.
“Aku mau memastikan kalau aku tidak bersalah atas hal ini,” tandasnya.
Ajaran tentang teologi kemakmuran menjadi satu perdebatan di kalangan
orang Kristen yang sampai saat ini belum menemukan kesimpulan yang tepat.
Namun, bukan berarti kita harus membiarkan hal ini jadi celah terjadinya perpecahan
di tubuh gereja.