Mengalami banyak pergumulan dalam hidupnya, Justin meminta para pengikutnya untuk mendoakan dia
melalui foto yang dia unggah di akun Instagramnya. Melihat hal ini beberapa pendeta berkomentar dan menyuarakan dukungan mereka terhadap Justin.
Dalam
Instagramnya, hari Minggu kemarin, penyanyi pop usia 25 tahun ini memposting
fotonya bersama dua orang temannya dengan caption bahwa dia sedang dalam musim kehidupan yang sangat manusiawi dan juga dihadapi oleh semua orang.
"Saya
selalu bangkit kembali jadi saya nggak kuatir untuk membicarakannya dan
meminta kepada kalian semua untuk berdoa untukku. Tuhan itu sangat setia dan doa kalian benar-benar berkuasa. Terimakasih,"tulisnya.
Di bagian
komentarnya, beberapa pendeta pun sangat antusias untuk menyuarakan dukungan
dan kasih mereka untuk Justin Bieber, termasuk pendeta Zole Chad Veach, pendeta
Hillsong NYC yaitu Carl Lentz dan juga pendeta Gereja Voux yaitu Rich Wilkerson Junior.
"Kamu pasti bisa," komentar Lentz
"Aku mengasihimu," tulis Veach
"Kamu yang terbaik. Aku mencintaimu,"tulis Wilkerson,
Justin yang
sudah menikah dengan model Hailey Baldwin pada September lalu ini tampaknya
memiliki hubungan yang sangat dekat dengan ketiga pendetaini bahkan dia sudah
menjadi jemaat tetap di Gereja Hillsong selama beberapa tahun terakhir hingga saat ini.
Dikutip dari
ChristiantPost, baru-baru ini, penyanyi
"Love Yourself" ini sedang menjalani perawatan untuk depresi berat yang dia alami.
Bahkan
sebuah sumber yang dekat dengan Justin mengatakan bahwa penyanyi muda ini
sedang sedih dan merasa lelah. Selain itu, depresi yang dia alami sama sekali nggak ada kaitannya dengan hubungan pernikahannya dengan Hailey.
"Itu
tidak ada hubungannya dengan Hailey, Hailey sangat senang menikah dengan Justin," kata sumber itu.
"Hanya hal lain yang dia sedang perjuangkan secara mental. Dia mendapat dukungan yang baik dari sekitarnya serta menjalani perawatan juga. Yakin, tampaknya dia akan segera lebih baik."
Sumber kedua
juga mengatakan kepada People bahwa ketenaran masa kecilnya sangat berdampak negatif terhadap mentalnya selama bertahun-tahun ini.
"Dia
mulai sebagai remaja Kanada yang manis dan khas. Dia anak yang hebat, jujur,
super manis dan sangat sopan serta baik kepada semua orang disekitarnya.
Menjadi terkenal dan tenar membuat dia berubah. Dia memiliki akses ke apa pun,
segala sesuatu dan dikelilingi oleh banyak orang. Dia menjadi emosional dan
banyak berjuang mengikuti jalan ketenarannya. Setiap gerakannya diintai oleh
penggemarnya, kamera ada di wajahnya. Semua itu memicu dia dan merasa semua orang keluar hanya untuk menemuinya," beberkan sumber tersebut.
Justin sudah
berjuang dengan depresinya bahkan mengakui kepada Vogue bahwa sebelumnya dia candu terhadap seks dan narkoba.
Justin itu
mengatakan kepada majalah itu bahwa dia memiliki masalah dimana dia merasa sah-sah saja melakukan seks bebas.
"Hari
semakin gelap. Saya ingat, dimana ada saatnya ketika asisten saya datang larut
malam dan memeriksa denyut nadi saya dan memastikan apa saya masih bernafas," aku Justin.
Setelah
menghabiskan waktu dengan mengikuti retret di New Jersey bersama Lentz,
penyanyi itu kembali berkomitmen atas iman Kekristenannya, dan bersumpah untuk tidak melakukan hubungan seks lagi.
"Tuhan
tidak meminta kita untuk tidak melakukan hubungan seks karena Dia menginginkan
sebuah aturan. Dia seperti mencoba melindungiku dari luka dan rasa sakit," kata Justin kepada Vogue.
"Saya
pikir, seks menyebabkan banyak rasa sakit. Terkadang orang yang melakukan
hubungan seks adalah orang yang merasa tak cukup baik. Mereka hanya kurang
memiliki harga diri. Wanita melakukan itu, pria pun melakukan itu," tambahnya.
Dengan tidak
melakukan hubungan seks, Justin mengaku bahwa dia merasa lebih dekat dengan Tuhan.
"Saya ingin
mendedikasikan kembali diri saya kepada Tuhan dengan cara itu karena saya
benar-benar merasa ingin lebih baik demi kondisi jiwa saya. Dan sebagai
hasilnya. saya percaya bahwa Tuhan memberkati saya dengan Hailey. Kamu akan
mendapat upah atas sebuah perilaku yang baik,"Justin bersaksi.