Rantai yang Menghantar Nico Bertemu dengan Yesus
Kalangan Sendiri

Rantai yang Menghantar Nico Bertemu dengan Yesus

Lori Official Writer
      3712

Markus 5: 19

"Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!"


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 64; Markus 8; Bilangan 11-12

Nico memasuki pemakaman di malam hari. Satu-satunya penerangan yang ada di sana hanyalah lampu depan pemakaman. Waktu dia membuka gerbang, rantainya terputus.

“Ah! Ini hari pertamaku di tempat kerja dan aku harus menjelaskan ini?” gerutunya.

Nico pun duduk. Dia menggulung rantai di antara telapak tangannya, sembari membayangkan atasannya mendapati dia. Bukankah itu masalah? Hal ini akan membuktikan kalau dia tak mampu mempertahankan pekerjaan itu. Secara emosional, dia merasa sedingin rantai putus itu. Apa yang harus dia lakukan sekarang, apakah harus berjaga di dalam pemakaman?

Dia memikirkan pilihan yang dibuatnya dalam hidup. Satu tegukan mengarah pada satu botol kosong; satu hubungan yang memanas membuatnya jadi posesif; satu penggabungan membawanya pada narkoba dan penjara berikutnya. Kesenangan yang dia rasakan dalam kegiatan ini berubah menjadi rantai. Dan sekarang rantai yang seharusnya memberinya kesempatan di awal yang baru telah hancur.

“Ya Tuhan, kalau Engkau di sana, bebaskanlah aku!” ucapnya sembari melepaskan tautan rantai. “Kalau saja semudah ini,” katanya sembari memperhatikan pelepasan yang dia rasakan saat bagian yang berat itu berdenting di trotoar.

"Bukankah kamu seharusnya berjalan?”

"Apppp…!” ucapnya.

"Aku bilang…”

"Apa urusanmu?” kata Nico meluruskan seragamnya.

"Panggil cadangan di walkie-talkie.”

Lalu Nico mengudara, “Boss-man, cepatlah!”

“Dengar gema? Ini aku, Mike.” Lalu seorang sosok yang tampak tua berjanggut datang menghampirinya.

"Apa yang kamu lakukan di sini?” tanyanya.

“Aku mempekerjakan orang yang tidak ujung gigi. Jadi, kenapa kamu duduk?”

"Rantai di gerbang rusak, jadi kebakaran jenggot. Aku sudah terlambat…”

“Aku mematahkan rantai itu sebagai ujian. Aku menunggu panggilanmu.” kata pria itu.

Nico pun hanya menatap dengan kosong.

"Nico, aku mendengar doamu…”

"Aku tidak berdoa,” sahut Nico.

"Kamu meminta Tuhan untuk membebaskanmu. Apa masalahmu, nak?”

Nico pun mencurahkan semua masalahnya kepada lelaki tua itu. Entah bagaimana rasanya melakukan hal itu membuat bebannya terlepas. Nico pun menyeka air matanya, “Aku tidak pernah menangis!”

“Tapi malam ini” kata Mike. “Kamu sudah berdoa dan menangis. Biarkan aku bercerita sebuah kisah. Yesus bertemu dengan seorang pria yang tertekan sehingga dia berubah jadi sosok yang kasar.“ Mike mengambil sebuah Alkitab dari sakunya. “Arahkan lampu kepalamu ke sini…”

“Dikatakan di sini, laki-laki yang tinggal di antara makam-makam itu (Markus 5: 3a). Warga kota membelenggu dia, tetapi dia terus menerus memutuskan rantai. Sama seperti rantai yang berantakan di tanganmu, belenggu itu tidak memberikan perlawanan,” kata Mike.

“Lalu di sini (sambil mengarahkan jemarinya), ‘Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya..’ (Markus 5: 6a). Kamu tahu apalagi yang dia lakukan? Dia menyuruh Yesus pergi.”

"Sama seperti aku…”

“Persis. Pria ini diganggu oleh 6000 roh jahat, jadi aku kira dia membuat pilihan yang lebih disesalkan daripada yang kamu alami. Penting untuk tahu nasibnya. Menurut kamu apa yang Yesus lakukan kepada dia?”

"Mengirimnya ke neraka?”

"Bahkan tidak sama sekali. Yesus membebaskannya.”

“Membebaskannya?” ucap Nico sembari menggulung rantai yang ada di tangannya.

"Itu luar biasa!”

“Yesus mengirim roh-roh jahat ke dalam kawanan babi yang berlarian menuruni bukit dan tenggelam di lautan. Sementara itu, Yesus memulihkan pria itu dan berkata, "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" (Markus 5: 19)

“Aku berharap Yesus bisa mengasihiku pria sepertiku,” kata Nico..

“Sudah Nico. Dia menjawab doamu untuk awal yang baru. Ayo berdoa.”

Lalu pria itu membungkuk.

Ketika Sang Anak datang, seorang pria baru lahir yang tak lagi dirantai oleh penyesalan masa lalu. Tiga hati menyatu menjadi rantai kasih yang tak terpatahkan – Nico, Mike dan Yesus.

 

 

Hak cipta Diane Virginia, digunakan dengan ijin.

Ikuti Kami